Little Mix - Power
HAPPY READING
...
Hanya butuh waktu sehari, video Sessa bergelut dengan antek-anteknya perihal mencemooh Airin tersebar di internet. Walaupun beberapa netizen dengan akun troll berkomentar seperti, "Mereka lg bahas siapa sih? Gjls bgt." Masih ada beberapa komentar yang setidaknya membuat Sessa geram dan malu sampai ke urat nadinya.
Ya, masalahnya video tersebut berakhir dengan antek-anteknya yang meminta maaf dan membiarkan Sessa ngambek dengan sendirinya hingga muncul komentar sadis, seperti...
"Itu cewek yang makeup menor bgt knp si? Ngambek gjls. Klo gue jd temennya udh gue tonjok anj."
"Sok imut bgt anj yang ngambek."
"Yg ngambek gaush ditemenin, cut off aja."
"Itu bukannya anak pejabat yah?"
"Whoa, lo lagi berperan jadi cyber bullying?" tanya Prity, ketika Adly meraih susu kotak di mini market. Gadis itu mengarahkan layar ponsel tepat di wajahnya, memperlihatkan sejumlah komentar sadis netizen.
"Lo bisa kena UU ITE loh, apa lagi yang lo sebarin itu anak pejabat. Musuh lo malah nambah ntar," lanjutnya.
Adly hanya melirik sekilas, seolah tak tertarik membalas. Lalu bergegas ke kasir membuat Prity menghela napas panjang. Cowok itu masih tak berubah, setidaknya dia masih irit ngomong—persis seperti Adly yang Prity kenal.
Prity pun meraih kaleng mineral dan ikut membayar ke kasir.
"Kepala Sekolah rencanain apa sih buat Airin?" tanya Prity lagi setelah membayar belanjaan mereka.
"Gantiin posisi Aurel buat jadi rival," jawab Adly.
"Gila yah. Nggak ada habis-habisnya sama persaingan."
Adly kembali diam.
"Dan lo nggak apa-apa soal itu?" tanya Prity lagi.
"Selagi Airin mau jadi rival, kenapa enggak?" balas Adly.
"Lo serius?" Prity menatap tak percaya. "Lo mau jadiin Airin rival lo juga?"
Adly belum menjawab, dia membuka susu kotak dan meneguknya sedikit. Lalu menatap Prity dengan senyuman tipis, "Kalau dia emang bisa," Tak perlu menunggu respons Prity, lelaki itu segera berlalu meninggalkannya.
Prity mengernyit menatap kepergian Adly. Lelaki itu tak bisa ditebak ingin melakukan apa, juga apa yang benar-benar ada dipikirannya, tapi entah kenapa Prity merasa lelaki itu selalu bisa mengendalikan rencananya sendiri.
Kalau dia emang bisa?
"Dasar, apa sih yang dia pikir?" gerutu Prity, penasaran kenapa Adly malah menantang Airin menjadi rivalnya dibandingkan menyudahi rencana kepala sekolah itu.
◽◽◽
"Sori yah, kita belum bisa ketemuan hari ini. Gue harus latihan. Lo juga punya jadwal belajar sama Aurel kan?" ucap Prity pada Leon sepulang sekolah.
Leon mengangguk. "Besok juga udah mulai karantina. Lo emang harus fokus."
Prity tersenyum senang.
"Good luck, Prity. I'll be there to see you."
Leon selalu menjadi support sistem terbaik untuknya. Ya, kalau dipikir kembali Leon memang tipikal happy virus yang senang menyemangati orang-orang di sekelilingnya. Sama sekali tak salah menjadikan Leon sebagai sahabat atau bahkan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Team II: Reach The Stars
Teen FictionSetelah masuk dalam program PIN, Airin baru sadar ia mempertaruhkan banyak waktunya untuk lebih giat belajar. PIN perak adalah motivasinya sekarang. Masalahnya ini bukan hanya tentang PIN perak lagi, tapi tentang menemukan bakatnya di tengah-tengah...