Harga penulis berupa vote serta comment.
Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥️
39. Diajak Ikut Olimpiade
"Bangsat, apa-apaan ini!" umpat Badai membaca pesan dari salah satu guru disekolah nya.
"Mana mau gue ikut beginian" ucap Badai yang diri dari kursinya yang berada di dalam kelas.
"Mau ke mana Lo?" tanya El yang duduk disamping Badai.
"Ada urusan" jawab Badai.
"Ikut dong" pinta El ikut berdiri.
"Gak bisa, urusan pribadi" tolak Badai menahan El dan berjalan keluar kelas.
Saat Badai sampai di depan kelas, ia langsung dicegah oleh guru yang mengirimnya pesan tadi.
"kebetulan sekali Badai, saya mau bicara sama kamu tentang pesan tadi" ucap guru itu yang bernama Kenny. Pak Kenny merupakan guru bidang studi matematika.
"Saya gak mau ikut Pak!" tolak Badai dengan tegas.
"Tapi cuma kamu yang bisa ikut kompetisi ini" balas pak Kenny. "Saya mohon kamu ikut olimpiade ini ya Badai" lanjutnya memohon.
"Saya tidak mau ikut olimpiade matematika Pak Kenny!!" bentak Badai dan langsung berlalu pergi.
Teriakan Badai membuat seisi kelas XII IPA 12 shock. Secara mengingat Badai yang tak pernah belajar dan memiliki nilai rendah di semua akademik, lalu mengapa pak Kenny mengajaknya mengikuti olimpiade?
Badai langsung masuk ke dalam ruang kepala yayasan tanpa memperdulikan sekitar. Ia langsung duduk di kursi kebesarannya dan menelpon seseorang.
"Keruangan saya sekarang!" pinta Badai tegas pada orang yang berada di sambungan telepon.
"Baik Pak" jawab orang itu.
Setelah mendapat jawaban, Badai langsung mematikan telponnya.
Tok-tok
"Masuk" jawab Badai ketika mendengar suara ketukan pintu.
"Permisi Pak" ucap orang yang Badai telpon tadi.
"Silahkan duduk" balas Badai.
"Terima kasih pak" ucap orang itu dan duduk di kursi depan Badai yang berbatasan dengan meja kebersaran.
"Ada apa bapak memanggil saya?" tanya orang itu takut-takut karena melihat rahang Badai yang mengeras.
"Anda masih tanya ada apa?!" bentak Badai menggebrak meja.
BRAKK
"Mohon maaf pak" ucap orang itu menundukkan kepalanya takut.
"Saya tidak perlu maaf Anda bapak Marvis yang terhormat!" sentak Badai menyebut nama orang itu yang tak lain adalah pak Marvis selaku kepala sekolah.
"Saya tanya dengan Anda mengapa saya diikut sertakan dalam olimpiade tahun ini?!" tanya Badai mengepalkan tangannya.
"Mohon maaf pak sebelumnya, saya kira bapak akan setuju dengan bapak ikut serta dalam olimpiade ini" jawab pak Marvis.
Brakk
Lagi, Badai menggebrak meja dengan keras, ia berdiri dan menghampiri pak Marvis.
"Anda mikir tidak?! kalau saya ikut olimpiade, lalu bagaimana saya bisa menghadiri olimpiade itu sebagai pemilik yayasan hah?!" hardik Badai mencengkram kerah baju pak Marvis dengan wajah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
01. My Husband Is a Student [END]
Teen FictionFOLLOW DAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA‼️ ★Alghifhari The Series★ ★★★★ Gini nih rasanya nikah sama murid sendiri. Senang, bahagia, malu semua campur aduk. Itulah yang dirasakan seorang guru matematika di salah satu sekolah menengah atas. Berawal dari...