Cerita pertamaku mohon krisarnya🙏
Vote, komen dan follow pliss03. Pandangan pertama
Deg
Entah apa yang terjadi dengan jantung yang tiba-tiba berhenti berdetak, saat tak sengaja matanya bertabrakan dengan bola mata seorang guru perempuan yang berdiri di samping Pak Marvis.
Namun tatapan keduanya hanya beberapa detik saja, karena guru perempuan yang belum diketahui namanya itu memutus kontak mata kedua terlebih dahulu.
"I--itu guru kok gue kagak pernah lihat" tanya Badai terbata. 'Anjir kenapa gue jadi gugup gini sih' batin Badai merutuki kegugupan dalam dirinya.
"Ya mungkin guru baru atau guru magang kali" ucap El menerka-nerka. "Lo kok kayak gugup gitu sih? Kenapa?" Lanjut El bertanya.
"Ya... G-gimana gak gugup coba kita kan lagi diawasi sama kepala sekolah langsung" Jawab Badai mengelak. 'KENAPA MASIH GUGUP SIH' batin Badai berteriak.
"Ya gak biasanya lo gugup gitu. Biasanya juga Lo satu ruangan sama kepala sekolah juga kagak gugup tuh" ucap El.
"Mungkin gue belum sarapan kali mangkanya gemetar jadinya kedengaran gugup" ucap Badai Mencari alasan atas kegugupannya. 'Pliss percaya gue gak tau lagi cari alasan apalagi' batin Badai memohon.
"Oohh gitu..." Ucap El. Dengan mulut membentuk huruf O. "Atau lo gugup karena ada guru cantik itu ya ayo ngaku lo" ucap El sambil tangan nunjuk kearah Badai dengan mata menatap penuh curiga.
"A-apa sih, ya gak lah" ucap Badai masih gugup. "Ngaco lo" lanjutnya dengan menepis tangan El.
"Siapa tau ajakan Lo naksir sama tuh guru baru" ucap El menebak. "Secara kan itu guru cantik" lanjutnya menggoda sahabat karibnya.
'Iya sih tuh guru bikin gue penasaran. Mana kagak ada pemberitahuan dulu kalo ada guru baru disekolah' batin Badai berucap.
"Gak lah ya kali gue naksir sama tuh guru. Entah ibu itu udah punya laki mana tau" ucap Badai yang bertolak belakang dengan batinnya. 'Ya semoga aja prediksi gue salah biar gue coba kenal lebih dekat siapa tahu kan jodoh hihihi' lanjut batin Badai cekikikan.
"Iya juga sih. Tapi kalo jomblo kan lumayan bisa lo deketin" ujar El masih menggoda Badai.
"Apaan sih lo kagak jelas" ucap Badai menghindar. "Udahlah, udah kagak ada lagi tuh pak Marvis. Ayo ke kantin lapar gue" lanjutnya dengan tangan menarik pergelangan tangan El menuju kantin.
"Eh-eh pelan pelan goblok keseret gue nih" ucap El dengan langkah tergesa-gesa mengikuti langkah Badai. "Lepas jir sakit tangan gue lo tarik-tarik" lanjutnya dengan menarik paksa tangannya dari genggaman tangan Badai.
"Lama Lo kek siput" ucap Badai meninggalkan El ke kantin.
"Tungguin gue woi" ucap El berlari mengejar Badai.
★★★★★
Setelah sampai di kantin, keduanya pun langsung duduk di kursi yang berada ditengah kantin.
"Kok masih sepi nih kantin?" Tanya El melirik area kantin yang tampak sepi.
"Goblok lo, namanya juga masih jam pelajaran ya sepi lah" ucap Badai sambil memukul kepala El dengan sendok dihadapannya.
'Duk'
"sakit jir" umpat El mengusap kepalanya yang menjadi korban pemukulan Badai. "Gue kan cuma nanya apa salahnya sih" lanjutnya.
"Pertanyaan lo gak berfaedah" ucap Badai. "Udah sana Lo pesan makanan" lanjut Badai dengan mengibaskan tangannya.
"Enak aja lo nyuruh gue. Emang lo siapa?" Ucap El tak terima jika Ia diusir.

KAMU SEDANG MEMBACA
01. My Husband Is a Student [END]
Teen FictionFOLLOW DAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA‼️ ★Alghifhari The Series★ ★★★★ Gini nih rasanya nikah sama murid sendiri. Senang, bahagia, malu semua campur aduk. Itulah yang dirasakan seorang guru matematika di salah satu sekolah menengah atas. Berawal dari...