"Hallo!"
Seluruh anggota keluarga Sim dibuat terkejut dengan kedatangan pemuda yang terakhir kali difitnah besar-besaran oleh warga Alindra.
Jay berdiri dengan tangan penuh kantong berisi hadiah. Jangan lupakan cengiran khas pemuda Ibukota itu yang sering kali menyebalkan.
Jake yang baru keluar dari dapur segera berlari dan menerjang tubuh kawannya itu. Jay bahkan nyaris terjungkal apabila tidak siaga, tubrukan Jake setara dengan kambing jantan.
Wajah bahagia Jake berbanding terbalik dengan Nenek dan Kakek yang menggeram kesal serta wajah yang pucat. Paman dan Ayah Sim terkekeh melihat tingkah putra termuda keluarga mereka.
Jake merangkul Jay, menggiring teman baiknya itu menuju ruang keluarga dimana semua orang sedang duduk sekarang. Rei berlari kecil melihat Jay datang dengan kantong-kantong hadiah di tangannya.
Bahkan Bibi Luu -istri Paman Sim- terlupakan.
Jake segera menuntun Rei untuk duduk di sebelahnya. Gadis ini sangat ceria setelah melihat hadiah-hadiah yang dikeluarkan Jay.
"Oh, tunggu, ada anggota baru!" pekik Jay. Membuat Bibi Luu bersembunyi di balik tubuh suaminya karena takut.
Wajah bersemangat Jay berubah cepat. Raut penuh cibirnya dikeluarkan. "Kenapa ini? Kenapa semua jodoh perempuan bersembunyi ketika melihat manusia tampan seperti aku?!" tanyanya dramatis.
"Apa wajahku menakutkan? Paman?" tanya Jay pada Ayah Jake yang terkikik geli. Pria itu menggeleng sebagai jawaban.
Disertai wajah memelas yang sok imut Jay memperkenalkan dirinya, "Dengar Bibi, namaku Jay, Jay Park. Dari Ibukota, sangat jelas bahwa aku tampan dan modern. Suami Bibi ini sangat menyebalkan saat pertama kali kami saling mengenal," ucap Jay diakhir curhatan kecil.
Bibi Luu terkikik kecil.
Paman Sim mencibir sebal.
Setelah Paman Sim berada di pihak Jay, bukannya terbentuk hubungan yang harmonis dan sangat manis penuh gula. Justru lebih sering terjadi pertengkaran kecil yang menyulut si sumbu pendek Jay.
Tetapi semua pertengkaran itu hanya candaan.
Setelah beberapa saat, Paman Sim dan Ayah Jake pamit untuk pergi ke peternakan. Bibi dan Ibu kembali ke dapur karena menang dari awal tengah memasak kari daging kambing untuk makan malam.
Tersisa Jay, Jake, dan Kakek-Nenek Sim di ruang keluarga. Karena Rei juga sedang ke kamarnya guna menyimpan hadiah miliknya dan Jake.
Suasana agak canggung. Jay melirik usil -sombong- Kakek dan Nenek Sim dari tempatnya duduk. Nenek sibuk dengan sirih -yang biasa dia konsumsi-, sementara Kakek sok menyibukkan diri dengan kertas-kertas pekerjaan.
"Ekhem," interupsi Jay dengan tidak bersalah.
"Padahal aku sudah memperingatkan kalian untuk tidak macam-macam denganku atau Ibuku," sindir Jay. Kakek dan Nenek melirik sinis pemuda itu.
"Mungkin seharusnya bukan aku yang mendapatkan gelar kehormatan dan bintang dari Presiden Lavani kemarin. Karena diakui atau tidak, kalian adalah akar penyebab dari perubahan yang sedang terjadi di seluruh Sabitah," jelas Jay, yang lagi-lagi coba diacuhkan Kakek dan Nenek Sim.
"Tetapi kecerobohan kalian dalam balas dendam itu bagus. Aku mengucapkan terima kasih kepada kalian dari lubuk hatiku yang paling dalam dan sangat tulus," final Jay.
Karena setelah mengatakan kalimat-kalimat barusan Jay ditarik oleh Jake menuju teras rumah kediaman keluarga Sim. Rei juga menyusul dengan buku-buku cerita baru yang dibawakan Jay.
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA | Jake x Rei [✓]
FanfictionDineshcara, adalah daerah yang berada di sebuah negeri nan jauh di sana. Negeri yang nyaris tidak tersentuh dunia, Lavani. Dineshcara mencakup enam desa, tetapi desa yang paling terkenal adalah desa Alindra sebagai pusat pemerintahan, juga menjadi...