TEAM: 15: REMEMBERED

479 66 1
                                    

HAPPY READING 

...

Sunny menghela napas panjang. Dipandanginya dua gadis berseragam putih abu-abu milik SMA Bintang Favorit, beserta PIN perak yang melekat di kerah seragam mereka. Dua gadis yang baru saja melintas di depan mobilnya dengan raut cerah. Walau sesungguhnya ada perasaan ingin turun dan menegur, tapi raganya malah menetap dan menunggu dua gadis itu menghilang dari pandangannya. 

"Nggak perlu dijagain, aku mau masuk sendirian," ucap Sunny, pada seorang bodyguard yang duduk di depan. 

"Tapi ini permintaan Nyonya Liana, Nona," jawabnya. 

"Kalau kamu ikut, nanti bakal lebih mencolok lagi. Nggak lihat penampilan kamu kayak gitu? Aku nggak mau ada orang yang lihat aku jalan sama bodyguard!" tutur Sunny. 

Walaupun Sunny memerintah, bodyguard itu tentu lebih memilih perintah Liana dibanding perintahnya. Jadi, Sunny membiarkan bodyguard itu mengikutinya dari jarak jauh, sedangkan dia memilih turun setelah merekatkan sunglasess dan menyembunyikan rambut cokelat emasnya dengan topi yang dibalut dengan tudung hoodie tipis. Perfect! Sunny sedang dalam mode menyembunyikan wujudnya dari khalayak ramai sekarang. 

Stadion Akuatik hari ini diramaikan oleh supporter dari masing-masing peserta final lomba renang. Hanya menghitung detik, maka babak final akan segera di mulai. 

SMA Bintang Favorit tentu mengutus supporter untuk si perenang handal kesayangan sekolah, Prity ... dan tentu saja relawan supporter yang dengan senang hati datang adalah Aurelie, ketua OSIS SMA Bintang Favorit dan Airin, ketua kelas Prity. Selain itu, Pak Willy juga ikut menyertai didampingi Richo yang sejak beberapa jam lalu terus bersemangat mengajak Pak Willy bicara walau pria itu sudah agak canggung menanggapinya. Ya, soalnya Richo sering menanyakan kehidupan pribadinya sih seperti wartawan di berita-berita gosip. Pak Willy agak malu membahas kehidupannya. 

Sementara itu, Sunny hanya bisa memandang orang-orang yang ia kenal dari kejauhan. Dia duduk di bangku tribun paling pojok, duduk menyilangkan kaki dan terus memperhatikan utusan SMA Bintang Favorit yang duduk jauh darinya. Sebenarnya jika dilihat dengan seksama, mereka tak benar-benar berubah. Masih sama seperti yang Sunny kenal beberapa bulan lalu. Terlebih Aurelie dan Airin. 

Sunny tak berharap mereka menyadari kehadirannya, sungguh ... dia tak ingin ada yang mengenalinya di tempat umum ini. Terhitung dua bulan mereka tak pernah bertemu dan rasanya Sunny agak merindukan orang-orang itu dan SMA Bintang Favorit. Sial. Benarkah ini perasaan rindu? Orang-orang yang pada akhirnya dianggap sebagai temannya, mendapatkan perasaan itu, seakan mereka sudah kenal sangat lama. 

Untung saja mereka duduknya berjauhan, jadi kecil kemungkinan kalau mereka menangkap eksistensinya di antara keramaian ini. 

Sebenarnya pula, Sunny sudah merencanakan ini sejak lama; datang ke Jakarta untuk menonton pertandingan Prity. Sudah lama dia tak melihat gadis itu melakukan keahliannya; berenang. Oh, lihatlah sekarang gadis itu sudah muncul ke publik bersama peserta lomba final lain untuk diperkenalkan. Supporter SMA Bintang Favorit bersorak untuknya. 

Tentu saja Sunny sudah menonton babak pertama pertandingan renang lewat tv. Siaran olahraga Nasional terus menyiarkannya, membuat Sunny pada akhirnya memutuskan berangkat saat final dan melihatnya secara langsung. Prity—sahabatnya, masih menjadi gadis hebat yang pandai menggunakan bermacam-macam teknik renang. Sunny ingat sekali kalau dulu, gadis itu tak punya apa-apa yang bisa dibanggakan selain keahliannya berenang.

Dan itu membawa ingatan Sunny jauh ke masa lalu ...

"Kalian udah dengar cerita komite sekolah belum? Kalau cewek itu ... mamanya pelacur loh."

Team II: Reach The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang