37

1.6K 32 1
                                    

Harga penulis berupa vote serta comment.

Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥

37. Baby Sakit









"Mas cepat" pinta Quinnsha menatap Badai dengan mata berair.

"Iya sabar, ini udah cepat" jawab Badai yang fokus menyetir mobil.

Saat ini keduanya masih berada di dalam mobil yang dikendarai oleh Badai menuju rumah orang tua Quinnsha.

"Cepat mas, aku khawatir sama baby" ungkap Quinnsha dengan suara terisak.

"Kamu juga jangan nangis aja" ucap Badai yang mulai jengah dengan Quinnsha terus menangis.

"Gimana aku gak nangis, anak aku sakit mas. Tapi aku gak ada disampingnya" jawab Quinnsha terisak.

"Kalau kamu nangis terus, gimana aku bisa fokus nyetir coba?" tanya Badai menghentikan laju mobilnya.

"Kenapa malah berhenti mas?!" sungut Quinnsha emosi.

Tanpa berkata, Badai langsung membawa sang istri kepelukkannya, mengelus punggung Quinnsha dengan lembut, serta mengucapkan kata-kata penenang.

"Jangan nangis ya, aku yakin baby gak bakal kenapa-napa" ucap Badai lembut se-sekali ia memberi kecupan manis dipuncak kepala Quinnsha.

Quinnsha mulai tenang, walaupun suara isak tangisnya masih terdengar samar.

"Aku takut mereka kenapa-napa mas" ucap Quinnsha masih menangis di dada Badai. "Mas lebih baik kita lanjut ke rumah bunda" lanjutnya mendesak sang suami.

"Iya kita lanjut ke rumah bunda, tapi kamu berhenti nangisnya dulu" pinta Badai mengusap air mata Quinnsha.

Quinnsha mengangguk dan menghapus air matanya.

"Pintar" puji Badai mengusap pipi Quinnsha, lalu ia melajukan kembali mobilnya.















★★★★★

"Assalamualaikum bunda!" teriak Quinnsha berlari masuk kedalam rumah.

"Pelan-pelan Sha!" peringat Badai yang turun dari mobil.

Mereka sudah sampai di rumah orang tua Quinnsha. Badai mengikuti Quinnsha yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam rumah.

Sesampainya Quinnsha di dalam kamarnya yang didalamnya terdapat sang anak dan kedua orang tuanya, dapat ia lihat sang bunda sedang menimang Gasha yang menangis dengan kencang.

"Bunda" panggil Quinnsha menghampiri bunda Mita.

"Akhirnya kamu sampai juga nak, ini dari tadi Daysha, Gasha, sama Yasha nangis terus. Badannya panas" beber bunda Mita tentang keadaan baby four twins. "Kalau Kaysha udah tenang dikasih minum tadi" lanjutnya memberikan Gasha.

"Assalamualaikum yah" salam Badai menghampiri sang ayah.

"Waalaikumsalam" jawab ayah Edgar berdiri dari duduknya di kasur.

"Oh baby sakit, iya nak hm?" tanya Badai menggendong tubuh mungil Daysha.

"oek oek" suara tangis Kaysha terdengar ketika melihat sang papa menggendong adik kembarnya.

01. My Husband Is a Student [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang