TEAM: 61: GUILTY AS CHARGED

267 50 8
                                    

HAPPY READING 

...

Ini adalah tahun terakhir Adly menjadi siswa SMA Bintang Favorit. Sejak peraturan program PIN diperbarui dan mendiskualifikasi keluarga Sevenor, mereka memperketat seleksi masuk program PIN. Selain itu, stigma buruk muncul tentang program PIN; di mana orang-orang beranggapan program ini hanya diperuntukkan orang-orang kelas sosial atas. 

Namun, kehadiran Leon sebagai peraih PIN emas menjadi tameng baik untuk program PIN. Setidaknya, mereka percaya kalau program PIN tidak bergantung pada kelas sosial, tapi murni skor, test dan prestasi. Nepotisme yang beredar, perlahan diredupkan. Sevenor masih dikecam sedang SMA Bintang Favorit kembali meraih puncak popularitasnya. Adil, bukan?

Aurelie masih tercatat sebagai murid berprestasi karena dia berhasil meraih piagam penghargaan lewat essay nasional. Walau berita itu diangkat, tetap saja tak seheboh pemberitaan tentang keluarganya yang jadi dark sistem masyarakat. Setidaknya Aurel membuktikan kalau dia sudah lepas dari mereka. 

Sementara itu, Jessy masih mengikuti kompetisi gymnastic, dia masih menjadi akrobatik iconic SMA Bintang Favorit dan Sevenor yang tak pernah redup. Barangkali penggemarnya di luar baru tahu kalau Jessy adalah bagian Sevenor lantaran gadis itu suka sekali menggunakan nama panggung J. Well, pada intinya Sevenor---yang jadi saingan berat keluarga Nirlangga hancur sebagaimana Nirlangga---yang juga tenggelam dengan kabar buruk. Insiden mereka mendominasi media, sekeras apa pun mereka menutupnya. 

Sampai sekarang tak ada yang tahu, Adly terlibat dalam penyebaran insiden Sevenor di SMA Bintang Favorit. Lebih tepatnya, dia yang melakukan siaran langsung di sosial media dan menaikkan tagar #EndOfSevenor hingga membuat netizen terpengaruh mengangkat kasusnya. Semua orang mengira yang melakukan itu Aurel, makanya dia dikeluarkan dari PIN perak karena telah melanggar salah satu peraturan sekolah; mencemarkan nama baik. Dalam hal ini, Aurelie banyak berkorban agar tak melibatkan anggota program PIN selain Sevenor.

Perbuatannya itu hanya diketahui Airin dan Aurelie. Bahkan Kepala Sekolah pun tak bisa menebaknya. Adly termasuk beruntung. 

"Tapi kalau mereka tahu lo yang ngelakuin ini, lo pasti bakal dikeluarin dari program PIN." Begitu kata Airin, sebelum Adly memantapkan niatnya melakukan streaming. 

"Udah tahu," jawab Adly. "Siapa yang peduli keluar dari program PIN?" 

Airin mengerjap tak percaya. Lelaki ambisius di depannya ini benar-benar tak peduli lagi soal program PIN yang diperjuangkannya mati-matian kemarin? 

"Airin, alasan sebenarnya lo gabung program PIN itu ... cuma mau terkenal kan?" 

Airin menjeda cukup lama. Kalau dipikir lagi, ya, tujuan awalnya hanya ingin terkenal; dipandang setara dengan Arian dan Leon. Soalnya, dia selalu jadi bayangan ketika jalan dengan dua orang itu, kehadirannya tak dianggap sama sekali bahkan mereka saja baru tahu kalau ada gadis seimut Airin yang nyempil di tengah mereka. Kalau dia tak gabung program PIN dan namanya naik, mana mungkin orang-orang mengenalnya? 

Pilihan untuk jadi terkenal di SMA Bintang Favorit tak semudah itu. Pilihan pertama, harus jadi orang penting---punya privilege, berprestasi dan berasal dari keluarga kelas atas. Pilihan kedua, well, jadilah seperti Marlen atau Bang Eka yang terkenal karena berbuat ulah sendiri. 

"Iya. Gue emang pengen terkenal dulu ...," jawab Airin. "Gue nggak pernah kepikiran jadi salah satu anggota program PIN, sampai gue lihat dua sahabat gue di sana. Itu alasan gue."

Adly terdiam. Dia memang sudah bisa menebak alasan Airin masuk program PIN karena ingin diakui orang-orang kalau dia juga sama hebatnya dengan Leon Arian. Setahun lalu, Adly pernah mendengar Airin menyerukan kalau dia akan ada dititik setara dengan five lamination face atau bahkan mengalahkan mereka semua. 

Team II: Reach The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang