TEAM: 57: ONLY HOPE

305 45 17
                                    

HAPPY READING

...

Sunny menyipitkan mata dengan tangan terangkat, menghalau sinar mentari yang menembus netranya. Begitu matanya terbuka, dia langsung disambut pemandangan hamparan langit biru yang cerah serta angin yang menyapu lembut. Sebuah ketakjuban, dia berada di alam bebas sekarang.

Pun tempat yang dia tiduri sekarang bukanlah bed hangat dan bantal empuk melainkan rerumputan yang ditumbuhi banyak bunga-bunga liar. Sunny segera bangkit dan menatap sekitar. Sejauh mata memandang, yang dia temukan hanyalah taman bunga matahari dan pohon yang rimbun. Pantas saja suasana sekitar sejuk, rupanya dia ada di taman bunga.

Aneh, tapi Sunny merasa damai. 

Sunny juga melihat tangannya, membolak-balikkan telapak tangan untuk memastikan dia nyata, serta kakinya yang tidak menggunakan alas hanya menapaki tanah yang subur. Entah kenapa rasanya senang, Sunny pun membawa tungkainya berlari mengelilingi taman, memetik beberapa bunga matahari dan menghirup aromanya. 

Ini perasaan asing, Sunny lupa kapan dia merasakan perasaan sesenang ini? Sudah lama sekali. Ini seperti mimpi, tapi Sunny tak berharap ini mimpi. Ini mungkin kehidupan lain; di mana tak ada rasa sakit dan penderitaan lagi. Hanya ada dirinya sendiri dan kebebasan. Ya, ini pasti kehidupan kedua itu. 

Kalau kehidupan kedua itu beneran ada---nggak. Gue nggak mau terlahir lagi.

Nyatanya dia terlahir lagi di tempat ini. Sunny ingat terakhir kali dia tertidur karena tak tahan menahan dingin. Ruangan itu menyiksanya dengan rasa lapar dan dingin yang tak tertahankan. Tak ada satupun orang yang menyelimutinya di sana, atau mendengar jeritan hatinya yang meminta agar kematian itu cepat datang karena dia tak tahan lagi. Kilas balik masa lalu---moment-moment indah juga terlintas di sisa-sisa kesadarannya tadi. Jadi semesta mengabulkan harapannya; untuk beristirahat dalam damai dan bangun di tempat yang tak pernah dibayangkan.

Sunny tak mau memikirkannya lagi. Sudah tak penting lagi apakah ini kehidupan kedua atau alam mimpi karena tempat ini adalah kedamaian, sejatinya tempat yang diinginkan Sunny.

Sejenak Sunny membalikkan tubuh, di kejauhan dia melihat ada perempuan lain di taman ini yang sedang memetik bunga matahari dan menaruhnya di keranjang. 

Sunny memperhatikan perempuan itu, dari ujung rambut hingga kaki. Tinggi perempuan itu sepuluh cm melebihinya, tubuhnya semampai, kulitnya putih kemerah-merahan bahkan warna rambut mereka juga mirip. Mendadak Sunny merasa deja vu.

Sunny pun membesarkan netranya. Dia tahu siapa perempuan itu.

"Mama?!" panggil Sunny

Perempuan yang dimaksud pun membalikkan tubuh. Perlahan menaruh keranjangnya dan tersenyum. 

Sunny melongo tak percaya. Wanita cantik yang berdiri di hadapannya itu---benar Glory. Mamanya. Tanpa berpikir panjang, Sunny pun berlari cepat ke arahnya, lantas memeluk tanpa berbasa-basi. 

"Kamu udah datang, ya?" tanya wanita itu. Dia mengusap rambut dan punggung Sunny yang sudah memeluk erat. "Mama udah lama nungguin kamu."

Sunny bisa merasakan wangi pakaian Glory. Benar-benar tak berubah, ini wangi yang dia kenali. Sunny ingat sekali ini wangi parfum Glory yang sudah lama tak pernah dia hirup lagi membuatnya sadar bahwa dia sangat merindukan Mamanya. Sesaat Sunny melepaskan pelukannya dan menatap Glory yang sudah tersenyum.

"Ini---ini beneran---Mama? Ini bukan mimpi kan?" tanya Sunny. 

"Mana ada mimpi sepanjang ini?" balas Glory sambil terkekeh. 

Sunny pun kembali memeluk Glory. Harusnya dia menangis, seperti saat terakhir dia mengingat kilas balik kenangan indah sebelum tertidur, tapi rasanya tak ada air mata yang berebutan tumpah. Sunny bahkan tak mengenal perasaan sedih itu lagi karena yang bisa ia lakukan hanyalah tersenyum diliputi rasa haru yang besar. 

Team II: Reach The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang