32. Dimana Rei?

179 27 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama Jake kembali masuk sekolah sebagai seorang siswa kelas 12. Jake sudah berangkat pagi-pagi sekali, kini Rei hanya duduk termenung di kamarnya setelah selesai dengan semua pekerjaan rumahnya.

Rei bangkit dan memutuskan untuk berganti pakaian karena yang sebelumnya tidak sengaja ditumpahi kuah merah sayur buatan Ibu.

Selanjutnya, Rei keluar dari kamar. Saat menuruni tangga, Rei merasa kesepian saat ingat tidak ada siapa-siapa di sini. Ayah pergi bersama Ibu setelah sarapan entah kemana, Paman dan Kakek pergi ke kebun seingat Rei, lalu Nenek entah kemana.

Hanya ada dirinya di dalam rumah sebesar ini. Para pekerja sesekali lewat untuk melaksanakan tugas mereka. Rei berpikir untuk membantu para pekerja saja, namun tidak jadi karena salah di antara mereka langsung melarang keras.

Rei kembali ke kamar, mengambil buku mewarnai untuk mengisi waktu luang. Sebenarnya Rei ingin menonton televisi, tetapi Rei tidak berani jika melakukan itu sendiri.

Saat hendak membawa pensil warna, jarinya menyentuh potongan-potongan kertas kecil -surat Jake-. Rei mengeluarkan kertas-kertas itu. Dengan senyum kecil Rei mulai mengeja apa yang ditulis Jake di sana.

Setiap selesai membaca satu kata per kata, Rei akan tersenyum semakin lebar. Benar dugaannya dari awal, isi surat Jake adalah pujian untuk dirinya dan beberapa kali ungkapan cinta sederhana dari pemuda itu.

Puas membaca semua surat-surat singkat dari Jake. Rei turun lagi ke lantai bawah dengan buku mewarnai miliknya. Tidak ada siapa-siapa jadi mungkin tidak masalah jika Rei mewarnai buku ini di ruang keluarga.

Rei duduk lesehan, sedang buku dan pensil warnanya di simpan di meja. Rei asyik dengan dunianya hingga menjelang makan siang. Reo segera membereskan semua barang miliknya, lalu menyimpan itu kembali ke kamar.

Dan Rei turun lagi untuk menyiapkan meja makan, merapihkan piring-piring dan gelas, lalu menata makanan yang sudah disiapkan Ibu lebih dulu sebelum dia berangkat.

Karena Rei belum belajar memasak lebih jauh, dirinya baru bisa memasak gorengan sederhana, sop yang tidak memiliki banyak campuran rempah dan bahan, ya, baru yang seperti itu.

Setelah semua siap, Rei duduk di kursinya menunggu salah satu anggota keluarga setidaknya datang untuk makan siang. Tapi pagi, tidak ada yang berpesan bahwa mereka tidak akan makan siang di rumah, jadi, pasti mereka pulang.

Tetapi, tunggu punya tunggu, tidak ada satupun anggota keluarga yang datang. Sampai jam makan siang biasanya, berakhir.

Rei menghela nafas, dia membuka piring miliknya lalu mengambil makanan yang dia inginkan. Makan dengan tenang, sendirian.

Beru setengah makanan di makan, seorang pekerja menghampiri Rei yang duduk sendirian di meja makan. Rei dengan mulut penuh menoleh, bertanya maksud kedatangan pria itu lewat tatapannya.

"Nona, saya membawa pesan dari Tuan Jaeyun." Si pekerja buka suara. Mendengar nama jodohnya di sebut, Rei jadi penasaran.

Gadis itu mengunyah cepat makanan di mulutnya, menelannya, lalu segera memperlancar itu dengan dorongan minum.

"Apa yang dikatakan Jaeyun?" tanya Rei setelahnya.

"Tuan Jaeyun meminta Anda menemuinya di dekat lapangan Alindra. Tolong bawakan makan siang, Tuan Jaeyun lupa membawa serta uang jajannya," terang pria pekerja itu dengan wajah yang sesekali kedapatan berpikir keras mengingat ucapan Tuannya.

"Ah, aku mengerti. Aku ada segera ke sana."

Rei benar-benar pergi setelah menyelesaikan makan dan mencuci bekasnya. Dengan cekatan Rei menyiapkan kotak makan untuk Jake. Lelaki itu, bisa-bisanya melupakan uang sakunya.

METANOIA | Jake x Rei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang