42

1.6K 34 2
                                    

Harga penulis berupa vote serta comment.

Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥


42. Dipecat












Ini cerita sebelum Badai menyelamatkan Quinnsha yang mau diperkosa Pak Alex ya.

Saat ini Badai baru saja keluar dari kelasnya, ia berjalan beriringan dengan sahabatnya. Namu saat ditengah jalan, Badai menatap Quinnsha yang sedang berjalan bersama Pak Alex.

"Eh-eh itu Buk Quinnsha sama pak Alex mau ngapain, Bad?" tanya El yang juga melihat Quinnsha sembari menunjuk kearah sang guru.

"Mana gue tau" jawab Badai ketus, berbeda dengan hatinya yang terus bertanya mengapa Quinnsha mau jalan bareng dengan orang yang sudah jelas-jelas ingin menghancurkan rumah tangganya?

"Ck-ck gue gak nyangka, guru Solehah, berhijab, udah nikah lagi, mau jalan sama yang bukan muhrimnya" decak El menggelengkan kepalanya. "Kantin yok Bad" ajaknya mengabaikan gurunya.

Badai hanya menjawab dengan anggukan kepala saja, pikirannya bercabang, memikirkan keadaan Quinnsha.

Sesampainya di kantin, El langsung ngacir ke stand makanan karena perutnya sudah berisik meminta makan. Sedangkan Badai, ia duduk di dekat stand makanan.

Badai mengambil handphonenya dan mencoba menghubungi sang istri namun, hanya suara operator saja yang menjawab panggilannya. Membuat Badai menghembuskan nafas gusar.

"Ini Lo makan dulu, udah gue pesankan" ucap El menyodorkan sepiring nasi goreng kehadapan Badai.

"Thanks" balas Badai mengaduk nasi goreng miliknya.

'Kamu kenapa mau ikut sama dia Sha?' batin Badai yang masih memikirkan Quinnsha.

"Hah akhirnya kenang juga" gumam El menepuk perut sixpack-nya. "Loh kok gak dimakan Bad?" tanyanya melihat piring milik Badai yang masih utuh tak tersentuh.

"Woy!" sentak El menepuk pundak Badai membuat sang empunya pundak kaget.

"Ngagetin aja Lo!" seru Badai.

"Lagian Lo ngapain ngelamun?" tanya El.

"Gue ke toilet" pamit Badai pergi meninggalkan El.

Belum sampai Badai di toilet, ia melihat Pak Alex yang berjalan dengan membawa tali. Dengan rasa penasaran yang tinggi, Badai langsung mengikuti sang guru.

Ternyata Pak Alex masuk ke dalam gudang yang sudah tak terpakai, membuat Badai mengerutkan dahinya. "Mau ngapain Pak Alex bawa tali ke gudang yang gak terpakai ini?" monolognya bertanya.

"Apa jangan-jangan?" gumam Badai menggelengkan kepalanya. "Gue harus cari tau" tekadnya melangkahkan kaki ke dalam gudang. Namun baru sampai di depan pintu, Badai tidak bisa membuka pintu karena terkunci.

"Sial ini pasti Quinnsha di apa-apain ini! awas Lo Alex, habis Lo sama gue!" geram Badai meninggalkan gudang tersebut guna mencari kunci.

Setelah beberapa menit, Badai kembali dengan tangan kosong karena ia tak menemukan kunci gudang itu.

"Gue gak bisa buang-buang waktu, bisa aja si Alex melukai bini gue" gumam Badai mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu.

Brak!

01. My Husband Is a Student [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang