33

2.2K 37 2
                                    

Harga penulis berupa vote serta comment.

Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥


33. Sembunyi








Akibat omongannya, Badai mendapatkan tamparan keras dari sang istri. Bukan hanya itu saja Quinnsha mendiaminya hingga 5 jam lamanya.

Badai mengerucutkan bibirnya menatap Quinnsha yang sedang menyusui buat hatinya, dengan tersenyum senang. Saat ini Quinnsha sudah dipindahkan ke ruang rawat, dengan duduk di brankar ia memberikan asi eksklusif untuk anak-anaknya.

"Sha.." rengek Badai menarik-narik lengan Quinnsha.

"CK!" decak Quinnsha menepis tangan Badai.

"Kamu kenapa sih Badai, dari tadi ngerengek terus?" tanya Ayah Edgar yang berdiri di samping kiri brankar Quinnsha.

"Quinnsha Yah diamin aku dari tadi, udah lima jam" adu Badai dengan menunjukkan kelima jarinya dan tak lupa juga bibirnya yang maju beberapa sentimeter ke depan.

"Emang apa masalahnya?" tanya Ayah Edgar lagi dengan mengelus bayi ketiga Badai dan Quinnsha yang berada digendongannya sedari tadi.

Badai diam, tidak mungkin ia mengatakan penyebab Quinnsha mendiaminya. "Em.. anu Yah" gugupnya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Apa?"

"Dia ngomong dada aku makin besar!" Bukan Badai yang menjawab pertanyaan Ayah Edgar melainkan Quinnsha, ia melirik tajam Badai yang sudah menunduk dengan merutuki mulut sang istri yang asal ceplos.

"Oh, kalau gitu diamin aja sampai sebulan. Kalau bisa gak usah kasih jatah sampai setahun!" lontar Ayah Edgar mengompori Quinnsha dan menggoda Badai.

"Yah!" protes Badai merengek.

Kelakar tawa Ayah Edgar langsung terdengar, ia tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah Badai yang memelas.

"Udah apa sih Ayah ini, malah godain mantunya" tegur Bunda Mita menghampiri suami dan anak-mantunya dengan menggendong cucu keempatnya. "Ini nak, kasih susu" pintanya memberikan cucunya kepada mama dari bayi tersebut.

"Iya Bun" jawab Quinnsha memberikan bayi yang digendongnya kepada Badai lalu mengambil bayi yang digendong Bunda Mita.

"Kamu udah ada nama buat anak-anak kamu, nak?" tanya Bunda Mita menatap Badai dan mengelus rambutnya.

"Udah" jawab Badai singkat.

"Apa?" tanya semua orang menatap Badai.

"Rahasia" jawab Badai yang langsung mendapatkan pelototan mata dari orang yang ada di ruang rawat tersebut.

"Main rahasia-rahasia sekarang?!" tanya Quinnsha geram dengan mengambil ancang-ancang untuk mencubit sang suami.

"Eh, gak hehe" cengengesan Badai menggaruk kepalanya. "Namanya..." ucapnya menggantung.

"Siapa Badai!" sentak Ayah Edgar yang tidak sabaran.

"Kepo?" canda Badai tersenyum menaik-turunkan alisnya. "Iya-iya!" serunya saat pinggangnya benar-benar dicubit oleh istri tersayangnya.

"Yang pertama aw, Kaysha Alghifhari. Shh, yang kedua Daysha Alghifhari. Yang ketiga Gasha Alghifhari" ucap Badai diiringi dengan ringisan karena Quinnsha mencubit perutnya.

"Yang keempat, nak?" tanya Bunda Mita.

"Yasha Alghifhari" jawab Badai tersenyum manis. "Cantik 'kan? gue gitu loh yang ngasih" tanyanya lalu menyombongkan dirinya sendiri dengan menepuk-nepuk dadanya.

01. My Husband Is a Student [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang