53. Reuni Kecil

177 26 6
                                    

Jake berjalan cepat di koridor kampus. Satu minggu MOS sudah terlewati, waktunya memulai dunia perkuliahan. Dan di hari kedua ini, Jake nyaris terlambat karena terlalu asyik menemani Rei di sekolah khusus. Dan ya, Jake salah membaca jadwal.

Jake membaca jam 09.30, namun ternyata 08.30. Dasar.

Tapi untung saja salah satu kenalan barunya menelepon 10 menit sebelum kelas menanyakan sesuatu, sehingga Jake bisa segera berangkat.

Jarak antara sekolah khusus milik Rei dan kampusnya tidak terlalu jauh, hanya butuh 7 menit jik berjalan kaki. Karena Jake nyaris berlari, lelaki itu hanya butuh 4 menit.

Dosen masuk sesuai jadwal, dan kelas ketiga Jake di universitas berjalan dengan lancar.

Selanjutnya, Jake memilih untuk datang ke kedai dimana dia bekerja atas bantuan Jay. Kelas berikutnya masih beberapa jam lagi, sekitar pukul dua siang.

Kedai tempat Jake bekerja adalah kantin terbuka yang tidak memiliki pintu atau dinding -kecuali di bagian warungnya-. Atap kedai hanya ditopang tiang-tiang yang ada.

Baru memasuki kedai, Jake yang tidak terlalu fokus pada jalanan -karena tengah menggulung lengan kemeja- tidak sengaja bertabrakan dengan seorang gadis.

"Akh, maafkan aku. Ini salahku," sesal Jake.

Gadis itu memandang Jake tanpa berkedip, tidak membalas permintaan maaf dari lelaki di depannya. Jake segera mengambil buku milik gadis itu dan menyodorkannya.

Jake menarik cepat kedua tangannya lalu tersenyum canggung ketika gadis di depannya mencoba untuk bersentuhan dengannya.

Wajah gadis dengan rambut panjang tergerai itu tampak terkejut melihat reaksi berlebihan yang diberikan lelaki di depannya.

"Kenapa se terkejut itu?" heran si gadis.

Jake tidak menjawab, lelaki itu malah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bingung harus memberi balasan seperti apa.

"Ada apa Jake?" Jay datang dari arah belakang, "Oh, hai Wony!" sapa Jay kepada gadis dengan surai hitam panjang di hadapan Jake.

Gadis itu, Wonyoung, atau lebih akrab dipanggil Wony, tersenyum kecil sebagai balasan dari sapaan Jay.

Jay menatap bingung Jake yang bergerak tidak nyaman. "Ada apa Jake?" tanya Jay, lagi.

"Namamu Jake? Aku Wonyoung, panggil Wony saja, seperti yang dilakukan Jay." Gadis itu memindahkan buku ke dekapan tangan kiri, lalu menyodorkan lengan kanannya, mengajak berkenalan.

Jake hanya memandang lengan itu kikuk. Di Dineshcara hal semacam ini dilarang, seseorang yang berjodoh tidak boleh bersentuhan dengan lawan jenis terkecuali orang-orang tertentu yang ditetapkan.

Seirama dengan pengambilan hak istimewa Sabitah, aturan semacam ini tidak dihilangkan. Karena bukan satu hal yang negatif.

"Wony, namanya Sim Jaeyun, tetapi lebih suka dipanggil Jake. Dari Alindra, Dineshcara, kau tahu? Sudah berjodoh alias lelaki beristri. Maafkan dia karena sangat kikuk untuk menjelaskan hal sepenting ini," jelas Jay. Huh, untung saja.

Wonyoung menurunkan lengannya, lalu tersenyum kecil. Tidak ada harapan!

Gadis dengan tinggi di atas rata-rata wanita Lavani itu berpamitan dan pergi keluar kedai setelah mengobrol singkat dengan Jay.

Kedai yang tidak terlalu luas itu cukup ramai, paling banyak dipenuhi mahasiswa dan mahasiswi dari universitas dimana Jake dan Jay juga belajar. Beberapa pejalan kaki acak juga sering mampir.

Menu makanannya tidak beragam, hanya menu-menu tradisional -dan sederhana- yang otentik milik Lavani. Minuman juga hanya ada teh -tawar, manis dan panas, dingin- dan kopi -pahit, manis dan panas, dingin-.

METANOIA | Jake x Rei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang