Zara tidak dibawa pulang ke rumah keluarga Sanders. Melainkan ke sebuah rumah lain di kawasan Menteng.
Rumah ini terlihat sederhana. Ukurannya mungkin dua kali lipat lebih kecil ketimbang wastu keluarga Sanders.
Tampilan dalam juga sederhana dengan interior bergaya industrialis dan furnitur yang simpel yang didominasi warna kuning.
Rumah ini memiliki dua lantai. Meski tidak terlalu luas, tapi, setidaknya rumah ini memiliki ruang tamu dan ruang keluarga terpisah, dengan dapur terbuka di sebelah kiri.
Ada tangga di samping dapur. Erwin menuntun Zara untuk naik.
Erwin menunjukkan sebuah kamar kosong pada Zara. Menyuruhnya untuk masuk. "Kita tinggal di sini selama beberapa hari. Aku tidak mau ada masalah lagi. Jadi, jangan mencoba kabur atau melakukan apa pun yang akan menyusahkanku."
Zara terdiam. Sementara Erwin pergi ke kamar mandi, Zara mengekspansi pandangannya ke seluruh sudut kamar ini. Membuka satu pintu lemari yang ternyata isinya penuh dengan baju pria, lalu baju wanita di lemari lain. Jadi, Zara bahkan sudah menyiapkan seluruh keperluan Zara selama di sini?
Tempat apa ini sebenarnya? Zara tadi bertemu dengan beberapa pelayan. Ada beberapa penjaga juga di luar sana. Kalau ini rumah biasa, apa diperlukan penjaga sebanyak itu untuk mengamankan rumah ini?
Zara menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka. Begitu Erwin keluar kamar mandi, Zara bergantian masuk dengan membawa baju ganti.
Setelah membersihkan diri, Zara tidur di sofa dengan damai. Menghindari percakapan dengan Erwin.
Saat dia berangsur-angsur terlelap, semua pertanyaan yang menggerogoti pikirannya pun perlahan surut tergantikan eksistensi dimensi lain.
***
Erwin sudah tidak ada di kasur saat Zara bangun. Perempuan itu turun ke lantai bawah setelah membersihkan diri. Lantai satu kosong. Hanya ada beberapa pelayan. Dan tentu saja, Sanji, yang sudah berjaga di ruang depan. Begitu melihat Zara turun, pria itu langsung bangkit dari sofa. "Sarapan untuk Anda sudah siap." Sanji mempersilakan Zara untuk pergi ke ruang makan yang letaknya persis di samping dapur.
Zara mengikutinya. Duduk di salah satu kursi. Menyantap sarapannya. "Ke mana Mas Erwin?"
"Tuan sudah berangkat ke kantor. Ada meeting yang harus dia hadiri."
"Meeting di jam segini?"
Karena mengurusi Zara, Erwin jadi harus menunda waktu meeting, merombak jadwal dan mengatur kembali janji meeting-nya. Karena klien yang dia tangani ini tinggal di luar negeri dan kalau kembali ke Indo nggak tentu. Kadang satu tahun sekali, kadang tiga tahun berturut-turut tidak menginjakkan kaki di Indo, terpaksa Erwin membuat janji temu pagi buta begini. Karena kliennya akan kembali ke USA siang ini.
"Kenapa kita tidak pulang, Sanji? Rumah siapa ini?" Zara mengedarkan pandangannya. Rumah ini jelas berbeda sekali dengan rumah keluarga Sanders. Rumah ini sama sekali tidak cocok dengan Erwin yang lebih suka segala hal yang simpel dan tidak terlalu mencolok. Rumah ini terlalu hangat, dan nyaman. Jujur saja, ketimbang wastu Sanders, rumah ini jelas lebih nyaman untuk ditinggali.
"Ini rumah pribadi milik Tuan Erwin. Kita akan kembali ke rumah lama setelah Tuan menyelesaikan pekerjaannya."
Zara mengangguk. Menghabiskan sarapannya tanpa banyak bertanya lagi. Setelah sarapannya selesai, dia keluar ke halaman rumah yang berumput. Suasana di sini sepi, tidak banyak kendaraan lewat di jalan besar depan rumah. Sangat pas dijadikan tempat bersantai dan rehat sejenak dari padatnya mobilitas ibu kota.
Kedamaiannya terganggu saat ponsel di genggamannya bergetar. Menandakan sebuah pesan masuk. Saat melihat isi pesan itu, Zara kontan mengernyit. Ada nomor tidak dikenal yang mengiriminya gambar saat Erwin dan Shakira sedang keluar dari mobil yang sama. Bahkan, ada gambar yang memperjelas kalau Erwin dan Shakira sama-sama duduk di kursi belakang.
Siapa yang mengiriminya foto seperti ini? Zara mengecek nomor itu sekali lagi. Tapi, dia tidak memiliki petunjuk apa pun.
Apa gunanya mengirim pesan seperti itu?
Zara tahu gambar itu diambil hari ini. Mungkin tepat setelah diambil, gambar itu langsung dikirimkan padanya. Tapi, untuk apa?
Apakah orang ini berusaha memberitahu Zara sesuatu? Atau hanya iseng?
Zara tidak yakin.
Karena tidak memiliki petunjuk apa pun, Zara memilih mengabaikannya saja. Namun, setelah satu pesan itu, Zara kembali mendapat pesan-pesan lain.
Hampir setiap jam, gambar-gambar yang berisi Erwin dengan Shakira yang kebetulan sedang bersama. Seperti makan, masuk dan keluar dari mobil yang sama, atau saat mereka pergi ke tempat-tempat umum bersama. Zara ingin mengabaikan semuanya. Tapi, otaknya mulai menangkap tujuan di balik pesan-pesan itu.
Sampai malam tiba, Zara sengaja menunggui Erwin hanya untuk menanyakan perihal isi dari pesan-pesan itu. Namun, di depan pintu kamarnya, Zara malah mematung saat menyadari kalau Erwin kembali memiliki aroma yang berbeda. Harum yang menguar darinya persis seperti wangi parfum Shakira.
Ya, mereka jelas bersama seharian ini. Jadi, tidak heran kalau wangi parfum Shakira menempel di baju Erwin.
"Kenapa belum tidur?" tanya Erwin, sembari melepas jasnya dan menyerahkannya pada Zara. "Sudah makan malam?"
Zara mengangguk sekilas. "Aku sudah mengisi jacuzzi dengan air hangat dan essential oil kalau Mas Erwin ingin berendam."
Gerakan Erwin yang baru akan melepas sabuk terhenti saat Zara tiba-tiba merangsek mundur dengan kepala tertunduk. Tubuh Zara bergetar. Dan Erwin bisa merasakan takut menjalari perempuan itu. Erwin menghela napas. Tidak jadi melepas sabuknya. "Siapkan teh dan bersiaplah untuk tidur. Besok kita pulang," katanya, sebelum masuk ke dalam kamar mandi.
Zara menurut. Sebelumnya memasukkan dulu pakaian kotor Erwin ke dalam loundry box. Namun, gerakannya terhenti saat tidak sengaja melihat noda berwarna merah di dekat kerah kemeja belakang baju Erwin saat memisahkan pakaian putih. Zara melihat noda itu lebih dekat. Ini jelas bekas lipstik!
Tapi, lipstik siapa?
Ya Tuhan, Zara baru ingat kalau foto-foto yang seharian ini dia terima, Shakira, perempuan itu memakai warna lipstik yang sama dengan noda di baju Erwin.
Tangan Zara mengalun turun begitu saja. Tanpa sadar menghela napas pelan.
Jadi, benar Erwin memiliki hubungan dengan Shakira?
***
![](https://img.wattpad.com/cover/352290951-288-k587904.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent (✓)
ChickLitPada malam pertama pernikahannya dengan Erwin, Zara diusir keluar dari kamar. Pernikahan mereka memang berjalan sangat cepat hingga Zara tidak sempat mengenal dengan baik siapa pria yang kini menjadi suaminya itu. Zara harus bersabar menghadapi sif...