HAPPY READING
...
SMA Bintang Favorit tentu saja tidak mau hanya diam dibalik kesuksesan dua siswa peraih medali emas utusan mereka. Selain karena Kepala Puspresnas Kemendikbud menyambut bahagia lima peserta di bandara, Liana juga mengadakan pertemuan dengan Kepala Sekolah untuk rencana penyambutan peraih medali emas di sekolah dan Aurelie sebagai ketua osis yang diberi amanah mengarahkannya.
Sebenarnya ini bukan tradisi sekolah karena setiap Adly mencetak prestasi, dia hanya akan disambut oleh guru-guru dan tentu saja Kepala Sekolah yang selalu antusias dengan setiap gebrakan Adly. Tapi kali ini Kepala Sekolah membuat sesuatu yang menarik. Mereka akan menyambut Adly dan Airin dengan marching band, banner raksasa yang sudah siap dipajang dan pengalungan.
Airin pikir Bu Ara hanya mengada-ngada ketika mengatakan ada penyambutan besar-besaran di sekolah. Tapi ternyata memang SMA Bintang Favorit sedang bersuka-cita. Ini seperti mimpi musim semi, Airin tak pernah membayangkan dirinya akan jadi pemeran utama dalam hidup ini. Jujur saja, ketika marching band menyambut mereka dan Kepala Sekolah memberi sambutan serta pengalungan, Airin bersorak dalam hati. "Yeay, i'm the main character!"
Katakanlah itu lebay.
Namun, di satu sisi ada beberapa hal yang Airin yakini akan terjadi setelah ini—lebih tepatnya setelah mengamati situasi sekolah yang ramai. Ada Jessy, Leon, Prity dan Marlen yang nyimak di lantai dua dengan display pelat bertuliskan "YOU ROCK IT!" Ya, yang satu itu memang lebih lebay dibanding kehaluan Airin. Satu lagi, sekumpulan orang-orang yang tidak suka dengannya memasang wajah tidak suka. Siapa lagi kalau bukan Sessa CS?
Benar kata pepatah; dibalik suka citamu, akan selalu ada orang yang tidak menyukai itu. Ah, dibanding memikirkan pepatah Airin sebenarnya ingin sekali memeletkan lidah ke arah mereka, tapi dipikir-pikir lagi itu terlalu songong. Bisa-bisa dia ketularan virus tengil Adly kalau melakukan hal itu.
"Siswa-siswi SMA Bintang Favorit yang bergembira hari ini, seperti yang kita tahu bersama kalau Adly Nirlangga dan Airin Clark berhasil meraih medali emas di International Physics Olympiad. Prestasi mereka menjadi sejarah di sini. Tapi kalian tahu kan ini artinya SMA Bintang Favorit selalu menciptakan bintang-bintang masa depan? Sekolah kita selalu mengapresiasi siapa pun yang mau unjuk prestasi ...,"
Airin sedikit lega karena Kepala Sekolah yang mengucapkannya. Tumben juga. Biasanya Kepala Sekolah selalu berada diposisi yang ikut meremehkan Airin bahkan sampai melakukan test dan menjadikannya sebagai rival Adly untuk melihat siapa yang terbaik antara mereka? Sepertinya Kepala Sekolah sudah insyaf. Begitu pikir Airin.
Saat bicara empat mata dengan Kepala Sekolah di ruangannya pun, Airin pikir tak ada masalah dengan keraguan Kepala Sekolah terhadapnya.
"Airin Clark, selamat ya. Kamu sudah jadi bintang baru di sekolah ini ...,"
Bintang baru. Airin pikir itu istilah baru untuknya lagi selain 'si pintar dadakan' karena dia benar-benar jadi spotlight di sekolah sekarang. Tapi entah kenapa Airin merasa kalau Kepala Sekolah sengaja menekankan istilah itu untuk menyadarkannya kalau Airin terhitung sebagai pendatang baru di situasi ini.
"Kamu bisa lihat kan kalau nama kamu jadi sorotan di mana-mana sejak kamu naik peringkat dua? Catatan skor kamu naik turun di tahun ajaran sebelumnya, bahkan pernah ada di angka yang rendah dan harus direset karena peringkat akhir di setiap ulangan harian. Sekarang ini nama kamu jadi semakin luas karena peraih medali emas di IPhO. Ibu secara pribadi meminta maaf karena sebelumnya pernah meragukan kamu, tapi kamu sudah membuktikan kalau kamu pantas jadi bintang baru itu ...,"
Airin tersenyum canggung. Dia merasa perasaannya mulai salah. Kepala Sekolah kembali menunjukkan aslinya.
"Tapi ... Airin, kamu yakin bisa menangani orang lain di luar sana? Maaf, Airin. Tapi ibu lihat banyak sekali komentar orang-orang yang meragukan kamu. Itu cukup menganggu kan?" tanya Kepala Sekolah sambil tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Team II: Reach The Stars
Teen FictionSetelah masuk dalam program PIN, Airin baru sadar ia mempertaruhkan banyak waktunya untuk lebih giat belajar. PIN perak adalah motivasinya sekarang. Masalahnya ini bukan hanya tentang PIN perak lagi, tapi tentang menemukan bakatnya di tengah-tengah...