55. Aku Mencintaimu, Jaeyun!

258 29 6
                                    

Rei kembali ke dalam kamar setelah usai didandani Ibu Park. Hari ini rambutnya diikat dua agak tinggi, pita berwarna merah muda dipilih sebagai penguat.

Rei lupa membawa tasnya, membuat gadis itu harus kembali ke dalam kamar. Rei menyempatkan diri memeriksa lagi barang bawaannya.

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Jake yang baru selesai berpakaian- tunggu! Dia Jake?

Lelaki itu mengenakan celana jeans longgar, kaos putih bergambar yang dimasukkan ke dalam celana, serta jaket jeans sebagai pelengkap. Oh, benarkan itu Jake?

Jake menyisir surai hitamnya dengan jari. Berjalan dengan sok keren ke hadapan Rei yang menatapnya tanpa berkedip sedari tadi.

"Apa aku sangat tampan, huh?" goda Jake.

Rei membulatkan mulutnya setelah sadar apa yang dia lakukan. "Kak Jae?" tanyanya, memastikan.

Jake terkekeh tampan. "Tentu, ini aku," balasnya.

Jake mengangkat tubuh berseragam lengkap Rei ke atas lemari pendek di belakang gadis itu. Memerangkapnya di antara dua lengannya.

"Bagaimana penampilanku? Ayah Jay yang memberikannya." Jake menaikan alisnya, menunggu jawaban.

Sejujurnya, Rei masih terpana.

"Tampan sekali!" pekik Rei tiba-tiba. Gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan, malu.

Jake terkekeh geli melihat wajah Rei yang memerah saking malunya. Tidak tahan, Jake mengecup bibir Rei yang sudah tidak ditutup lengan oleh empunya, singkat saja.

Namun mampu membuat Rei semakin memerah, gadis itu menunduk, sangat malu. Jake memeluk tubuh kecil jodohnya itu erat, sangat hangat dan membuat energinya semakin penuh.

Rei adalah pengisian daya!

Rei bersembunyi di leher Jake. Otaknya memutar sendiri percakapan tempo hari bersama Jay yang tidak disengaja.

"Cobalah untuk lebih agresif. Kamu boleh saja maku bicara, tidak masalah, langsung tindakan saja." Begitu yang disarankan Jay, ketika Rei mengadu soal Jake yang banyak menahan diri.

Bukan agresif ke arah itu namun Rei ingin Jake tidak banyak menahan diri, ya.. misal untuk meminta berciuman pun Jake kadang sangat kikuk.

Rei tidak menyukai itu.

Maka dari itu, berdasarkan insting, Rei mendekatkan bibirnya ke leher Jake dan..

"Aw! Kenapa digigit?" sentak Jake, tidak sengaja, sungguh, lelaki itu terkejut.

Bibir Rei membentuk bulan sabit secara terbalik, sedih. Jake dibuat gelagapan.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud menakuti mu," sesal Jake. Lelaki itu kembali memeluk Rei erat. Hal itu mengundang kikikkan imut dari gadisnya.

Ketika sarapan, Jay yang duduk berhadapan dengan Rei memandang bingung gadis berkuncir dua itu, yang terlihat sangat senang. Lalu Jay menatap Jake dengan penampilan barunya, dan, oh!

Bekas gigitan!

Jay berusaha keras menahan tawa. Pasti Rei menuruti saran darinya untuk lebih agresif. Imut sekali.

Secara rutin Jake mengantar Rei ke sekolah bersama Ibu Park naik bus. Lalu lelaki itu menghabiskan pagi sampai menjelang sore di universitas, Jake sengaja memilih kelas di kisaran waktu tersebut. Dan terakhir dari sore hingga malam -antara pukul 9-10 malam- di kedai.

Di hari kerja.

Apabila di akhir pekan, Jake akan menghabiskan seharian penuh di kedai. Lelah? Pasti. Apalagi Jake harus menyesuaikan waktu untuk mengerjakan tugas kuliahnya.

METANOIA | Jake x Rei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang