35

2.1K 45 2
                                    

Harga penulis berupa vote serta comment.

Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥

35. Ngurus Dedek Four Twins










"Kita sudah sampai tuan muda" ucap supir pribadi Papa Aby yang membawa Badai dan Banjir pulang ke rumah Badai, setelah ia menghentikan mobilnya di halaman rumah.

"Baik pak, terima kasih" ucap Badai tersenyum, lalu ia menatap Banjir yang duduk di sampingnya, sedang tertidur.

Badai tersenyum melihatnya. Dengan segera ia menggendong Banjir keluar mobil.

"Terima kasih sekali lagi pak" ucap Badai tersenyum pada supir pribadi Papa Aby.

"Sama-sama Mas" balas sang supir ikut tersenyum.

Badai langsung berjalan menuju pintu rumah dan membukanya.

"Bagus bar-" ucapan Quinnsha terhenti karena mulutnya langsung dibekap oleh sang suami.

"Jangan teriak dulu Sha, Banjir tidur" ucap Badai berbisik dan melepaskan tangannya yang membekap mulut Quinnsha.

"Ngapain kamu bawa adek kamu kerumah Mas?" tanya Quinnsha berbisik.

"Nanti aku jawab Sha, sekarang aku bawa adek ke kamar dulu" balas Badai tersenyum lalu ia melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju salah satu kamar, guna meletakkan sang adik, agar tidur dengan nyaman.

"Ngapain kamu bawa Banjir mas?" tanya Quinnsha ketika Badai keluar kamar.

"Tadinya mau aku tinggal di rumah Papa Aby aja, tapi adek nangis gak mau ditinggal. Jadi yaudah aku ajak aja dia kesini sekalian main sama anak-anak" jelas Badai.

"Main gimana Mas? ini udah malam" ucap Quinnsha.

"Ya gak tau, mungkin besok kan bisa Sha" ucap Badai menggaruk tengkuknya.

"Terserah kamu aja" balas Quinnsha berjalan memasuki kamarnya dan menutup pintunya, dengan Badai yang langsung mengikuti sang istri masuk kamar.

"Sayang aku mandi dulu ya" ucap Badai meletakkan tasnya di meja belajar.

"Terserah" balas Quinnsha ketus, ia masih kesal dengan sang suami yang pulang terlambat.

Badai langsung masuk kamar mandi guna membersihkan dirinya. Quinnsha melihat Badai yang masuk kamar mandi, langsung mengambil tas sekolah sang suami dan mengambil raport. Mata Quinnsha membulat ketika melihat nilai sang suami, Ia menghela nafasnya.

"Sayang baju aku mana?" tanya Badai yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggang memperlihatkan tubuh atletisnya.

"Di lemari" jawab Quinnsha ketus tanpa menatap sang suami.

Badai hanya bisa tersenyum mendengar jawaban Quinnsha yang marah terhadapnya. Ia langsung mengambil pakaian di dalam lemari.

01. My Husband Is a Student [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang