22 Bitter Pill To Swallow 2

1.8K 67 8
                                    

Saat mobil berhenti di depan rumah pribadi Erwin, Zara mengernyit. Erwin bilang akan menunjukkan sesuatu padanya, tapi, Zara malah dibawa ke tempat ini. Zara sudah melihat isi rumah kemarin. Dan tidak ada apa pun yang mencurigakan selain penjagaannya yang ketat.

Apa ada sesuatu yang Erwin sembunyikan di sini?

"Ayo masuk, Zara." Erwin berjalan memasuki halaman depan rumah. Zara mengikutinya dari belakang.

Beberapa pelayan menyambut kedatangan mereka. Erwin hanya melewatinya. Pria itu berjalan ke belakang tangga, tepat di samping dapur. Ada pintu di sana. Erwin membukanya. Pintu itu mengarahkan mereka pada sebuah ruangan yang ternyata adalah sebuah kamar.

Zara memang tidak memeriksa setiap bilik yang ada di rumah ini kemarin. Tidak mau bersikap tidak sopan di rumah orang lain. Tidak mau dianggap sok mau tahu. Juga karena Sanji terus mengawasinya, Zara tentu tidak bisa leluasa menginspeksi isi rumah ini.

Jika kamar Erwin yang terletak di lantai atas didominasi warna kuning seperti cat di dinding luar dan dalam rumah, maka kamar ini tampak lebih gelap dengan cat cokelat tua dan bagian atap berwarna hitam. Zara sampai harus menyesuaikan mata dengan cahaya sekitar. Karena pencahayaan di ruangan ini dan di luar sangatlah kontras.

Saat mereka mendekat ke arah ranjang, Zara baru sadar kalau seorang wanita tengah terbaring di sana. Zara menutup mulut melihat penampakan wanita itu. Tubuhnya kurus, seolah hanya tersisa tulang belulang. Kondisinya jelas sangat memprihatinkan.

Ada begitu banyak tabung obat-obatan dengan berbagai bentuk dan warna di atas nakas, di samping kiri ranjang.

Beberapa kain dan benda-benda lain berserakan di lantai. Zara baru sadar kalau dinding di ruangan ini dipenuhi oleh coretan-coretan abstrak. Dan ada krayon serta alat tulis lain, lengkap dengan buku, yang teronggok begitu saja di samping pembaringan wanita itu.

Tangan wanita itu penuh warna. Namun, bajunya bersih tak bernoda. Seperti baru saja diganti. Rambut sebahunya rapi seolah baru saja disisir. Dan wajahnya yang kurus kering itu tampak lelap sekali. Seolah baru saja melewati hari dengan begitu melelahkan.

Tanpa sadar, Zara mundur satu langkah. Inikah wanita yang Erwin bilang untuk tidak dibiarkan pergi ke mana pun? Apakah Erwin menyekapnya? Tapi, kenapa? Dan siapa wanita ini sebenarnya?

"Dia ibuku ... ibu kandungku."

***

Ayah Erwin menikah dengan ibunya karena perjodohan. Ayahnya tidak benar-benar menginginkan pernikahan itu. Setelah Erwin lahir, ibunya baru tahu kalau Josef, suaminya, memiliki wanita lain. Yang mana wanita itu ternyata telah melahirkan seorang putra jauh sebelum mereka menikah.

Lisa sakit hati dan berujung depresi. Apalagi saat Josef tidak ragu membawa selingkuhannya pulang ke rumah mereka, rumah ini. Bahkan, Josef mengancam akan menceraikan Lisa dan tinggal dengan wanita lain jika Lisa tidak mau pergi dari rumah ini. Lisa yang saat itu putus asa mencoba mengakhiri hidupnya sendiri, berkali-kali. Bahkan, karena depresi, Lisa sampai tega memukuli anaknya sendiri. Menyiksa Erwin sedemikian rupa karena katanya, wajah Erwin selalu mengingatkan Lisa pada Josef.

Josef yang mengetahui perlakuan Lisa pada Erwin memutuskan untuk membawa Erwin pergi. Meninggalkan Lisa sendirian di rumah ini. Saat itu Erwin masih terlalu kecil. Belum cukup mampu untuk melawan ayahnya.

Dia tinggal jauh dari Lisa selama bertahun-tahun. Dan selama bertahun-tahun pula Lisa hidup di rumah sakit jiwa. Saat Erwin tumbuh dewasa, Erwin baru bisa membawa ibunya pulang. Merawat Lisa hingga sekarang.

Zara sempat bergeming saat mengetahui bahwa wanita yang berhubungan dengan Josef, selingkuhannya itu, adalah Roselyyn. Dan Gio adalah anak dari hubungan gelap mereka.

"Ayahku menjual rumah ini pada ayahmu." Ada jeda sebelum Erwin melanjutkan, "kamu adalah harga yang harus kuterima untuk mendapatkan rumah ini kembali."

Zara terdiam. Jadi, ini yang Erwin maksud sebagai pertukaran? Kesepakatan bisnis? Jadi, bukan antara ayahnya dan ayah Erwin, tapi dengan Erwin sendiri?

"Ibuku ingin melihatku memiliki anak sebelum meninggal, Zara." Erwin menunduk dan menopang dahinya dengan satu tangan. "Dia bilang, itu adalah permintaan terakhirnya."

Melihat bagaimana kondisi wanita tadi saja Zara bisa menyimpulkan kalau keadaannya pasti sangat kritis. Dan bisa dilihat dengan jelas kalau Erwin merasa begitu takut. Takut kehilangan wanita itu. Takut kehilangan ibunya.

Karena tidak sanggup mengatakan apa pun, Zara menangkup tangan Erwin di atas meja. Memberikannya penjelasan kalau Zara ada di sana bersamanya. Bahwa Erwin tidak sendirian. Memberikannya hangat yang seolah telah pergi begitu lama dari benaknya.

Tapi, respon spontannya malah membuat Zara makin tidak keruan saat Erwin memelas padanya dengan berkata, "Kumohon berikan apa yang ibuku inginkan, aku akan melakukan apa pun asal kamu mau melakukannya."

Zara menarik tangannya perlahan.

Tidak semua hal di dunia bisa dijelaskan, tidak segalanya bisa dipahami.

Bagaimana Zara bisa melakukannya kalau dia sendiri bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya dia inginkan? Apa yang sebenarnya dia pikirkan? Dan bagaimana perasaannya selama ini?

Detik itu juga Zara memilih kabur.

Erwin dan segala tetek bengeknya sanggup membuat Zara luruh dan membatu di saat yang bersamaan. Mana yang lebih dominan? Bagian mana dari Erwin yang lebih menguasai pikiran Zara? Pria yang selalu bertingkah kasar padanya, yang menganggapnya tidak berarti apa-apa, atau pria yang ditemuinya barusan?

Sekali lagi, Zara hanya bisa menunduk lemas, menatap pantulan wajahnya di cermin dalam kamar mandi dengan bimbang. Apa yang harus dia lakukan sekarang?

Konsekuensi atas apa pun yang dia pilih jatuhnya selalu sama, Zara akan terbuang. Terjebak bersama Erwin selamanya dengan segala kekerasan yang akan pria itu lakukan atau menurutinya dan mendapatkan apa pun yang Zara inginkan.

Masalah terbesarnya adalah bukan bagian yang mana yang paling menguntungkan. Tapi, hati Zara yang keruh. Dirinya yang baru bisa membaca satu hal, bahwa dia tidak ingin pergi.

Dia ingin berada di sini, merubah Erwin menjadi pria yang lebih baik, membuatnya mengerti kalau dunia ini masih memiliki sisi romantis. Dan mengajarkan padanya kalau cinta lebih indah dari kekayaan yang selalu dia bicarakan.

Salahkah jika Zara ingin menetap? Salahkah jika singgah adalah pilihan yang melintas di kepalanya?

***

.
.
.

Vote & comment juseyoo ...

.
.
.
*

Iridescent (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang