48

1.6K 36 0
                                    

Harga penulis berupa vote serta comment.

Diharapkan jangan siders. Karena satu bintangmu itu sangat berharga untuk menghargai waktu, energi, dan tenaga penulis. Jangan plagiat. Karena jika kamu memplagiat cerita ini, kamu akan mendapatkan hukuman.♥♥♥



48. Kecelakaan 2












"ARGHH!!!" teriak Badai frustrasi dengan memukul stir mobil.

Saat ini ia sedang mengendarai mobil di jalanan dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Kenapa harus sekarang?!!" jerit Badai menjambak rambutnya.

"Gue harus lakuin sesuatu biar pernikahan gue gak hancur" tekad Badai dengan membanting stir, membelokkan mobilnya, hingga...

Brakkk!!!

Suara benturan keras terdengar karena, mobil Badai di tabrak truk membuatnya terguling beberapa meter.

"Shh" ringis Badai merasakan pusing mendera kepalanya dengan darah segar mengalir di pelipisnya dan ia tak ingat apa-apa lagi.

Sedangkan di sisi lain, Quinnsha masih menangis terisak di dalam kamar Ayah dan Bundanya.

"Oek-oek!" tangis Kaysha keras terdengar dengan histeris.

Membuat Quinnsha langsung menghampirinya dan menggendongnya serta menimangnya.

"Diam nak, kenapa Kaysha hm?" lembut Quinnsha mengelus pipi Kaysha.

Quinnsha ke luar dari kamar ke dua orang tuanya serta masuk ke dalam kamarnya. Sesampainya di dalam kamarnya, Quinnsha langsung menuju balkon kamar.

Prang!

Suara benda jatuh, membuat tangisan Kaysha semakin keras terdengar. Quinnsha kembali masuk ke dalam kamar guna mengecek benda apa yang terjatuh. Betapa terkejutnya ia, setelah mengetahui benda apa yang terjatuh.

"Kenapa bisa jatuh" tanya Quinnsha melihat benda yang jatuh tersebut yang tak lain adalah foto pernikahan Badai dan dirinya yang tertempel di dinding kamar. "Apa yang terjadi?" tanyanya lagi merasa jantungnya berdetak kencang, ia merasa perasaan tak enak.

Drrtt

Quinnsha kaget mendengar suara deringan handphone miliknya yang berada di atas nakas samping kasur. Dengan segera, ia mengambil handphonenya. Quinnsha mengerutkan dahinya ketika nomor tak kenal tertera di layar handphone.

"Siapa?" tanya Quinnsha menggeser tombol handphone. "H–halo" ucapnya.

"Selamat sore, benar ini dengan istri Bapak Badai?" tanya orang yang menelpon Quinnsha. "Bapak Alghifhari Badaindra?" tanya orang itu lagi ketika tak mendengar suara dari Quinnsha.

"B–benar, ini siapa ya?" jawab Quinnsha sekaligus bertanya.

"Kami dari rumah sakit. Ingin mengabarkan kepada Ibu, bahwa suami Ibu, Bapak Alghifhari Badaindra mengalami kecelakaan. Sekarang suami Ibu sedang ditangani oleh dokter, kami harap kehadiran Ibu ke rumah sakit" jelas orang itu yang tak lain adalah suster rumah sakit.

"S–saya akan ke sana segera sus" ucap Quinnsha terbata-bata dengan mata berkaca-kaca.

"Mas Badai" tangis Quinnsha setelah sambungan telepon terputus. "Bunda! Ayah!" jeritnya berlari ke luar kamar.

"Ada apa nak?" "Ada apa Quin?" tanya Bunda Mita dan Ayah Edgar barengan yang baru ke luar kamar.

"Mas Badai Yah, Bun" adu Quinnsha menangis terisak.

01. My Husband Is a Student [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang