44

1.8K 36 3
                                    

Harga penulis berupa vote serta comment.

Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥


44. Libur








"Mas raport kamu mana? sini biar aku lihat nilai kamu" tanya Quinnsha menduduki kasur.

"Di tas Sayang" jawab Badai tanpa menoleh karena ia masih sibuk dengan Kaysha.

Quinnsha mengangguk dan mengambil tas sekolah sang suami serta mengambil raport Badai.

"Gimana nilai aku sayang? naikkan nilai aku?" tanya Badai tanpa menoleh.

"Cuma naik dikit, palingan cuma sepuluh" balas Quinnsha menatap serius raport Badai. Saat ini ia duduk di kursi belajar sang suami.

"Tetap aja naik sayang, jadi aku mau minta hadiah dari kamu" pinta Badai dengan mendudukkan dirinya dengan Kaysha berada digendongannya.

"Ya udah kamu mau hadiah apa Mas?" tanya Quinnsha menatap Badai.

"Jatah" jawab Badai cepat dengan senyum lebar.

"Ck udah aku duga kamu minta itu" decak Quinnsha mengembalikan raport Badai. "Ada anak-anak, mau kamu ke manakan mereka?" tanyanya Menghampiri sang suami.

"Titip ke bunda" jawab Badai cepat.

"Besok?" tanya Quinnsha lagi.

"Sekarang aja kita antar mereka" balas Badai mengecup pipi Kaysha yang sudah tertidur di gendongannya.

"Terserah kamu" jawab Quinnsha malas.

"Assalamualaikum"

"Eh? siapa itu sayang?" tanya Badai mendengar seorang yang mengucapkan salam.

"Gak tau Mas, aku lihat dulu" jawab Quinnsha keluar kamar.

"Bentar ya nak, papa keluar bentar" ucap Badai meletakkan Kaysha di kasur dengan perlahan.

"Kita mau bawa anak-anak ke Surabaya Quin" ucap seseorang yang berbicara dengan Quinnsha di ruang tamu.

Badai yang mendengar suara yang tak asing di telinganya, langsung berjalan cepat ke ruang tamu. "Boleh banget Bun" ucapnya cepat. Ternyata orang yang berbicara dengan Quinnsha adalah Bunda Mita dan Ayah Edgar.

"Emang kamu dengar Bunda ngomong apa?" tanya Quinnsha menatap Badai yang berdiri di sampingnya.

"Dengar, Bunda ngomong mau bawa anak-anak ke Surabaya" jawab Badai mendudukkan dirinya di sofa sebelah sang istri. "Boleh Bun, Bunda boleh bawa anak-anak ke mana pun Bunda mau pergi" lanjutnya berucap dengan Bunda Mita.

"Sekarang mereka di mana?" tanya Bunda Mita.

"Ada di kamar Bun" jawab Badai berdiri. "Aku ambilkan ya Bun" lanjutnya berjalan ke kamar.

"Kok Badai semangat banget anak-anak mau kami bawa?" tanya Ayah Edgar menatap sang mantu.

"Mau dapat jatah. Mas Badai berhasil naikin nilainya, aku udah janjiin buat ngasih hadiah, jadi dia minta hadiah jatah" jelas Quinnsha malas. "Tadinya kami mau antar anak-anak ke rumah Ayah dan Bunda, tapi Ayah dan Bunda datang makanya dia semangat banget gitu" lanjutnya menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa.

"Oh gitu, pantas. Anak muda emang gitu, semangat gairahnya tinggi" ucap bunda Mita mengangguk mengerti.

"Itu Nenek sama Kakek sayang" ucap Badai yang datang dengan mendorong stroller bayi berisi ke empat anaknya.

01. My Husband Is a Student [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang