Akhir pekan kali ini, Jake habiskan dengan membawa jodohnya berkunjung ke rumah Jay. Gadisnya terus saja menggenggam lengan Jake sejak di perjalanan, mungkin takut tertinggal. Atau mungkin, Rei masih trauma untuk keluar rumah.
Kedatangan mereka disambut baik oleh Ibu Park yang langsung membawakan minuman, juga banyak sekali camilan. Rei jadi yang paling semangat sekarang.
Sosok lelaki dengan rambut terang turun ke bawah, itu Jay jika kalian melupakannya. Jay memang memiliki ciri fisik secara sekilas mudah dibedakan dengan warga Lavani pada umumnya. Surai kecokelatan yang nyaris pirang, kulit agak lebih gelap namun terlihat pas.
"Wah, ada tamu ternyata," pekik Jay kesenangan. "Hallo Nona manis. Selamat datang di rumah pangeran tampan ini."
Mendengar itu Jake mengernyit jijik. Jay yang melihat reaksi berlebihan Jake membuat gerakan memukul main-main. Dua lelaki itu sibuk bertengkar sampai tidak sadar gadis di sebelah sudah menghilang untuk mengikuti ajakan Ibu Park ke dapur.
Rei kembali dengan semangkok es krim di tangan. Nyengir lebar saat Jake menatapnya terkejut. Bisa-bisanya, baru pertama kali berkunjung sudah masuk ke dapur dan membuka kulkas.
Rei segera duduk di sebelah Jake, yang mana pinggangnya langsung dipeluk oleh jodohnya itu dengan erat. Jake mengode Rei untuk memasukkan satu sendok es krim ke mulutnya, gadis itu menurut.
Jay memasukan satu buah kukis ke mulutnya, sebal. Padahal sudah berharap untuk bermain sesuatu, namun malah harus melihat kemesraan rumah tangga orang lain.
"Nona manis ingin main petak umpet tidak?" tawar Jay, yang langsung merebut seluruh perhatian Rei dari Jake. Manik jernih itu berbinar terang.
Melihat Rei mengangguk membuat Jay bersemangat. "Kalau begitu, ayok! Kita sembunyi, Jake yang akan berjaga pertama," ajak Jay.
Rei menyerahkan mangkok berisi setengah es krim ke tangan Jake, yang belum memproses apa yang sedang terjadi. Didinya ditinggalkan begitu saja oleh Jay dan Rei untuk bersembunyi.
Jake memasang wajah bodoh, melirik Ibu Park yang tertawa geli melihat kelakuan anak muda di depannya.
Jake menyimpan mangkok es krim ke atas meja di depannya. Dirinya bangkit untuk mulai mencari Jay dan Rei yang entah kenapa cepat sekali kiranya menemukan tempat bersembunyi.
Lelaki dengan surai hitam itu mengernyit saat melihat Jay bersembunyi di balik lemari yang bahkan tidak lebih tinggi dari tubuh lelaki itu. Jake mendekat, menatap Jay dengan raut keheranan sampai si empunya menengok.
"Kau berniat bersembunyi atau tidak?" tanya Jake main-main. Jay cengengesan saja dibuatnya.
Jay berjalan lesu mengikuti Jake yang masih harus mencari Rei. Setelah ini giliran dia yang jaga, bersembunyi itu mudah, tetapi menemukan orang yang bersembunyi sangat menyebalkan.
Jake tertawa kecil ketika mendengar suara gelang kaki Rei yang amat dia kenali ada di dekat pintu dapur. Jake berjalan mengendap-endap, hingga kemudian memeluk Rei yang tersentak singkat.
Rei menatap Jake kesal, harusnya cukup temukan dia, bukan malah membuatnya terkejut tahu!
"Kita sembunyi lagi, Jay yang jaga sekarang," ajak Jake. Mendengar itu Jay cepat-cepat menutup mata agar tidak disangka curang.
Setelah berhitung sampai 25, Jay membuka matanya. Lelaki itu mulai menyusuri rumah guna mencari dua manusia dalam permainan. Tetapi karena lelah, Jay duduk santai dahulu di ruang tengah dimana Ibunya masih duduk di sana sembari memakan camilan.
"Jangan terlalu lelah, Nak," ingat Ibu dengan nada khawatir. Jay mengangguk dengan senyum cerah diwajahnya.
Jay menemukan Rei lebih dulu di dekat kamarnya, lalu Jake di dekat pintu belakang. Rei yang ditemukan pertama harus berjaga sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA | Jake x Rei [✓]
FanfictionDineshcara, adalah daerah yang berada di sebuah negeri nan jauh di sana. Negeri yang nyaris tidak tersentuh dunia, Lavani. Dineshcara mencakup enam desa, tetapi desa yang paling terkenal adalah desa Alindra sebagai pusat pemerintahan, juga menjadi...