43

1.6K 34 2
                                    

Harga penulis berupa vote serta comment.

Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥

43. Pembagian Raport 2












Minggu, Hari, jam, menit, sampai detik berganti dengan cepat. Hingga tak terasa waktu pembagian raport pun tiba. Mentari yang bersinar terang menjadi awal di mana Badai dan Quinnsha memulai hari mereka. Banyak masalah yang telah mereka lalui bersama.

Dengan senang hati, Badai melangkahkan kakinya menelusuri koridor sekolah menuju kelas. Bagaimana Badai tidak senang, alasannya adalah ia akan mendapatkan hadiah dari sang istri jika ia mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari semester kemarin.

"Hai bro" sapa Badai merangkul pundak El saat ia mendapati sang sahabat yang berjalan lesu. "Ada apa Lo?" tanyanya melihat sang sahabat yang menekuk wajahnya.

"Gue takut nilai gue jelek lagi semester ini, gue bakal ke luar kota buat ngelanjutin studi gue" lirih El menatap Badai dengan mata berkaca-kaca.

"Eh anjir muka lo kok jelek banget?" ejek Badai tertawa keras.

"Bangsat lo! gue serius!" protes El mendorong pundak Badai.

"Serius?" tanya Badai yang langsung menghentikan tawanya ketika melihat ekspresi El yang serius.

"Serius lah, ngapain juga gue bohong soal beginian sama Lo" ucap El Menghapus air matanya yang luruh.

"Lo ke luar kota mana?" tanya Badai.

"Ke Semarang. Bokap gue mau gue lanjutin kuliah gue di sana, sekalian ngurus usahanya di sana" beber El memberi tau.

"Gak apa-apa kok, Lo lanjutin studi di sana. Ini juga demi masa depan Lo" saran Badai menepuk pundak sang sahabat.

"Tapi Bad, gue gak mau jauh dari Lo" tangis El memeluk Badai dengan bahu bergetar.

Badai meringis mendapatkan ia dan El menjadi pusat perhatian semua siswa-siswi. "Lo gak tau kita jadi tontonan?" tanya Badai menepuk pundak El.

"Gue tau, makanya gue peluk Lo. Gue malu" rengek El menghentakkan kakinya kelantai.

"Makanya Lo gak usah melow gini" ucap Badai mengurai pelukan El. Namun, El malah mengeratkan pelukannya.

"Bawa gue pergi dari sini, Bad" desak El menduselkan wajahnya leher Badai.

Badai hanya bisa pasrah, ia langsung berjalan menuju kelas mereka dengan El yang melingkarkan kakinya pinggang Badai.










★★★★★

"Selamat pagi Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu" salam Pak Dirga membuka acara pembagian Raport pada kelas XII IPA 12.

"Pagi Pak" jawab para orang tua murid serentak.

"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih karena Bapak dan Ibu sudah bersedia hadir dalam acara pembagian raport siswa-siswi" tutur Pak Dirga tersenyum ramah. "langsung saja kita mulai pembagian raport ya Pak, Buk" lanjutnya menduduki kursinya.

"Alghifhari Badaindra" panggil Pak Dirga.

Papa Aby yang sedang duduk bersebelahan dengan orang tua El pun langsung maju dan duduk di kursi depan Pak Dirga. "Iya Pak" ucapnya merapikan jas kerjanya.

01. My Husband Is a Student [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang