26 Apa Salahnya Kali Ini?

1.5K 45 11
                                    



Lagi-lagi, Zara terbangun sendirian. Dari tatanan ruangannya saja, Zara bisa mengerti kalau dia masih berada di kantor Erwin, di kamar dalam ruangan pribadi sang suami.

Tidak ada Erwin di sampingnya.

Zara mengambil bajunya yang tergeletak di satu sudut kasur. Memakainya. Entah kapan Erwin membawanya ke dalam kamar ini, Zara tidak sadar. Dia ketiduran.

Saat keluar, Zara mendapati Sanji telah menunggunya di sofa. Duduk membelakangi pintu. Namun, cukup awas terhadap kedatangan Zara. Pria itu berbalik dan segera menundukkan kepala. "Tuan ada keperluan mendadak. Dia menyuruh Anda untuk pulang, segera setelah Anda terbangun," jelasnya, sembari menyerahkan selimut berukuran sedang, kepada Zara.

Perempuan itu memakainya untuk menutupi tubuh atasnya. Zara tidak sadar bagaimana penampilannya sekarang. Yang pasti, dia tidak nampak nyaman untuk dilihat.

Berkat tatapan Sanji, Zara menyadarinya.

Namun, dia terlalu lelah hanya untuk memperhatikan penampilannya sendiri. Dia hanya ingin segera pulang dan mandi, lalu tidur lagi.

Mengabaikan segalanya.

Zara toh sudah terbiasa ditinggalkan begini. Tidak pernah Zara jumpai Erwin berada di sampingnya ketika dia bangun. Pria itu selalu saja pergi sesuka hati.

Sampai di rumah, Zara bukannya segera merealisasikan keinginannya, malah tertarik untuk mengecek kamar ibu mertuanya.

Karena saat malam para pelayan sudah tidak terlihat, Zara jadi bisa leluasa untuk pergi ke mana pun. Saat siang hari, para pelayan berkeliaran di dapur, ruang depan, ada juga yang berjaga di dalam kamar Ibu. Zara bukannya dilarang untuk masuk ke sana, hanya saja Zara merasa tidak enak untuk menemui ibu mertuanya jika ada pelayan.

Yang Zara jumpai saat membuka pintu adalah ibu mertuanya yang telah tertidur pulas di ranjang, dengan selimut menutupi tubuhnya sampai batas dada. Namun, lampu masih menyala, Zara segera mematikannya. Gorden juga belum ditutup. Zara memastikan jendela telah terkunci dengan benar, lalu menutup gorden.

Saat berbalik, pandangan Zara jatuh pada kain yang menjuntai dari dalam lemari. Zara menghampirinya. Mengambil kain itu dan memasukkannya ke dalam. Ketika akan menutup pintu lemari, Zara dikejutkan saat lengannya tiba-tiba dipegang dari belakang.

Zara bernapas lega saat mengetahui kalau orang yang berdiri di belakangnya itu adalah Sanji. Pria itu membawa Zara keluar kamar. Menutup pintu dan menatap Zara dengan kerutan di dahi. Zara dibuat bingung dengan ekpresi wajahnya yang seakan tidak suka dengan perbuatan Zara.

"Tolong jangan masuk ke sana tanpa izin lagi. Tuan tidak akan menyukainya." Sanji melepaskan tangan Zara, kemudian menunduk. "Sebaiknya Nona pergi ke kamar Anda."

Lagi-lagi harus meminta izin. Segala hal yang dilakukannya harus diiyakan terlebih dahulu oleh Erwin, sementara Erwin bisa bertindak sesuka hati.

Zara pergi ke kamarnya tanpa protes. Dia segera mandi. Menyiapkan apa saja yang kira-kira diperlukan suaminya saat pulang nanti, seperti baju bersih, lalu handuk_Zara menaruhnya di sebelah pakaian ganti, di atas ranjang. Zara sedang bersiap untuk tidur saat suara mesin mobil masuk ke pelataran rumah, menuju garasi.

Itu pasti Erwin.

Namun, Zara memilih untuk tetap bergelung di sofa, menutupi tubuhnya dengan selimut.

Cukup lama, Erwin tidak kunjung naik juga. Sampai Zara perlahan terlelap. Kesadarannya kembali saat dia sadar kalau tubuhnya melayang, Erwin membopongnya ke atas ranjang. Dengan rasa kantuk yang teramat sangat, Zara menahan tangan Erwin yang sedang meletakkan kepalanya ke atas bantal.

Iridescent (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang