Karena saya lagi kesenangan ENHYPEN pertama kali datang ke Indonesia, saya memutuskan untuk double update! Bab gemas lagi. Baik sekali bukan saya ini?
-+-+
Kediaman keluarga Sim terasa sangat canggung akhir-akhir ini. Kurang lebih dua minggu semenjak kedatangan tidak diundang Jay Park si pemuda Ibukota itu, Rei mulai melakukan aktifitas di luar kamar.
Rei mulai mau diajak makan bersama keluarga yang lain. Jake juga sudah kembali bersekolah, lelaki ini sudah kelas 12, bukan waktunya bersantai-santai. Tujuan Jake adalah sekolah di universitas Ibukota dengan hasil tes tertentu di akhir masa sekolah nanti.
Ibu dan Rei tidak pernah tahu apa yang menjadi pembicaraan para lelaki dan Nenek hari itu bersama Jay. Sebab itu yang melakukan aktifitas dengan normal hanya keduanya.
Rei memang belum membantu Ibu memasak lagi, Rei juga belum berniat membersihkan atau melakukan pekerjaan rumah lain yang biasa dia lakukan. Semua masih dilakukan Jake, lagipula suaminya itu tidak keberatan.
Seperti saat ini, semua anggota keluarga duduk di meja makan untuk sarapan. Kecuali Ibu yang memang tidak bisa di mata tradisi.
"Ibu duduklah," titah Jake. Ibu menggeleng ribut. Jake tetap memaksa sampai Ibunya itu duduk di sebelah sang Ayah.
Ayah memandang Jake yang tampak acuh dengan kejanggalan yang ada di ruang makan ini. Jake mengambilkan nasi dan lauk-pauknya ke piring Rei. Gadis itu tidak menolak, dan memakannya setelah melihat Kakek makan duluan.
Keadaan tersebut sangat tidak mengenakkan. Nenek menggenggam sendok di tangannya dengan sangat erat. Menatap tajam Jake yang mulai berani menunjukkan keberanian menentang tradisi turun-temurun milik mereka.
Memaksa Ibunya ikut makan dan duduk tanpa menunggu suaminya selesai makan. Mengisi piring milik Rei, benar-benar tidak mencerminkan seorang pemuda Alindra berstatus sosial tinggi dan sudah menikah.
Jake mulai berani melewati batas. Jake balas menatap Nenek yang terus menatap tajam dirinya. Di sekolah, Jake selalu berpikir keras, apakah tindakannya ini benar atau sebenarnya malah salah besar.
Tetapi Jay dan Ibu Park selalu punya cara untuk meyakinkan keraguan dalam diri Jake. Semua orang sudah terlanjur tahu, jadi tidak masalah untuk terang-terangan.
Jake tidak boleh menentang apa yang berasal dari kepercayaannya. Tetapi Jake bisa menentang apa yang berdasar pada adat istiadat yang dibuat manusia. Dengan sejarah kelam non-tertulis milik Dineshcara, jelas tindakan Jake benar.
Satu keluarga secara utuh berhak makan bersama, tanpa ada satu pun yang menunggu salah satu selesai. Seorang suami sah-sah saja melayani istri, menyiapkan makan atau memasak atau bahkan membereskan pekerjaan rumah. Tidak ada masalah.
Suami akan tetap jadi suami. Dan istri akan tetap jadi istri. Walaupun mereka saling bertukar peran, walaupun mereka memilih saling membantu.
"Selesai?" tanya Jake. Rei menyuap potongan daging terakhir, lalu mengangguk. Jake segera membereskan alat bekas makan keduanya.
Rei dan Jake berjalan ke dapur dengan tangan Jake penuh dengan alat-alat bekas makan keduanya. "Pergilah ke sekolah, aku akan mencuci ini," suruh Rei dengan suara pelan.
Jake menatap wajah Rei yang bekas lukanya sudah sepenuhnya sembuh. Dengan berani, mengecup pipi jodohnya itu dengan mesra. Kecupan pertama setelah dua bulan lamanya.
Jake menolak tawaran Rei. Memilih tetap mencuci piring sebelum berangkat ke sekolah. Jake memerhatikan Rei yang masuk ke kamar dan mengunci pintu, itu adalah perintah Jake. Ini hanya sebagai sebuah antisipasi, seseorang bisa saja berbuat masalah ketika dirinya tidak di dekat Rei 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA | Jake x Rei [✓]
FanfictionDineshcara, adalah daerah yang berada di sebuah negeri nan jauh di sana. Negeri yang nyaris tidak tersentuh dunia, Lavani. Dineshcara mencakup enam desa, tetapi desa yang paling terkenal adalah desa Alindra sebagai pusat pemerintahan, juga menjadi...