HAPPY READING
...
Berita tersebar. Bunyi notifikasi dari puluhan ponsel silih berganti di SMA Bintang Favorit membuat mereka segera mengangkat ponsel dan menemukan link artikel yang diberi judul WARNING. Membatin, ada pemberitahuan penting apa di jam tujuh pagi ini. Tak satupun dari mereka yang mengira berita peringatan itu berisi tentang keluarga Sevenor dan orang yang menulisnya Aurelie---gadis yang selama ini terlihat ramah, kalem, cerdas dan tak punya masalah serius di hidupnya.
Karena selama ini Aurel dan keluarganya terlihat normal.
Sementara itu, pelaku yang menuliskan artikel tersebut keluar dari ruang OSIS setelah menyelesaikan misinya. Beberapa menit lagi akan masuk kelas. Gadis itu sempat berpapasan dengan Adly dan Airin yang berdiri tak jauh dari ruang OSIS. Tampaknya mereka sudah membaca artikel keluarganya dengan perasaan yang sama; tak menyangka kalau Aurel melakukan itu.
"Kalian udah baca juga, ya?" tanya Aurel.
"Ini rencana lo? Lo nyari masalah?" Adly mulai menyinggungnya.
Aurel terkekeh. "Nggak nyari. Emang udah dari dulu jadi masalahnya."
"Tapi, kenapa?" Airin melemparkan pertanyaan dengan raut khawatir. Beda dengan Aurel yang kelihatan biasa saja. "Lo yakin, Rel, nulis soal mereka? Kalau lo kenapa-napa, gimana?"
"Aku bakal baik-baik aja," jawab Aurel. "Tunggu apa lagi? Kalian harus nyebarin berita itu juga sebelum di take down. Hitung-hitung pembalasan karena keluarga aku suka bayar media buat angkat berita keluarga Adly."
Aurel beralih ke arah Adly. "Video Sessa yang viral waktu itu karena lo kan? Lo tahu naikin video sampe jadi trending? Lo boleh lakuin itu sekarang."
Aurel bicara seolah Adly punya dendam dengan keluarganya. Tentu saja ini jadi kesempatan Adly membalaskan apa yang keluarga Sevenor perbuat dengan masalah kekerasan keluarganya. Gadis itu seakan mengatakan dia sudah membuka jalan, Adly tinggal melanjutkan langkahnya.
Aurel tahu semua orang sudah membaca artikel yang disebar pagi ini. Aurel merasa santai berjalan di keramaian, tahu kalau semua orang mulai ramai membicarakan hal itu dan tak ada yang mempercayainya. Mereka malah memprediksi kalau bukan Aurel yang melakukannya karena gadis itu masih kelihatan tenang dan lagi, belum ada yang mempermasalahkannya---setidaknya Adnan. Barangkali akan ada konfirmasi resmi seandainya berita itu palsu.
Sampai jam pelajaran di mulai, Aurel mengira Kepala Sekolah akan mengacaukan jam belajar di kelasnya dan menyuruh Aurel menyelesaikan kegaduhan itu. Bagaimanapun juga, Aurel membawa nama sekolah dan sudah pasti itu akan jadi masalah besar, berpengaruh dalam program PIN pula.
Beberapa jam berjalan, semuanya tampak baik-baik saja. Bahkan Adnan masih dalam tutoring ujian akhir minggu depan. Aurel masih menunggu, siapa yang harus dia hadapi terlebih dulu hari ini. Sekolah atau keluarganya?
Dugaan Aurel tak meleset. Artikel yang dipostingnya sudah di take down hanya dalam satu jam. Tentu saja keluarganya gerak cepat. Beberapa anggota OSIS segan menanyakan artikel prahara keluarga itu dan memilih menjauhi Aurel---takut dituduh ikut campur. Mereka membiarkan Aurel menempati ruang OSIS di jam istirahat.
"Beritanya hilang ...," Aurel bermonolog setelah melihat seluruh website---persinggahan artikel yang ditulis. Blog, situs official sekolah, instagram, forum, flipboard, whatsapp, dan X.
Gadis itu memicing. Dia tahu pasti keluarganya sedang melakukan pembersihan besar-besaran sekarang. Ah, harusnya Aurel melihat langsung bagaimana kesalnya mereka mengetahui ada artikel tersebar yang membicarakan tabiat asli mereka---bahkan penasaran apa pendapat mereka setelah tahu yang menyebar itu adalah pengkhianat keluarga mereka sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Team II: Reach The Stars
Genç KurguSetelah masuk dalam program PIN, Airin baru sadar ia mempertaruhkan banyak waktunya untuk lebih giat belajar. PIN perak adalah motivasinya sekarang. Masalahnya ini bukan hanya tentang PIN perak lagi, tapi tentang menemukan bakatnya di tengah-tengah...