33. Tidak Terduga

195 31 5
                                    

Hutan Alindra, Rei duduk linglung di salah satu akar pohon. Kenapa dia bisa sampai ke sini disaat harusnya dia mengantar makan siang untuk Jake. Rei meremat gaun kuningnya hingga kusut.

"Aku sudah mencoba mencari jalan keluar. Tetapi aku juga tidak tahu daerah hutan Alindra yang ini, Nona. Maafkan aku," kata seorang lelaki yang ikut terjebak dengannya.

"Kamu yakin Jaeyun masuk ke sini tadi, Sunghoon?" Lelaki itu, Sunghoon mengangguk yakin sebagai jawaban atas pertanyaan Rei.

Singkat saja, Sunghoon bertemu dengan Rei di dekat lapangan Alindra sendirian. Sunghoon menghampiri gadis yang merupakan jodoh temannya itu. Saat ditanya ada urusan apa Rei berada di sana, gadis itu menjawab ingin mengantarkan makan siang untuk Jake.

Sunghoon yang sebelumnya melihat Jake memasuki hutan -mungkin lelaki itu kepanasan menunggu di lapangan-, Sunghoon pun menawarkan diri mengantar Rei memasuki hutan sampai bertemu Jake.

Namun semakin jauh mereka berjalan mencari Jake, lelaki dengan wajah asing itu tidak kunjung ditemukan. Hingga akhirnya mereka sadar sudah terlalu jauh masuk ke hutan dan tersesat. Sampai hari mulai larut dan hutan menjadi semakin gelap.

"Bagaimana ini?" tanya Rei dengan suara bergetar. Dia tidak pernah jauh dari rumah tanpa Jake. Sekarang dia malah terjebak di hutan Alindra yang entah di bagian mana dengan lelaki lain yang tidak berjodoh.

Rei membuka kotak makan yang isinya sudah dingin. Rei menyodorkan roti dan kari buatan Ibu kepada Sunghoon di depannya yang sudah ikut duduk pasrah.

Sunghoon menerima itu dengan ragu. "Terima kasih," ucapnya canggung. Rei juga ikut mengambil sepotong roti, dirinya sangat lapar.

Semua terjadi begitu cepat sampai Rei baru sadar ketika tubuhnya sudah telentang di atas tanah dengan Sunghoon yang menindihnya. Reo bergerak panik, mencoba melepaskan diri.

"Sunghoon, kamu mau apa?! Lepaskan!" teriak Rei tepat di samping telinga Sunghoon. Lelaki itu tidak bergerak sama sekali, memeluk Rei dengan erat yang berada di bawahnya.

"HEI! SIAPA DI SANA!" teriak seseorang dari arah samping mereka. Bukan hanya satu orang yang mendekat, namun banyak pria desa yang menghampiri mereka.

Sunghoon bangkit dan bergerak merapihkan pakaiannya setelah para warga sampai di dekat mereka. Rei juga bangkit, memakai kembali selendang yang dilepaskan Sunghoon.

Nafas gadis itu memburu, dia belum mengerti situasinya. Tetapi para warga sudah lebih dulu menyeret tubuh kecilnya tanpa perasaan. Rei berteriak kesakitan saat kakinya beberapa kali tersandung ranting tajam. Tapi orang-orang ini seolah tidak punya hati.

Rei menatap Sunghoon yang mendapatkan perlakuan sama di depannya. Lelaki itu kenapa? Apa yang dia lakukan? Kenapa Rei jadi diperlakukan seolah hewan ternak.

Rei tersandung akar pohon untuk kesekian kalinya, tapi kali ini ia sampai tersungkur dan wajah serta tangannya tergores ranting tajam. Melihat hal itu, para pria desa bukannya kasihan malah menyeret Rei yang belum sempat berdiri.

Rei menangis tersedu merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Rei merasakan dadanya kembali sesak. Matanya yang basah oleh air mata melotot saat mereka sampai di rumahnya.

Rei dibanting hingga nyaris terbentur ubin keramik rumahnya. Rei memaksakan kepalanya mendongak, netranya menemukan Jake yang menatap horor kehadiran semua orang termasuk menatapnya.

"Nyonya! Tuan! Nama baik keluarga kalian sudah dirusak oleh satu gadis tidak tahu malu sepertinya!" olok salah satu warga.

"Ya, lihat apa yang dilakukan menantu termuda kalian di hutan bersama lelaki tidak berjodoh. Bahkan untuk mengatakan apa yang kami lihat saja, aku merasa jijik!"

METANOIA | Jake x Rei [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang