54. Sumpah Jake

228 29 6
                                    

Jake dengan telaten mengganti kompres di dahi Rei secara teratur. Gadis imutnya demam sejak tiga hari. Jake tidak begitu mengerti dengan apa yang dibicarakan Dokter dengan Ibu Park.

Namun dari penjelasan paling singkat dari Jay, Rei sakit karena terlalu banyak pikiran, stres. Dari asumsi Ayah Jay, kejadian dua minggu lalu ketika Sunghoon datang adalah salah satu penyebabnya.

Lagi-lagi Jake merasa bersalah, begitu pula Jay.

Rei tidak masuk sekolah sudah tiga hari. Ibu Park yang mengurus izinnya. Urusan sekolah Rei memang lebih banyak ditangani Ibu Park. Wanita itu sigap dalam segala tugas sekolah Rei.

Bahkan gadis yang sedang berbaring itu sudah naik tingkat dalam dua bulan sekolah karena sudah lancar membaca dan menulis walaupun masih agak lamban.

Jake membungkuk, membubuhi kecupan di pipi Rei ketika gadis itu mulai membuka matanya. Rei terkekeh geli ketika Jake menggesekkan hidung di pipi Rei.

"Kakak," interupsi Rei. Dia geli tahu!

"Ingin sesuatu, Cantik?" tanya Jake. Rei menggeleng, namun lengannya terbuka minta dipeluk.

Jake ikut berbaring. Meletakkan kepala Rei di lengannya sebagai bantalan. Lalu menarik gadis itu ke dalam pelukan hangatnya.

"Masih pusing?" Rei menggeleng. Untuk saat ini tidak, entah jika dirinya berdiri.

Rei mendusal nyaman, lalu kembali jatuh tertidur. Imut sekali.

Jake ada kelas sore hari nanti, masih cukup lama. Sembari menunggu, Jake menghabiskan waktunya dengan bergulung di bawah selimut dengan saling memeluk bersama jodoh cantiknya.

Oh, panggilan itu.

Heeseung mempertanyakan panggilan "Kakak" dari Rei untuknya. Sebenarnya tidak ada alasan khusus, Jake hanya mencontoh Ibu Park dan Ayah Jay yang tidak saling menyebut nama.

Karena keduanya belum memiliki anak, jadilah panggilan Kakak dipilih. Sementara Jake, lelaki ini hanya asal sebut apapun yang menggambarkan Rei-nya.

Cantik.

Imut.

Gadisku.

Sayang.

Dan, panggilan baru yang Jake dapat dari temannya di kampus.

Princess!

Sangat cocok untuk Rei 'kan?

Jake meraih wajah Rei, mendekatkan wajahnya sedikit. Mencium lama bibir Rei yang membuat empunya terkejut.

Rei membuka mata dan menjauhkan wajahnya. Jake memandang jahil terkasihnya. "Kenapa? Tidak suka?" tanya Jake dengan nada yang menyebalkan.

"Aku hanya.. terkejut," balas Rei, tubuhnya yang sedang demam semakin panas.

"Oh.. Bagaimana kalau sekarang? Aku ingin mencintaimu Princess!" Rei agak ragu, khas Rei sekali. Namun tetap mengangguk.

Jake menyeringai kecil. Ia segera menabrakkan bibirnya dengan bibir kenyal milik Rei. Ah, manis sekali.

"Sialan," umpat Jay yang segera menutup pintu kamar dua sejoli dengan gejolak hasrat meledak-ledak itu.

Jay baru ingin mengantarkan sarapan. Melihat pintu kamar yang terbuka membuat Jay asal masuk, tetapi dirinya malah disuguhi adegan ranjang yang amat, uh!

Sebagai satu-satunya manusia tidak berpasangan di sini. Jay merasa sangat tersiksa, apalagi di pagi hari ketika para suami itu akan berpisah dari istri mereka.

Rei dengan wajah imut, lucu, menggemaskan tanpa berdosa meminta Jake menciumnya di bibir, meniru Ibu dan Ayah Jay.

Sungguh neraka dunia bagi Jay Park!

METANOIA | Jake x Rei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang