Harga penulis berupa vote serta comment.
Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥
12. Status Baru
Waktu telah berlalu begitu cepat, hingga tanpa terasa hari sudah Senin saja. Dimana Quinnsha dan Badai harus kembali bersekolah.
"Badai bangun, subuh dulu sana" ucap Quinnsha membangunkan Badai yang masih tertidur di kasur.
"Eungh" lenguh Badai meregangkan kedua tangannya. "Morning kiss sayang" ucap Badai merengek dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Sana wudhu Badai" ucap Quinnsha mengabaikan rengekan Badai dan menarik tangan sang suami agar terbangun.
"Kiss dulu sayannnggg" rengek Badai.
Cup...
Quinnsha memberikan satu kecupan di kening Badai. "Udah tuh, sana wudhu" ucap Quinnsha kembali menarik tangan Badai.
"Ahhh... bukan di kening sayang. Di sini" rengek Badai dengan menunjuk bibirnya.
"Gak ya Badai" ucap Quinnsha menolak.
"Ya udah kalau gak mau, aku gak bakal mau sekolah" ucap Badai merajuk dengan menarik selimut menutupi tubuhnya.
"Gak usah kek anak kecil ya Badai" ucap Quinnsha mengomel.
"Ish kamu, suaminya ngambek bukannya dibujuk malah diomelin" ucap Badai kesal.
"Ingat Badai, saya gak cinta sama kamu" ujar Quinnsha. "Ya udah kalo kamu gak mau saya juga gak peduli" lanjutnya berjalan keluar meninggalkan Badai.
"Ish untung sayang" ucap Badai kesal, lalu ia berjalan menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Setelah selesai, Badai pun langsung mengerjakan kewajiban sebagai umat muslim.
★★★★★
"Pagi Buk" sapa Badai berjalan menuju ke ruang makan sambil tersenyum. Dapat Ia lihat Quinnsha sedang menata makanan di atas meja makan.
"Pagi" jawab Quinnsha singkat. Ia melihat sang suami duduk di kursi makan bagian kepala dengan pakaian sekolah yang melekat ditubuh atletisnya.
"Kamu bisa gak sih pakai baju tuh yang rapi?" ucap Quinnsha melihat pakaian Badai yang tidak ada rapinya.
"Udah biasa Buk saya seperti ini" jawab Badai. Ia harap sang istri merapikan seragam yang dikenakannya.
"Terserah kamu" ucap Quinnsha menduduki kursi dan memakan sarapannya.
Namun harapan Badai hanya sebatas angan-angan saja. Nyatanya Quinnsha tak peduli dengan penampilannya yang berantakan.
"Aku gak diambilkan makanan Sha?" tanya Badai melihat sang istri yang sibuk dengan sarapannya sendiri.
"Kamu punya tangankan? gak usah manja" ucap Quinnsha menatap Badai sekilas, lalu melanjutkan makannya.
"Ya punya sih. Tapikan tugas seorang istri kan melayani suaminya" ucap Badai lesu.
"Saya disini istri kamu, bukan pembantu kamu" ucap Quinnsha sedikit membanting sendok.
KAMU SEDANG MEMBACA
01. My Husband Is a Student [END]
Teen FictionFOLLOW DAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA‼️ ★Alghifhari The Series★ ★★★★ Gini nih rasanya nikah sama murid sendiri. Senang, bahagia, malu semua campur aduk. Itulah yang dirasakan seorang guru matematika di salah satu sekolah menengah atas. Berawal dari...