16

3.9K 102 16
                                    

Harga penulis berupa vote serta comment.

Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥

16. Sayang?



"Matematika tidak menambah cinta atau mengurangi kebencian, tetapi matematika memberi kita harapan bahwa semua situasi ada solusinya"
Alghifhari Badaindra

"Buk" panggil Pak Alex mencegah Quinnsha yang hendak keluar dari kantor guru.

"Iya Pak, ada apa ya?" tanya Quinnsha berhenti.

"Saya mau bicara sama Ibu" ucap Pak Alex.

"Bicara apa ya Pak?" tanya Quinnsha lagi.

"Gak di sini Buk" balas Pak Alex. "Di taman belakang sekolah aja Buk" lanjutnya menarik tangan Quinnsha.

"Maaf Pak, bukan muhrim, saya mau ngajar" ucap Quinnsha menarik tangannya.

"Ini penting Buk" ucap Pak Alex memaksa.

"Saya gak ada waktu" balas Quinnsha. Ia merasa kalau guru dihadapannya ini akan berbuat macam-macam.

"Ayo Buk" ujar Pak Alex menarik paksa tangan Quinnsha meninggalkan kantor guru.

"Lepas Pak" sentak Quinnsha menghempaskan tangannya. "Bapak jangan berbuat kurang ajar sama saya ya" lanjutnya sedikit takut dengan pria dihadapannya ini.

"Saya gak akan berbuat kurang ajar sama Ibu kok. Jadi Ibu gak usah takut" ucap Pak Alex melihat Quinnsha yang tampak ketakutan.

"Gimana saya gak takut, Bapak maksa saya buat ikut" balas Quinnsha menundukkan langkahnya.

"Saya gak maksa kok Buk" ujar Pak Alex menatap Quinnsha. "Tapi Ibu ikut sama saya, sebentar saja" lanjutnya berucap.

"Udah saya bilang dari tadi, saya sibuk mau ngajar" bantah Quinnsha menolak ajakan Pak Alex.

"Ikut Buk" ucap Pak Alex kembali menarik tangan Quinnsha.

"Lepas!!" sentak Quinnsha. "Saya bisa teriak ya Pak" ancam Quinnsha berlanjut menarik tangannya dari genggaman Pak Alex.

"Saya gak peduli" ucap Pak Alex tetap menarik tangan Quinnsha, ia terus berjalan menggeret Quinnsha ke taman sekolah.

Sedangkan Quinnsha terus memberontak, namun tenaganya tak bisa untuk melawan Pak Alex. Akhirnya ia pasrah mengikuti langkah Pak Alex menuju taman belakang sekolah.

Namun sampai di lapangan upacara, Quinnsha melihat Badai yang masih di hukum, dan tatapan keduanya bertemu. Badai menatap Quinnsha dengan tatapan antara bingung dan marah sedangkan, Quinnsha memberi tatapan meminta tolong.

Langkah Pak Alex terus berlanjut hingga melewati lapangan upacara dan menghilang di balik tembok kelas.










★★★★★

Ting...

Badai merasakan getaran pada saku celana abu-abunya yang berasal dari handphone miliknya. Saat ini ia sedang berdiri di lapangan upacara karena mendapat hukuman.

Dengan cepat Badai mengambil handphone dan mengecek pesan yang masuk, dan ternyata pesan dari sang istri.

Sayang😗😙😚😘❤️❤️❤️
Terakhir dilihat 07.51

01. My Husband Is a Student [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang