HAPPY READING
...
Di ulangan harian berikutnya, Adly menempati kembali posisi peringkat satu dan Airin di urutan kedua. Bukan dengan sengaja, setidaknya sejarah sudah mencatat dan membuat para siswa gempar mengetahui ada yang bisa menggeser seorang Adly Nirlangga kemarin.
Kabar sudah beredar kalau selama ini Adly adalah orang yang mengajari Airin sampai bisa naik ke peringkat dua. Adly tidak tahu ulah siapa yang menyebarkannya karena tak ada yang tahu kalau mereka selama ini sering belajar bareng kecuali Leon dan Arian. Leon tak mungkin menyebarkannya, apalagi Arian yang sudah pindah sekolah.
"Mungkin Kepala Sekolah?" tebak Prity. Ketika mereka berada di ruangan Martial Arts.
"Kepala Sekolah nggak tahu," balas Adly.
"Siapa tahu Kepala Sekolah udah curiga. Kalau lo nggak lupa, Kepala Sekolah itu punya CCTV sendiri, pasti dia udah mantau kalian sering belajar bareng di sekolah."
Setelah memikirkan cukup lama, benar juga. Memang tak sesering itu, tapi selalu ada saat di mana Airin dan Adly belajar di perpustakaan, cara Adly membawa Airin ke kompetisi sains juga bisa ditebak dengan mudah kalau dia bermaksud mengangkat prestasi gadis itu. Pasti Kepala Sekolah sudah memperkirakannya.
Namun, setelah berita Adly yang jadi guru privat Airin tersebar, Airin kelihatan biasa saja. Adly kira gadis itu memang berpura-pura kelihatan baik-baik saja, tapi ternyata dia memang bersikap abai atas berita itu dan fakta kalau orang-orang semakin tidak menyukainya. Lihat saja, dia masih bisa tertawa-tawa dengan Jessy di kantin, berani pergi ke kamar mandi sendirian, melewati sekumpulan penggosip sambil meletuskan permen karet.
Adly penasaran. Saat mereka keluar mini market, Adly menanyakan apakah dia baik-baik saja dan tidak takut dibicarakan lagi dan Airin menjawab,
"Gue nggak takut kok. Soalnya kan ada Jessy yang bakal ngelabrak, lo juga ...," jawab Airin, kedengaran tengil dan menyebalkan.
Ternyata gadis itu bergantung pada backingan.
"Kalau nggak ada yang ngelakuin itu lagi gimana lo bakal bela diri lo?" tanya Adly.
Airin menggaruk dagu dengan tampang berpikir. "Ya, nggak bakal bela diri. Soalnya percuma, orang yang nggak suka kita kalau kita bela diri mereka bakal makin nggak suka. Jadi ... say hi aja nggak sih?"
Adly hanya mengerutkan kening, bingung dengan jawaban aneh itu.
Airin pun memberi bukti. "Lihat ya ...,"
Airin menyuruh Adly memperhatikannya dari kejauhan. Entah apa yang akan gadis itu lakukan, tapi saat ini dia benar-benar mengunjungi Sessa yang sedang merekrut antek-antek baru, sementara mantan anggotanya kelihatan sudah berteman dengan Prity dan bahkan terkadang menemani Prity menonton Leon di gimnasium.
Well, Sessa sibuk membuat teman baru sekarang. Dia banyak menghasut beberapa geng penggosip sekolah untuk bergabung dengannya jadi admin haters Prity dan Airin. Airin tahu soalnya Sessa mengawali perekrutan dan menghasut mereka dengan ..., "Asal kalian tahu ya, Ketua osis aja nggak suka sama Airin karena Airin sering ngemis-ngemis belajar ke Adly."
Dan mereka menanggapi, "Lo tahu dari mana kalau Aurelie nggak suka Airin?"
"Aurelie yang bilang sendiri ke gue! Emang lo pada lihat Airin sama Aurelie itu deket walaupun sekelas? Nggak pernah kan?"
Mereka setengah tidak percaya, setengah percaya.
"Makanya, kita juga harus nggak suka sama Airin. Dia itu perusak image five lamination face!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Team II: Reach The Stars
Fiksi RemajaSetelah masuk dalam program PIN, Airin baru sadar ia mempertaruhkan banyak waktunya untuk lebih giat belajar. PIN perak adalah motivasinya sekarang. Masalahnya ini bukan hanya tentang PIN perak lagi, tapi tentang menemukan bakatnya di tengah-tengah...