TEAM: 22: SALTY

519 66 16
                                    

HAPPY READING

...

Aurelie memandang dirinya di cermin. Malam ini, tubuhnya dibalut A-line dress berwarna putih yang panjangnya di bawah lutut, tak lupa dengan jepitan berbentuk pita yang menghiasi rambut hitamnya, mengkilap di bawah sinar lampu. Sekarang dia menjadi Aurelie yang anggun seperti biasanya.

"Lo yakin mau ikut pertemuan malam ini?" tanya Jessy, di depan pintu.

Aurelie memutuskan pandangan dari cermin dan melirik Jessy. Berbanding terbalik dengan penampilannya, Jessy menggunakan mini dress cocktail yang memperlihatkan setengah pahanya. Gadis itu memang suka berpenampilan feminim, kendati tampangnya garang abis dan sikapnya malah seperti gadis tomboy. Keluarga mereka tak terlalu menyukai gaun-gaun yang panjangnya di atas paha. Dan karena itu pula Jessy menggunakannya.

Jessy memang selalu menggunakan apa yang tak disukai keluarganya.

Untung saja warna rambutnya sudah hitam lagi. Jadi, cemoohan keluarga padanya mungkin takkan sebesar kemarin-kemarin.

Malam ini mereka ada pertemuan keluarga karena Gerald Sevenor berulang tahun. Dress code mereka adalah putih, warna berlambang suci yang selalu menjadi ciri khas topeng mereka pada khalayak. Pestanya tentu saja hanya dihadiri oleh keluarga besar Sevenor yang menurut Jessy akan sangat membosankan karena memainkan musik-musik monoton seperti akhir tahun, lalu pembahasan mereka takkan jauh-jauh dari pencapaian terbesar keluarga, mengulang kembali sejarah lama di mana mereka memperjuangkan harkat dan martabat keluarga serta mengapresiasi kedudukan mereka sebagai keluarga terpandang di tengah kota metropolitan ini. Yap, acara malam ini cukup mudah ditebak.

"Ini kan ulang tahun kakek," jawab Aurelie.

Jessy bertanya seperti itu tentu saja karena tak ingin sepupunya jadi bulan-bulanan cemoohan keluarganya. Belum lagi harus mendengar Aurelie yang dibanding-bandingkan dengan Adnan perkara PIN emas yang gagal diraihnya kemarin, membuat mereka menganggap bahwa kegagalan Aurelie adalah hal yang paling memalukan tahun ini. Ya, itu pasti akan dibahas.

"Buat nyenengin kakek doang nih?" tanya Jessy, kedengarannya seperti mengejek. Gadis itu menyentuh dress Aurelie sambil memuji, "But, you look gorgeous. I like the dress ...,"

Aurelie tersenyum hangat. Sekiranya pujian yang sama harus dilontarkan juga karena saat ini Jessy juga terlihat cantik. Di luar dari permasalahan warna rambut yang sering berganti, sejujurnya Aurelie lebih suka melihat sepupunya menggunakan rambut gelap itu. Bukan karena mencirikan identitas keluarganya, tapi karena aura gadis itu berkali-kali lipat lebih cetar dibandingkan warna lainnya.

"Omong-omong, ada yang pengen gue omongin," ucap Jessy seketika.

Senyum Aurel memudar, ganti menjadi wajah yang serius mendengarkan.

"Tentang apa?"

"Tentang ...," Jessy mengembuskan napas panjang ketika mendengar bunyi heels dihentakan. Dia tak meneruskan ucapan, melainkan melingkarkan tangan di lengan Aurel yang kebingungan dan ikut menghadap pintu.

"Girls, kalian nggak mungkin terlambat di acara penting ini kan? Ayo, Adnan udah nungguin di bawah," kata Johan. "Oh My Gosh, Aurelie ... kamu cantik banget malam ini."

Aurelie hanya tersenyum canggung. Bukan hal baru mendengar Johan hanya memuji dirinya dibanding Jessy, padahal gadis itu yang paling berbeda malam ini. Malah wajah wanita itu tampak pasrah setelah melihat dress yang dikenakan Jessy, seperti tahu kalau dia akan selalu melakukannya. Air mukanya seakan mengatakan 'bagus, Jessy. siap-siap saja keluarga kecilmu ini akan dibahas di pertemuan keluarga'. Dan Jessy hanya tersenyum sok imut.

Team II: Reach The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang