Harga penulis berupa vote serta comment.
Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥
14. Akhirnya
"Mencintai kamu itu seperti limit tak terhingga. Tanpa batas."
Quinnsha Syarifah Rasyihah★★★★★
Satu Minggu kemudian....
Tak terasa sudah satu Minggu usia pernikahan Badai dan Quinnsha berjalan. Hubungan mereka berjalan selayaknya pernikahan pada umumnya.
"Selamat ulang tahun pernikahan my Wife," ucap Badai ketika sang istri masuk kedalam rumah sembari tangannya memegang kue ulang tahun.
Quinnsha yang baru pulang dari sekolah pun terkejut. "Badai ini 'kan baru seminggu," ungkapnya mengingat hari ini ia dan Badai baru seminggu menikah.
"Ya gak papa," jawab Badai sembari tersenyum manis, "ayo tiup dulu lilinnya, tapi doa dulu," lanjutnya menatap lilin yang ada di atas kue tersebut.
Quinnsha pun mengangguk, lalu ia mengenadahkan kedua tangannya sambil memejamkan mata untuk berdoa. Setelah selesai berdoa, Quinnsha pun membuka mata dan meniup lilin bersama Badai.
"Selamat ulang tahun pernikahan, Sha. Semoga pernikahan kita langgeng sampai maut memisahkan," harap Badai meletakkan kue tersebut di atas meja ruang tamu, lalu ia merangkul pinggang Quinnsha.
"Apa kamu udah bersih?" tanya Badai dengan berbisik di telinga sang istri.
Deg
Mendengar pertanyaan dari sang suami, membuat tubuh Quinnsha menegang. Apakah sudah saatnya ia memberikan hak Badai sekarang? Apakah ia bisa menerima sang suami yang notabene adalah muridnya sendiri seutuhnya? Memang selama satu Minggu ini sifat Badai terhadapnya baik, sangat baik malahan.
"Saya mandi dulu Badai," ucap Quinnsha berlalu meninggalkan Badai di ruang tamu sendirian. Ia berjalan menaiki tangga menuju lantai di mana kamarnya berada.
"Mungkin belum bersih kali ya," gumam Badai mengambil kue ulang tahun tersebut dan membawanya ke dapur, mencoba mengerti keadaan sang istri walaupun terdapat ketidak ikhlas di dalam hatinya.
★★★★★
Quinnsha saat ini sedang berada di dalam kamar mandi, berdiri di depan cermin lebih tepatnya. Ia bingung antara memberikan hak Badai atau tidak. Iya sebenarnya Quinnsha hari ini sudah bersih dari menstruasinya.
Quinnsha menunduk menatap kado pemberian dari sahabatnya yang isinya adalah sebuah pakaian kurang bahan, yang biasa dipakai oleh pasangan baru.
"Aku pakai atau gak?" monolog Quinnsha bimbang, sudah berulang kali ia menimang pilihannya.
"Ah sudahlah," ucap Quinnsha membawa kado tersebut untuk dipakai, ia akhirnya memutuskan untuk menyerahkan seluruh hidupnya kepada Badai.
Setelah memakai pakaian tersebut, Quinnsha kembali bercermin melihat penampilannya yang tampak aneh dimatanya itu.
"Ih, kok aneh banget sih," ucap Quinnsha dengan kesal, "apa gak usah pakai baju ini aja kali ya," gumam Quinnsha bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
01. My Husband Is a Student [END]
JugendliteraturFOLLOW DAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA‼️ ★Alghifhari The Series★ ★★★★ Gini nih rasanya nikah sama murid sendiri. Senang, bahagia, malu semua campur aduk. Itulah yang dirasakan seorang guru matematika di salah satu sekolah menengah atas. Berawal dari...