Harga penulis berupa vote serta comment.
Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥
27. Bibit Pebinor
"Mas bangun!" seru Quinnsha mengguncang tubuh sang suami yang masih terlelap.
"Em?" deham Badai membuka kelopak matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya.
"Bangun dulu, subuh" pinta Quinnsha menarik tangan Badai.
"Kiss dulu" perintah Badai menarik Quinnsha hingga terbaring di atas tubuhnya.
"Ih Mas! Wudhu dulu!" seru Quinnsha berusaha melepaskan diri dari pelukan sang suami.
"Gak mau kalau gak cium dulu" tolak Badai menarik tengkuk Quinnsha lalu mencium bibirnya dengan lembut. Quinnsha mau tak mau menuruti dengan membalas ciuman Badai.
Setelah merasa kehabisan nafas, Badai melepaskan ciumannya dan mengusap bibir sang istri. "Morning kiss sayang" ucapnya dengan senyuman manis.
"Subuh ya, Mas" ujar Quinnsha mengelus rambut berantakan pria yang sebentar lagi akan menjadi Ayah itu.
"Mau jenguk baby, Yang" rengek Badsha melingkarkan tangannya di pinggang Quinnsha.
"Subuh dulu, nanti baru jenguk nya ya?" tawar Quinnsha tersenyum. "Baby mau Papanya shalat dulu baru di jenguk" sambungnya mengecup pipi suaminya.
"Benar ya Sayang, habis subuh?" tutur Badai memastikan.
"Iya Papa, nanti boleh jenguk kami" jawab Quinnsha menirukan suara anak kecil.
"Yes! aku wudhu dulu. Kamu udah wudhu?' pamit Badai bertanya.
"Udah, tapi kamu cium, jadi batal" jawab Quinnsha bangkit dan menarik tangan Badai agar cepat bangun.
"Oke kita wudhu sama-sama" putus Badai menggendong Quinnsha ala bridal.
"Aku bisa sendiri jalan loh, Mas" terang Quinnsha melingkarkan tangannya di leher sang suami.
"Gak apa-apa kok, biar kamu gak capek bawa baby terus" jawab Badai melangkahkan kaki ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai berwudhu, Badai dan Quinnsha langsung melaksanakan kewajiban mereka sebagai umat muslim dengan Badai sebagai imamnya.
"Assalamualaikum warahmatullah" salam Badai menolehkan kepala ke kanan dan kiri setelah, ia menyelesaikan shalat Subuhnya dan diikuti oleh Quinnsha.
"Sini sayang" pinta Badai memutar tubuhnya menghadap Quinnsha.
"Iya Mas, ada apa?" tanya Quinnsha menghampiri sang suami.
Badai langsung mendudukkan Quinnsha di pahanya, ia lingkarkan tangannya di pinggang sang istri agar tak terjatuh. "Kamu cantik deh kalau pakai mukena" pujinya memperbaiki posisi mukena Quinnsha yang sedikit terbuka.
"Jadi, kalau aku gak pake mukena jelek gitu?!" tanya Quinnsha ngegas.
"Gak gitu maksudnya, Sayang. Kecantikan kamu itu lebih terpancar, Sha" jawab Badai tersenyum, ia kecup kening Quinnsha dengan lembut. "Kamu gak lupakan sama janji kamu, hm?" tanyanya mengelus bibir istri cantiknya.
"Janji apa?" tanya balik Quinnsha berpura-pura tidak tahu.
"Yang di kasur tadi loh, masa lupa" balas Badai tersenyum manis.

KAMU SEDANG MEMBACA
01. My Husband Is a Student [END]
Teen FictionFOLLOW DAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA‼️ ★Alghifhari The Series★ ★★★★ Gini nih rasanya nikah sama murid sendiri. Senang, bahagia, malu semua campur aduk. Itulah yang dirasakan seorang guru matematika di salah satu sekolah menengah atas. Berawal dari...