HAPPY READING
...
Banyak sekali hal-hal yang terjadi di SMA Bintang Favorit akhir-akhir ini. Sebenarnya ini tidak begitu menggemparkan, tapi kejadian baru silih berganti mulai dari Airin yang menggeser peringkat Adly sampai Aurelie menggeser peringkat Airin. Pertarungan ulangan harian minggu kemarin lumayan sengit dan membuat mereka menanti siapa yang akan menempati peringkat dua paralel semester ini.
Jessy masih dalam misi mengetahui apakah Aurel dan Airin punya hubungan yang tidak baik? Dia ingin bicara dengan Aurel, tapi mereka berdua selalu dalam waktu yang tidak tepat. Aurel hadir di berbagai kelas dan Jessy harus berlatih tari sekaligus mengisi jadwal meditasinya. Rasanya dia punya banyak misi dan masalah hidup. Dia berniat menanyakan keberadaan gadis itu lewat chat, tapi ponsel gadis itu tidak pernah aktif lagi.
Atau ... jangan-jangan Aurelie sudah memblokirnya?
Ini rumit. Airin sahabatnya dan Aurel adalah sepupunya, mereka punya hubungan tak baik dan lagi-lagi menyangkut peringkat. Padahal Aurel sudah bilang kalau dia tidak menganggap Airin atau siapa pun sebagai saingannya. Jessy tak mau kelihatan memihak siapa pun dan harus sebijak mungkin menghadapi situasi ini.
Jessy pun nekat mengetuk pintu kamar Aurel, pura-pura mengajaknya belajar bersama. Seniat itu dia sampai-sampai memeluk buku. Aurel tak kunjung membuka pintu membuat Jessy heran apa yang terjadi. Namun, Josh yang baru lewat segera menatap kakaknya dengan datar.
"Kak Aurel di perpus, belajar," ucap Josh membuat Jessy menghentikan ketukan pintu dan menoleh.
"Huh? Sejak kapan dia belajar di perpus?" tanya Jessy.
"Kak Rosalie yang suruh, biar nggak digangguin kak Jessy." Josh bertutur dengan wajah datar nan polos. Menyebalkan. Kemudian anak lelaki itu pergi meninggalkan Jessy.
"What the hell?" seru Jessy, tak terima dianggap sebagai pengganggu Aurel padahal gadis itu sendiri tak keberatan kalau Jessy mengunjungi kamarnya.
Perpustakaan di house town itu selalu jadi tempat Gerald bersemayam sejak mereka kecil. Jessy tidak akan heran karena dia merancang perpustakaan desainnya dengan ribuan buku pengetahuan sendiri, dia juga tidak sembarang mengizinkan siapa pun mengunjungi perpustakaan itu. Terkhusus Jessy yang pernah berbuat ulah membakar perpustakaan.
Berada di sana adalah pilihan; diundang atau hanya orang-orang khusus kepercayaan Gerald saja.
Esok harinya di akhir pekan, Jessy mencari tahu apa yang terjadi. Dia bangun pagi untuk mengecek keadaan Aurel yang dapat dipastikan sarapan bersama keluarganya dan Adnan.
"Morning," sapa Jessy.
Johan tersenyum ke arahnya dan segera menuangkan susu ke gelas Jessy. Gadis itu menyesap pelan sembari memperhatikan Aurelie yang sibuk dengan sarapannya.
"Lo semalam belajar di perpus, Rel? Padahal gue pengen diajarin sama lo." Jessy memulai percakapan membuat Aurel mendongak ke arahnya.
"Iya. Aku bakal terus belajar di perpus mulai sekarang, Jess. Kalau mau belajar, di perpus aja," balas Aurel. Rautnya kelihatan tenang.
Jessy hanya menekuk wajah dan menggeleng. "No, thanks. I hate that place."
Adnan yang tengah menyantap sarapan hanya berdecak remeh. Tumben dia tidak menyarkas di pagi hari ini, Jessy juga tak terlalu peduli.
"Kalau kamu serius mau belajar, Mama bakal satuin kamu ke kelas yang sama dengan Aurelie. Dari pada kamu gangguin dia terus," ujar Johan. "Kamu lihat Aurel, sejak nggak digangguin kamu lagi dia bisa kembali ke peringkat dua di ulangan harian kemarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Team II: Reach The Stars
Fiksi RemajaSetelah masuk dalam program PIN, Airin baru sadar ia mempertaruhkan banyak waktunya untuk lebih giat belajar. PIN perak adalah motivasinya sekarang. Masalahnya ini bukan hanya tentang PIN perak lagi, tapi tentang menemukan bakatnya di tengah-tengah...