06. Sim Rei

326 42 3
                                    

Upacara Pengesahan Nama dilakukan setiap hari pertama jodoh perempuan tinggal di rumah jodoh lelaki. Seperti saat ini, kediaman keluarga Sim penuh dengan dekorasi dan orang-orang yang berlalu-lalang, musik tradisional Lavani terdengar nyaring sampai ke luar rumah.

Rei mengintip dari pintu kamar yang ia tempati semalam. Banyak sekali orang, bahkan Jake tidak masuk sekolah untuk satu minggu ke depan agar bisa ikut dalam upacara-upacara sesuai tradisi.

Rei menutup pintu kamarnya setelah melihat Ibu mertuanya mendekat. Rei mematut dirinya di hadapan cermin untuk kesekian kali, gaun dengan panjang se mata kaki dan lengan ¾ itu berwarna merah muda yang sangat cantik. Membalut sempurna tubuh kecilnya, tidak terlalu ketat tapi pas di badan.

Ia tak perlu repot-repot lagi melilitkan kain ke seluruh tubuhnya, gaun-gaun yang sudah siap pakai telah disediakan oleh orang tua jodohnya. Warna-warna yang dipilih tidak terlalu mencolok, istilah sekarang adalah warna pastel.

Rei diminta memakai celana panjang yang pas pada kaki di dalam rok gaun, juga diberi kaos kaki putih dengan renda yang cantik karena dia tidak akan menggunakan sepatu di dalam rumah.

Ibu masuk ke kamar dan memerhatikan sang menantu yang sibuk memeriksa dirinya di cermin. Dia mendekat dan merapihkan rambut berwarna kecokelatan milik Rei, hanya disisir lurus dan diberi jepit simple pada bagian depan. Sederhana yang sangat cantik.

Bagian kepala akan ditutup dengan selendang yang warnanya lebih tua dari gaun yang dipakai. Ini adalah upacara pengukuhan nama, juga sebagai simbol perkenalan. Di mana nantinya para tetangga terkhusus para ibu akan menghampiri Rei -bisa sendirian atau berkelompok tergantung jumlah keseluruhan yang datang-, membuka selendangnya sebatas untuk melihat wajah, dan gantinya memberikan hadiah.

Hadiahnya macam-macam, bisa kain, baju, perhiasan -jika dari kalangan atas-, manisan, juga boneka. Acara ini hanya khusus dilakukan pada jodoh perempuan. Jodoh lelaki tidak melakukan hal semacam ini di rumah mertua mereka karena dia tidak akan tinggal di sana.

Para ibu dibiarkan duduk di ruang tamu, dibagi menjadi dua dan saling berhadapan. Nantinya jalanan yang ada di tengah akan dilewati Rei, Rei sendiri akan duduk di bagian paling ujang tepat di tengah dengan alas yang sedikit lebih tinggi sebagai simbol dialah bintang utamanya saat ini.

Seorang pria tetua desa memimpin upacara tersebut. Membacakan doa-doa baru setelahnya mempersilahkan para ibu menghampiri Rei untuk melihat wajah gadis ini. Karena banyak warga yang datang, para ibu di bagi beberapa kelompok agar mempersingkat waktu.

Sati rombongan datang, menyerahkan hadiah ke pangkuan Rei yang sangat senang. Salah satu wanita mengangkat selendang yang menutupi wajah Rei, Rei yang sekarang bisa melihat para ibu yang memberinya hadiah itu tersenyum sangat manis.

"Oh Tuhan, Nenek Sim. Jodoh cucumu sangat cantik, dia manis. Rumahmu diberkati oleh moyang kalian," puji salah satunya. Mendengar itu Nenek mengangguk setuju dan menunjukkan raut bangga.

"Tentu saja, kami harus memilih yang terbaik untuk cucuku satu-satunya." Nenek berkata sombong. Para ibu mengangguk setuju.

Rombongan demi rombongan wanita bergantian melakukan perkenalan mereka dengan Rei. Selalu saja kalimat pujian yang terdengar. Mau bagaimana lagi, Rei memang cantik dan manis. Seolah tidak ada cacat fisik yang perlu dipertanyakan kepantasannya berada di sini.

"Sekarang namamu sudah sah menjadi Sim Rei, bukan lagi Naoi Rei," ucap pria tadi pada akhirnya.

Menjelang makan siang, upacara sudah selesai dilaksanakan. Rumah kembali hanya diisi anggota keluarga.  Rei menatap penuh binar tumpukan hadiah yang ia dapatkan. Menolehkan kepala mencari Ibu untuk bertanya, apakah ia bisa membukanya sekarang atau nanti saja.

METANOIA | Jake x Rei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang