TEAM: 56: BIRD SET FREE

261 46 16
                                    

HAPPY READING

...

Malam di mana Richo mengerahkan anak buahnya untuk berjaga di Patron adalah malam yang sama di mana Aurel dan Jessy disidang di kediaman Sevenor. Pukul sebelas malam, dua gadis itu berharap bisa menambah masalah agar Gerald semakin murka dan menyita sebagian besar waktunya dalam masalah ini sedangkan Richo memikirkan kemungkinan lain seandainya Gerald tahu, Patron sudah dibongkar. 

Sayangnya Gerald memang sudah curiga kalau Patron dibongkar. Dia punya firasat kuat setelah melihat ada mobil mata-mata yang melayang di ruang meetingnya. Jadi, dia mempersingkat masalah itu dengan menyerahkan sepenuhnya pada Rosalia---juga dengan cara mengancam mereka. 

Aurelie dan Jessy menurutnya hanyalah remaja labil yang penuh ketakutan. Lihat saja begitu Rosalia mengatakan akan membawa semua teman-teman mereka; anggota PIN perak ke dalam masalah ini, mereka bereaksi cepat. Kepanikan dan ketakutan jelas sekali tergambar membuat Gerald yakin, dua anak itu bisa dikelabui.

Lalu, dia akan menangani masalah yang paling penting buatnya; tentang Sunny. 

Sementara itu, Richo masih menanti kehadiran Gerald di Patron. Ingin sekali bisa berhadapan langsung dengan pria yang disegani banyak orang---sekedar mengatakan kalau topengnya sudah bisa dilepas sekarang. Keluarga mereka terlalu palsu berada di tengah-tengah masyarakat yang mudah dipengaruhi. Dan Richo sudah mempersiapkan kata-kata buruk seperti apa yang mau dia sampaikan jika berhadapan dengan Gerald Sevenor.

Dia akan menunjukkan bahwa dia tidak takut pada mereka.

Akhirnya orang itu datang!

Richo langsung bangun dari sandarannya begitu melihat ada mobil yang memasuki kawasan dengan tergesa. Beberapa anak buahnya mengatakan Sevenor sudah datang dan harus bersiap sekarang, memblokir jalan agar mereka berhadapan sampai akhirnya mobil itu berhenti tak jauh dari Richo. Seseorang keluar dari sana. 

Richo mengernyit, rupanya itu bukan salah satu bagian dari Sevenor melainkan Morgantara.

Tak dapat dipercaya pria itu muncul saat anaknya sudah mengudara beberapa jam yang lalu. Apakah dia baru sadar dan peduli? Bahkan dia keluar dengan muka tanpa ekspresi, benar-benar tak khawatir soal Arian. Malah Richo yang kesal.

"Ah, jadi kamu yang ngelakuin ini? Orang-orang di Patron semuanya dibawa?" tanya Morgan, tanpa basa-basi. 

"Lo nggak nanyain anak lo? Harusnya itu yang lo tanyain dari awal bukan orang-orang Patron!" seru Richo, kesal. 

Morgan mendongak, seakan tahu anaknya sudah berangkat. "Terima kasih sudah membantu Arian. Saya tahu apa yang dia lakukan dan itu sudah tugasnya."

"Tugas?!" Richo semakin emosi mendengar Morgan berkata dengan tampang polos. "C'mon, Man! he's just a teen. Tugas kayak apa yang lo maksud? Tugas bertaruh nyawa?" 

Morgan terdiam. 

"Sorry, gue nggak bermaksud ikut campur, but why can't you let him to do normal things like a typical teenager? Lo nggak tahu orang Patron tadi ngerinya gimana kalau bukan suruhan gue yang tangkap? Gimana orang-orang di pulau itu? Dan lo cuma ngutusin dia tiga manusia doang? Di mana coba otak lo?"

"Itu namanya ikut campur, Pak Richo," balas Morgan. "Saya pikir ini bukan urusan kamu. Tapi ... boleh saya yang bertanya? Kenapa kamu membantu Arian?"

Tidak. Richo ke sini bukan mau membantu Arian, dia hanya memenuhi keinginan Prity saja karena merasa tak sanggup membantunya menyelamatkan sahabatnya di pulau itu---jadi Richo berpikir, dia hanya bisa membantu sampai sini. Akan tetapi, setelah menyadari masalah yang semakin menjadi di program PIN juga disebabkan oleh Sevenor, Richo merasa dia perlu ikut campur karena satu alasan; dia peduli. 

Team II: Reach The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang