08

4.3K 125 2
                                    

Harga penulis berupa vote serta comment.
Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥

08. Kecelakaan











"Saya minta maaf pak" ucap Ayah Edgar tak enak hati.

"Maaf untuk apa ya pak?" tanya Papa Aby mengerutkan dahinya menandakan kebingungan.

"Untuk pertanyaan Quinnsha tadi pak" jawab Ayah Edgar. "Quinnsha tidak tau soal mamanya nak Badai pak" lanjutnya meminta maaf.

"Oh, tidak apa-apa kok pak Edgar" ucap Papa Aby. "Jadi apakah kalian setuju putra saya menikahi putri kalian?" lanjutnya bertanya.

"Mohon maaf pak sebelumnya. Bukan maksud saya merendahkan bapak atau apa ya pak, bukan" ucap Bunda Mita. "Saya cuma mau tanya. jika nanti nak Badai nikah dengan anak kami, apakah nak Badai bisa memberikan nafkah?" tanyanya

"Kalau soal itu, ibu tidak perlu khawatir. Walaupun putra saya masih bersekolah, Ia sudah memiliki sebuah restoran buk. Dan juga Badai sendiri yang mengurus sekolah tempat ia bersekolah buk" ucap Papa Aby memberi tau tentang usaha yang dimiliki oleh Badai.

"Oh, jadi kepala yayasan SMA Badai Bangsa itu Badai sendiri pak?" tanya Ayah Edgar terkejut. Ia dan istri langsung saling tatap-tatapan.

"Betul sekali pak" jawab Papa Aby. "Jadi apakah bapak dan ibu merestui pernikahan ini?" lanjutnya bertanya.

"Kalau saya serahkan semua ke anak saya saja pak, jika Quinnsha menerima kami setuju" jawab Bunda Mita.

"Saya sih setuju saja pak" jawab Ayah Edgar.











★★★★★

"Silahkan masuk buk" ucap Badai membukakan pintu mobil samping kemudi sambil tersenyum.

"Ini mobil siapa?" bukannya masuk Quinnsha justru bertanya.

"Ini salah satu mobil saya buk" jawab Badai masih mengembangkan senyuman.

"Kamu bisa nyetir?" tanya Quinnsha lagi.

"Kalau saya tidak bisa nyetir, gak mungkin saya punya mobil buk" ucap Badai menjawab. "Udah buk masuk" lanjutnya mempersilahkan Quinnsha untuk masuk.

Setelah memastikan Quinnsha duduk di dalam mobil dengan nyaman, ia langsung memutari mobil lalu masuk ke dalam dan duduk di bagian kemudi. Badai pun melajukan mobil meninggalkan halaman rumah.

Hening. Itulah suasana di dalam mobil saat ini. Tidak ada yang membuka suara sama sekali, Quinnsha yang sibuk dengan pikirannya. Sedangkan Badai yang fokus menyetir mobil.

"Kita ke taman saja ya buk" ucap Badai memecah keheningan.

"Terserah kamu saja" jawab Quinnsha tanpa menatap Badai.

"Ya sudah kita ke taman" putus Badai, lalu ia melajukan mobil membelah jalanan menuju taman terdekat.

Setelah beberapa menit menempuh jalanan akhirnya Badai menghentikan laju mobilnya di depan taman.

"Kita sudah sampai buk" ucap Badai, lalu ia turun dari mobil dan sedikit berlari memutari mobil. "Silahkan buk" ucapnya membuka pintu mobil bagian samping kemudi sambil tersenyum.

Sedangkan Quinnsha merasa di ratukan oleh Badai sang murid. "Terima kasih" jawab Quinnsha turun dari mobil.

"Mari buk kita jalan" ujar Badai sambil mengulurkan tangan ke arah Quinnsha.

01. My Husband Is a Student [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang