Sehari setelah kepulangannya dari rumah sakit, Zara dihadiahi segepok pekerjaan rumah yang entah sejak kapan menjadi tugas yang harus dia selesaikan sendirian. Rumah Sanders sebelumnya memiliki selusin pekerja, tapi saat Zara kembali, jumlah pelayan berkurang drastis. Zara bahkan tidak sadar sejak kapan hal itu terjadi.
Tidak ada yang menyiapkan sarapan, membersihkan rumah, mencuci baju, atau mencuci piring. Roselyyn mengatakan kalau para pelayan mengundurkan diri. Anehnya, hal itu terjadi dalam waktu yang berdekatan dan tanpa alasan yang jelas.
Karena tidak ada satu pun dari penghuni rumah yang bisa diandalkan untuk mengerjakan semua pekerjaan itu, Zara akhirnya turun tangan. Dia menyiapkan sarapan untuk seluruh anggota keluarga, membersihkan meja makan, mencuci piring, mencuci baju, bahkan membersihkan rumah. Sore hari, Zara masih harus menyiram tanaman di pelataran.
Semua pekerjaan itu Zara lakukan hampir setiap hari selama satu minggu belakangan. Zara merasa lelah sekali sampai tubuhnya lemas. Dia tidak punya cukup waktu untuk istirahat atau tidur.
Pagi ini, Erwin yang sudah beberapa hari tidak pulang, baru menyadari kalau wajah Zara terlihat makin pucat sejak terakhir kali dia melihat istrinya itu. Jelas sekali Zara juga jadi kurang fokus. Beberapa kali Zara salah memasangkan dasi Erwin. Akhirnya Erwin mengambil alih dasinya dan memasangnya sendiri.
Sembari berbalik untuk mengambil tasnya, Erwin bertanya, "Apa terjadi sesuatu saat aku pergi?"
Seperti orang linglung, Zara meninggikan alisnya karena tidak bisa menangkap maksud perkataan pria di hadapannya itu.
Erwin mendekat untuk membuat Zara lebih fokus. "Katakan padaku apa yang kamu lakukan kemarin."
Zara menggeleng lemas. "Seperti biasa. Hanya duduk dan tidur."
Meski tidak sepenuhnya memercayai ucapan itu, Erwin tetap mengangguk. Mereka kemudian turun. Erwin tidak mampir untuk sarapan. Dia bilang ada rapat pagi buta begini, jadi dia akan makan nanti setelah rapat selesai.
Setelah mobil Erwin meninggalkan pelataran, Zara segera masuk rumah saat Roselyyn bertanya di mana sarapan yang seharusnya sudah ada di meja makan. Zara sengaja tidak menyajikan sarapan dan memilih untuk membantu Erwin bersiap terlebih dahulu karena takut Erwin akan terlambat.
Sementara Zara menyajikan sarapan, Erwin di mobilnya menyuruh Zeff untuk memberikannya akses CCTV rumah. Setelah sekian lama tidak memantau keadaan, dia jadi tertarik untuk melihat apa saja yang dilakukan oleh istrinya.
***
"Bawa perempuan gila itu ke tempat asalnya."
Hannah meronta ketika dirinya diseret menuju sebuah mobil oleh dua orang petugas rumah sakit jiwa. Dia berteriak agar dilepaskan, tapi percuma. Petugas itu tetap membawanya pergi.
Di tepi jalan seiring dengan mobil yang kian menjauh, masih di posisi yang sama, Danta menghela napas. Mengingat masa lalu yang sanggup membuatnya ingin tertawa sekaligus menangis.
Erwin dan Danta dulu berteman. Termasuk Zeff dan Sanji, mereka berempat sudah seperti saudara kandung. Dulu Erwin dijauhi orang-orang karena berita tentang kakaknya yang bunuh diri dan ibunya yang gila. Sampai suatu ketika, saat Erwin remaja dirundung oleh anak-anak yang lebih dewasa, Danta menolongnya.
Anak-anak itu menyekap Erwin dalam gudang dengan kedua tangan terikat. Satu orang bersiap dengan pemukul bola bisbol, sementara yang lain mengelilingi, menonton sembari tertawa dan mengatai Erwin sebagai anak buangan.
Danta datang sebelum Erwin pingsan karena telah menerima beberapa pukulan. Sayangnya, saat Danta berhasil menumbangkan anak-anak yang memukuli Erwin itu, Erwin tidak sadarkan diri.
Di kantornya, seolah memiliki ikatan batin, Erwin mengingat kembali masa lalunya saat pertama kali melihat Danta berjalan bersama Zeff dan Sanji ke ruang kelas. Danta adalah anak yang periang dan supel. Banyak yang menyukainya. Baik perempuan maupun laki-laki. Berbeda dengan Erwin yang lebih suka menyendiri. Dengan usia yang jauh berbeda dari yang lainnya, di mana Erwin menjadi siswa paling muda di kelasnya, dia menjadi seperti anomali.
Namun, justru keberadaan orang-orang seperti Danta menjadi tameng tersendiri bagi Erwin agar tidak terlalu diperhatikan. Danta berteman dengan hampir semua orang. Danta dikenal sebagai siswa populer.
Terkadang Danta terlibat perkelahian dengan siswa dari sekolah lain. Namun, berkat semua tingkah arogannya itu, kepopulerannya justru ikut melonjak.
Setelah kejadian di mana Danta menyelamatkannya saat dirundung kakak kelas itu, Erwin jadi dekat dengan Danta. Mereka saling mengenal seiring berjalannya waktu. Mereka menghabiskan banyak waktu bersama, dengan Zeff dan Sanji juga.
Sampai suatu ketika, kedatangan gadis bernama Hannah dalam kehidupan mereka membuat hubungan pertemanan mereka merenggang.
Hannah memanipulasi Danta dan Erwin agar saling membenci. Hannah berhubungan dengan Danta, tapi mengatakan pada Erwin kalau sebenarnya dia hanya mencintai Erwin. Hal itu membuat Danta marah dan menyalahkan Erwin karena telah mengkhianatinya. Padahal yang terjadi sebenarnya, Erwin sama sekali tidak tertarik pada Hannah. Saat itu, yang paling penting baginya justru hubungan pertemanan mereka itu sendiri. Karena hanya itu yang dia punya.
Erwin menghela napas. Panas di luar sana seolah bisa dia rasakan meski dia berada di ruangan ber-AC. Dering telepon dari arah meja kerja membuyarkan lamunannya. Erwin segera mengangkat panggilan itu tanpa mengatakan apa pun. Hanya mendengar pernyataan Zeff mengenai CCTV rumah yang sudah bisa Erwin akses dari komputer pribadinya.
Segera, Erwin duduk di mejanya dan memantau keadaan rumah. Terlihat Zara tengah berada halaman. Sedang mencuci baju dalam dua ember besar. Cuaca panas membuat perempuan itu berkeringat dan berkali-kali memegang dahinya, terlihat letih dan lesu. Namun, Zara tetap mencuci semua baju-baju itu dengan tekun.
Belum selesai dengan pekerjaannya, Zara sudah dipanggil Roselyyn untuk masuk ke rumah. Ibu tiri Erwin itu menyuruh Zara untuk membersihkan pecahan piring yang berserakan di lantai. Katanya Roselyyn sedikit pusing dan tidak sengaja menjatuhkan piring itu.
Roselyyn pergi ke kamarnya untuk beristirahat, sementara Zara harus membersihkan lantai sendirian.
Sialnya, saat Zara mengambil satu per satu pecahan kaca, tangan Zara tidak sengaja tergores kaca tersebut hingga mengeluarkan darah. Entah karena kelelahan atau karena melihat darah yang menetes cukup deras itu, Zara mendadak pusing. Zara bangkit dari jongkoknya dengan susah payah. Mengaliri lukanya dengan air dari wastafel sembari memegang kepalanya yang berdenyut.
Pekerjaannya masih banyak untuk ditinggal istirahat. Zara tidak bisa mengabaikan semua tugasnya begitu saja. Perempuan itu kembali membersihkan lantai dan segera merampungkan cuciannya.
Erwin menutup laptop. Pantas saja Zara terlihat letih setiap waktu tanpa alasan yang jelas. Ternyata Zara dijadikan babu di rumah suaminya sendiri. Padahal sudah jelas keluarga Sanders mampu membayar pelayan untuk semua pekerjaan yang tengah dikerjakan Zara.
Roselyyn benar-benar keterlaluan.
***
Entah pukul berapa, Zara terjaga saat merasakan kasur di sampingnya menyusut karena mendapatkan beban yang cukup berat hingga tubuhnya ikut bergeser. Zara membuka mata dan mendapati Erwin sudah berbaring di sampingnya dengan kaus oblong dan celana santai.
Pria itu dengan posisi telentang, sebelah tangan di bawah kepala dan satu yang lainnya di atas perut, memejamkan mata. Tampak ingin tidur dengan tenang dan tidak mau diganggu. Jadi, Zara mengurungkan niatnya untuk bertanya kapan Erwin pulang? Zara terlalu lelap sampai tidak sadar kalau suaminya itu sudah sampai rumah dan telah bebersih pula.
Berniat untuk pergi agar tidak mengganggu tidur suaminya, Zara bangkit dari ranjang. Namun, belum sempat menapakkan kaki di lantai, tangannya sudah ditarik lebih dulu. Zara merebah kembali ke tempat semula. Kali ini dengan tangan kiri Erwin sebagai bantal. Sementara tangan kanan pria itu memeluknya erat seolah tidak mau membiarkan Zara menjauh sedikit saja. Zara berusaha untuk merenggang, tapi Erwin malah semakin menariknya untuk mendekat.
"Diamlah dan tidur saja. Aku lelah sekali hari ini," katanya, dengan mata masih menutup.
Melihat Erwin bahkan tidak sanggup untuk sekadar membuka mata, Zara akhirnya berpasrah. Zara menurut. Ikut terlelap dalam kehangatan yang menyenangkan.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/352290951-288-k587904.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent (✓)
Literatura KobiecaPada malam pertama pernikahannya dengan Erwin, Zara diusir keluar dari kamar. Pernikahan mereka memang berjalan sangat cepat hingga Zara tidak sempat mengenal dengan baik siapa pria yang kini menjadi suaminya itu. Zara harus bersabar menghadapi sif...