Jay duduk tenang dengan satu kotak susu rasa strawberry di tangannya. Pemuda itu sudah pulih dari luka-luka yang diberikan warga desa Alindra tiga minggu lalu.
Hari ini, akan ada diskusi tertutup yang melibatkan Jay, Ibu Park, Ayah Park, Menteri Pendidikan dan menteri-menteri bersangkutan, yang paling penting adalah Presiden dan Wakil Presiden yang secara khusus datang.
"Nak, ayo masuk. Kita akan mulai rapatnya," ajak sang Ayah.
Berkilo-kilo meter dari tempat Jay duduk, ada Jake yang dengan wajah mengantuk diseret paksa oleh Rei untuk menonton televisi.
Ini hari sekolah, tetapi Jake tidak masuk karena sekolah diliburkan, akibat dari bangunan yang rusak akibat badai pasir semalam. Butuh waktu tiga hari, menurut perkiraan tukang untuk memperbaiki atap yang roboh.
Jadilah Jake berniat untuk tidur seharian, namun baru pukul 9, Jake sudah harus bangun atas keinginan terkasihnya yang merengek.
Rei mendorong pelan Jake agar lelakinya menyalakan televisi. Rei duduk anteng di kursi yang menghadap langsung ke layar. Jake mencari siaran paling cocok untuk ditonton keduanya.
Kartun berbentuk kotak warna kuning dan teman-teman hewan lautnya jadi pilihan. Jake duduk di sebelah Rei, bersandar nyaman pada sandaran kursi.
Rei memeluk toples kue kering yang dia ambil mandiri dari dapur, segelas susu hangat untuknya dan Jake. Di tengah acara menonton, Rei meletakkan toples tadi di pangkuan Jake, sedang dirinya bersandar pada pundak lelaki itu.
Rei memeluk lengan Jake dengan manja. "Jaeyun, aaa~." Rei meminta disuapi kue. Jake yang melihat itu terkekeh kecil, membelai kepala Rei, sayang.
Jake menyuapi Rei per-45 detik, menurut perkiraan. Jake bisa mendengar Rei yang terkikik imut saat sesuatu yang lucu muncul di layar televisi.
Rei menjauhkan tubuhnya dari Jake guna mengambil susu di meja sebelah kursi. Meminumnya tenang, selanjutnya menyerahkan gelas itu kepada Jake. Jake sempat bingung, namun memilih untuk meminum susu dari gelas yang sama.
Jake menyimpan gelas kosong tadi di lantai, lalu menarik Rei dalam dekapannya, namun masih bisa menonton televisi. Memiliki waktu berduaan seperti ini memang yang terbaik.
Jake mengeratkan pelukannya, yang dibalas Rei tak kalah erat. Jake dan Rei menghabiskan waktu dua jam untuk duduk sembari berpelukan di depan televisi.
Karena setelahnya mereka jatuh tertidur dalam posisi yang sama. Jadilah, televisi yang menonton kemesraan mereka berdua.
Nenek melewati ruang televisi, berhenti sejenak ketika mendengar suara asing di dalam sana. Apakah ada yang sedang menonton? Mungkin saja. Nenek masuk ke ruangan tersebut.
Nenek menemukan Jake dan Rei yang duduk tertidur dengan posisi saling memeluk, sangat manis. Nenek tersenyum kecil melihat kedekatan dua anggota termuda keluarganya.
Dari lubuk hati terdalam, tidak pernah ada kebencian terhadap salah satunya. Baik para Rei, begitu pun pada cucu satu-satunya yang dia miliki.
Benar yang dikatakan Jake, Nenek kadang merasa iri pada menantu termuda itu karena mendapatkan perlakuan yang tidak pernah dia dapatkan. Nenek melakukan fitnah pada Rei atas dasar kekesalan karena Rei tidak kunjung disentuh Jake.
Apabila Rei tetap dicap pengkhianat sampai akhir sidang, seharusnya sekarang Jake sudah bersama jodoh baru. Tetapi lagi-lagi, mungkin apa yang diramalkan Bibi Im benar adanya.
"Orang tua Nak Jake menyetujui gadis ini, Naoi Rei. Dilihat dari hari kelahiran, tanggal, bulan dan tahun kelahiran keduanya. Menurutku dan Pemangku Kepercayaan, keduanya sangat cocok. Bahkan Pemangku memberi ramalan yang bagus. Cucumu itu akan kalah oleh gadis ini, jika Anda ingin tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA | Jake x Rei [✓]
FanfictionDineshcara, adalah daerah yang berada di sebuah negeri nan jauh di sana. Negeri yang nyaris tidak tersentuh dunia, Lavani. Dineshcara mencakup enam desa, tetapi desa yang paling terkenal adalah desa Alindra sebagai pusat pemerintahan, juga menjadi...