42. Rencana yang Dibocorkan

173 29 0
                                    

Rei lagi-lagi dibawa jodohnya ke rumah Jay di akhir pekan agar lebih leluasa bermain. Seperti sebelumnya, Ibu Park menyambut kunjungan mereka berdua dengan senang hati. Berbagai camilan dan minuman sudah ditata sedemikian rupa di atas meja.

Rei duduk anteng dengan tangan penuh makanan. Jake di sebelah sesekali mengusap bagian wajah yang terkena remahan. Dasar.

Jay datang dari arah kamarnya dengan wajah segar seusai mandi. Berjalan agak berlari agar segera sampai ke ruang tengah. Meraih salah satu gelas berisi jus jambu buatan Ibunya.

"Kenapa pagi sekali?" tanya Jay dengan nada tak suka yang main-main. Jake sepakat untuk datang jam 10 agar bisa bermain lalu makan siang bersama.

Tadi saat Jake baru tiba, jam masih menunjukkan pukul 8. Terlalu pagi untuk Jay mandi di hari libur. Tapi mana bisa Jay marah ketika melihat wajah antusias Rei yang makan kue-kue basah buatan Ibu Park.

"Kau tahu, suasana rumah sedang tidak nyaman," balas Jake. Jay mengangguk mengerti.

Ya, terakhir kali saat Jay ingin mengajak Jake berangkat sekolah bersama, malah disuguhi pemandangan pertengkaran antara para jantan Keluarga Sim.

Benar, yang waktu itu Jake menemukannya di depan pintu. Jay sudah berada di sana sejak 30 menit, tetapi pekerja yang dia temui tidak kunjung mengizinkan Jay masuk. Jadilah Jay bertindak mandiri.

Jay tidak sengaja mendengar semua pertengkaran keluarga Sim sejak para wanita itu masuk ke kamar. Setelah Jake meninggalkan tempat, barulah Jay keluar rumah. Syukurnya tidak ada yang melihat kegiatan mengupingnya.

Tetapi Jay tidak pernah coba mengajak Jake mengobrol lebih jauh. Biarkan saja, itu urusan keluarga orang lain. Jika dirinya dimintai tolong, baru Jay akan dengan senang hati mengeluarkan seluruh saran terbaik yang dia miliki.

Ibu Park kembali dengan satu botol kecil ditangannya. "Minum obatmu Jay," titahnya tanpa rasa bersalah.

Jay menerima itu dengan ragu. Meminum obatnya dengan diiringi tatapan penuh tanya dari Jake dan Rei yang menatapnya dengan polos. Aw, gemas.

"Kau sedang sakit? Apa kami mengganggu?" tanya Jake sembari menggenggam lengan Rei berniat pergi apabila memang Jay sedang tidak sehat.

"Tidak, tidak!" tolak Jay cepat. "Aku baik-baik saja, sungguh. Demi Tuhan!"

Jake menatap bingung Jay yang terlihat panik. "Kau tahu 'kan, aku sudah pernah operasi setelah kecelakaan. Ini adalah obat yang harus aku konsumsi agar kondisi tubuhku tetap stabil. Selebihnya, aku sangat sehat!" tegas Jay dengan senyum cerah seperti biasa.

Jay menggigit bibirnya gugup. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. "Kami memiliki ayunan di belakang rumah, Nona Rei ingin menaikinya?" Jay mengalihkan tofik dengan cepat.

Rei berdiri paling pertama. Jay berjalan di depan untuk menunjukkan jalan pada dua orang itu. Ibu Park di belakang ketiga remaja itu menatap sendu punggung putranya.

"Ibu juga berharap begitu Jay."

Kembali kepada tiga remaja yang sedang asyik melihat pemandangan belakang rumah Jay. Rei berlari kecil menghampiri ayunan yang terpasang pada sebuah pohon besar.

Jake membersihkan lebih dulu dudukan ayunan, sebelum kemudian membantu Rei menaikinya. Dengan wajah sangat senang, Rei meminta Jake mendorong perlahan.

Entah karena sedang dengan Jake, atau memang aura Rei sangat berubah. Dari gadis pendiam menjadi gadis periang yang memiliki senyum manis tidak pernah luntur. Namun ini adalah perubahan yang bagus.

Suara tawa Rei menguar begitu indah. Jake merasa telinganya dimanjakan. Jake mendorong perlahan ayunan yang dinaiki Rei, Jake mengambil kesempatan menggenggam lengan mungil terkasihnya yang memegang erat tali ayunan.

METANOIA | Jake x Rei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang