HAPPY READING
...
Evaluasi program PIN tahunan berjalan dengan baik dan sesuai harapan, setidaknya begitu yang dipikirkan Kepala Sekolah. Tak sia-sia dia membentuk kelas khusus dari pemegang PIN yang tersisa tahun ini dan berpikir menjadi saksi keluarga Sevenor dilengserkan oleh gadis yang entah dari mana---tiba-tiba saja menunjukkan eksistensi di pertengahan semester berjalan.
Airin Clark, dia adalah ikon baru SMA Bintang Favorit yang menarik. Kepala Sekolah tak habis pikir, kenapa orang yang tercatat masuk dalam komunitas pencinta hewan itu bisa merambat naik mengalahkan semua orang? Bagaimana cara Adly mengajarinya? Dia bahkan bisa menggeser Adly di ulangan harian matematika kemarin. Incredible!
Terkadang Kepala Sekolah suka berpikir, apa peran Adly dalam kejayaan hidup gadis itu? Ataukah Airin selama ini memang cerdas hanya berpura-pura bodoh saja? Ah, itu kasus yang beda. Itu kasus Marlen. Lelaki cengeng itu memang dasarnya memiliki range IQ yang tinggi hanya ketutupan tingkah cengeng dan berpura-pura bodoh saja agar tak ada yang menyukainya. Lantas, kasus Airin yang langka ini---pasti dia manusia ajaib yang dihadirkan untuk menjadi sejarah penggeser peringkat keluarga Sevenor!
Ini menyenangkan, selain Nirlangga rupanya keluarga itu harus menerima nasib dikalahkan oleh Airin Clark.
"Selamat, Aurel. Essay kamu sudah masuk tahapan review. Penilaian relevansi topik kamu sudah masuk hari ini, kamu sudah lihat hasilnya?" tanya Kepala Sekolah dengan senyuman lebar.
Aurelie mengangguk. Miss Hana sudah mengabarinya kalau essay yang disubmit sudah dikonfirmasi dalam penilaian awal dan masuk ke tahapan review. Karya yang ditulis tercatat orisinil, tidak terdeteksi plagiarisme dan relevansi dengan topik yang dibahas. Tandanya sebulan lagi menunggu hasil review sampai ke pengumuman kejuaraan.
"Saya cukup senang mendengar kamu sudah kembali aktif dalam hal-hal seperti ini. Ah, kamu pasti berterima kasih dengan saya karena kalau bukan dorongan memperketat belajar, kamu tidak mungkin ada diposisi ini." Kepala Sekolah melanjutkan dengan raut bangga.
Aurelie memicing sekilas lalu berdehem, "Bukannya Ibu yang harusnya terima kasih karena kalau bukan keinginan saya, sekolah mana mungkin ada dalam daftar essay Nasional itu? Keluarga saya yang banyak mendorong saya, bu."
Kepala Sekolah tertawa. "Benar juga, ya? Sebelumnya sekolah hanya mendorong kamu dengan bawa-bawa nama Adly. Baguslah sekarang kamu sudah bisa sendirian."
Akhir-akhir ini Kepala Sekolah memang suka sekali menyarkas. Efek bertemu dengan Rosalia beberapa waktu lalu. Sepertinya dia lebih tertarik dengan keadaan Aurel yang tak bisa lagi digeser Airin karena pamor gadis itu meningkat sejak mengalahkan Adly. Seolah Aurel tak lagi diberi kesempatan untuk kembali ke takhtanya dan Kepala Sekolah bersuka cita atas itu.
Aurelie si nomor dua, tidak. Dia akan abadi dengan peringkat tiga dan itu tandanya, sejarah Sevenor yang selalu naik di SMA Bintang Favorit sudah berakhir di angkatan ini. Aurelie adalah kegagalan mereka.
Aurelie tersenyum, "Ibu lupa, ya? Dari dulu saya memang berjuang sendirian. Ibu nggak lagi nyinggung pemegang peringkat dua sekarang kan?"
"Maksud kamu Airin Clark?" tanya Kepala Sekolah. Dia terkekeh, "Wah, saya cukup menyesal karena meremehkan dia dulu. Airin adalah simbol PIN baru sekolah yang masih segar. Saya tidak tahu bagaimana cara Adly mengajarinya, tapi bukannya itu hebat? Anak yang berada di catatan peringkat akhir bisa naik hanya dalam satu tahun. Dia jenius."
Aurel terdiam.
Kepala Sekolah menautkan jemari di meja dan menegapkan tubuh. "Kamu kelihatan kecewa, ya? Tenang saja. Kamu masih tetap murid kesayangan sekolah ini kok, Aurelie."
KAMU SEDANG MEMBACA
Team II: Reach The Stars
Teen FictionSetelah masuk dalam program PIN, Airin baru sadar ia mempertaruhkan banyak waktunya untuk lebih giat belajar. PIN perak adalah motivasinya sekarang. Masalahnya ini bukan hanya tentang PIN perak lagi, tapi tentang menemukan bakatnya di tengah-tengah...