EPILOG

387 30 0
                                    

Sim Riki, anak manis berusia 2 tahun itu menggenggam sepotong semangka dengan kedua tangan mungilnya. Mulut Riki penuh, mengunyah dengan tenang semangka yang sangat manis itu.

Air daro semangkanya meluber keluar dari sudut bibirnya, kemeja biru langit yang dipakai Riki dilapisi kain serbet agar makanan atau minuman apapun yang berantakan tidak mengotori baju Riki.

Semangka yang dimakan sudah dipotong tipis-tipis dan bijinya sudah dibuang oleh pelayan atas permintaan Rei. Untung saja pelayanannya mengerti.

Riki duduk di pangkuan Om- ya, jangan bingung. Jay memang suka sekali berbeda. Pria 30 tahun itu menganggap panggilan Paman terlalu kuno untuk manusia si paling modern ini.

Riki menyodorkan kulit semangka yang tidak lagi bisa dimakan itu ke arah Jay, yang langsung diterima dan di simpan di piring khusus bekas-bekas kulit buah dan bijinya.

Jake dan Rei masing-masing memangku Jungwon dan Sunoo. Tangan dua bocah itu penuh dengan makanan yang disediakan di meja. Sunoo sangat lahap memakan ayam goreng tepung yang dipotong kecil-kecil lebih dulu oleh Ayahnya.

Sementara Jungwon lebih banyak memakan kue-kue manis. Dan baju Jungwon adalah yang pertama kotor karena terkena krim kue yang jatuh, sebelum serbet sempat dipasangkan Jake.

Rei tidak jadi marah karena Jungwon langsung meminta maaf dengan wajah memelas yang imut.

"Riki ikut dengan Om saja yuk ke Ibukota, Om sering jalan-jalan ke luar negeri lho," tawa Jay. Anak dalam pangkuan Jay hanya menatap tidak mengerti apa yang dibicarakan Om yang sering memberinya hadiah ini.

"Iya, deh, Sekertaris Menteri Luar Negeri." Jake berucap dengan nada meledek -mencemooh-.

Jay mengubah posisi Riki menjadi berdiri di atas pahanya. Riki ini memang sangat anteng, jarang menangis, tidak banyak bergerak, hanya makan, tidur, dan baru akan menangis ketika popok penuh saja.

Berbeda dengan Sunoo yang mudah menangis untuk hal kecil, dan Jungwon yang aktif berlari ke sana kemari.

Tangan mungil Riki meraih kacamata yang dikenakan Jay. Memainkan benda asing itu tepat pada bagian kacanya. Ingin marah, tapi yang melakukan anak kesayangan Jay.

Jay meletakkan tangannya di bawah ketiak Riki. Sesekali Jay akan mengangkat tubuh berisi Riki. Anak manis ini benar-benar imut.

Riki tidak sengaja menjatuhkan kacamata milik Jay ke lantai. Wajahnya polos seolah tidak melakukan apapun.

"Eh, astaga. Jay maafkan Riki, perlu aku ganti?" Jake berujar panik. Hendak mengambilkan, tetapi ada Jungwon di pangkuannya.

Seorang pelayan menghampiri mereka, Jay meminta tolong untuk mengambilkan dan membersihkan kacamata yang kacanya pecah karena dijatuhkan Riki.

"Tidak perlu," jawab Jay.

"Om," panggilan dari Riki mengembalikan wajah cerah Jay dari terkejutnya. Anak manis itu memeluk leher Jay, tahu saja cara meluluhkan Om kaya rayanya ini.

Rei menggeleng melihat tingkah Riki. Anak itu pandai meluluhkan kemarahan orang. "Kamu tidak ingin menikah Jay?" tanyanya.

Jay menoleh ke arah Rei. Ah, wanita ini sudah sangat jauh berbeda di mata Jay. Lebih dewasa dan memiliki wibawa sebagai seorang Ibu.

"Mungkin jika aku menemukan seorang wanita seperti dirimu, aku akan menikah," balasnya bergurau.

Jay langsung cengengesan ketika Jake bersiap dengan sendok yang ingin dilemparkan. Jake ikut cengengesan ketika ditatap sinis penuh ancaman oleh istrinya.

"Aku merasa berkeliling dunia dalam tugas dan jalan-jalan terselubung lebih menyenangkan dari pada menikah. Tetapi melihat Riki, mungkin aku ingin seorang anak. Bolehkan aku mengangkatnya menjadi anak dan membawanya bersamaku?" Jay mengakhiri jawaban seriusnya dengan gurauan lagi.

METANOIA | Jake x Rei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang