Pagi-pagi sekali Rei sudah terbangun dari tidurnya -yang kurang nyaman-. Gadis itu melirik ke arah sebelahnya, di sana ada Jake. Mereka benar-benar tidur seranjang, di bawah selimut yang sama.
Tidak lebih dari hanya tidur bersama. Ada sebuah guling yang disimpan Jake semalam di tengah keduanya. Kata Jake, takut Rei tidak nyaman apabila mereka benar-benar bersebelahan. Lelaki yang baik.
Rei mengambil langkah untuk mandi lebih dahulu. Lagi dan lagi, Jake mengambil izin dari sekolah. Upacara ini dilangsungkan sampai nanti malam, Jake yang baru bangun dibuat bingung mencari Rei. Barulah ketika Jake sadar sepenuhnya, ia mendengar suara air dari kamar mandi. Pasti sedang mandi.
Jake bangkit dan merapihkan tempat tidur. Saat ia menyentuh sisi ranjang yang semalam ditempati Rei. Sesuatu menghangat di dalam diri Jake. Lelaki itu tersenyum kecil.
Jake mendengar ketukan pintu berbarengan dengan pintu kamar mandi yang dibuka oleh Rei yang baru selesai mandi. Rei menunduk ketika menemukan Jake sudah bangun, tubuh kecil Rei hanya berbalut handuk, pakaiannya di simpan di atas nakas di sebelah ranjang.
Rei memasang wajah panik ketika mendengar ketukan pintu, lagi. Jake yang paham situasi, segera meraih pakaian Rei dan menyerahkannya kepada empunya. Memberi kode sederhana untuk Rei kembali ke kamar mandi untuk berpakaian.
Sedang Jake berjalan menuju pintu, membukanya pelan dan menemukan Ibunya membawa napan berisi dua porsi makanan. Jake mengambil alih nampan tersebut, Ibu menelisik ke dalam kamar sebentar, setelah itu menatap Jake penuh selidik.
"Aku tidak melakukan apapun dengan Rei, hanya tidur di ranjang yang sama. Dia sedang berpakaian di kamar mandi. Aku ingat janjiku, Bu," jelas Jake tanpa diminta. Ibu tersenyum, membelai kepala Jake, sayang.
Ibu pamit setelah tujuannya selesai. Rei keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, rambut sepunggungnya masih setengah basah. Rei berlari kecil ketika melihat Jake membawa nampan makanan.
Saat tangannya sudah memenang nampan, berniat mengambil alih. Jake menahannya, memasang wajah mempertanyakan apa yang ingin dilakukan Rei.
Rei sendiri agak kikuk ditatap Jake dengan wajah bangun tidur yang sialnya tampan ini. "Biar aku saja, kamu mandi, aku sudah menyiapkan air hangat," tuturnya.
Jake menyerahkan nampan itu, dia segera masuk ke kamar mandi dengan handuk dan pakaiannya sekalian. Hanya butuh beberapa menit untuk Jake, saat ia keluar Jake menemukan Rei yang duduk lesehan di depan nampan makanan yang masih utuh.
Jake duduk di hadapan Rei, di tengah mereka ada nampan makanan. Jake mengambil satu piring dan bersiap makan, Rei sendiri hanga diam menunggu.
Jake yang baru akan menyuap makanan pertamanya, menurunkan tangan ketika maniknya bertatapan dengan manik jernih milik Rei yang memandangnya polos.
"Kenapa hanya diam? Ayo makan," ajak Jake. Rei dengan spontan menggeleng kecil.
"Aku harus menunggu kamu selesai Jaeyun, seperti biasa," tolak Rei dengan suara yang kecil. Jujur saja, Rei malu dan canggung hanya berduaan dengan Jake -walaupun bukan pertama kali-, saling berhadapan, belum lagi tatapan mata Jake yang dalam. Pipi Rei bersemu mau tidak mau.
"Hanya ada kita berdua, makanlah, jangan hanya melihat dan menungguku," titah Jake.
Rei kembali menggeleng. "Aku menghormati kamu sebagai suamiku. Jadi aku tidak boleh makan berbarengan denganmu," tolak Rei, lagi. Masih kukuh pada tradisi yang ia tahu.
Jake memutar bola matanya malas. "Kamu menghormati aku? Kalau begitu makanlah, turuti apa yang aku suruh." Jake lebih kukuh soal keinginannya.
"Boleh?" Jake mengangguk mengiyakan. Rei mengambil piring berisi makanan yang merupakan porsinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA | Jake x Rei [✓]
FanfictionDineshcara, adalah daerah yang berada di sebuah negeri nan jauh di sana. Negeri yang nyaris tidak tersentuh dunia, Lavani. Dineshcara mencakup enam desa, tetapi desa yang paling terkenal adalah desa Alindra sebagai pusat pemerintahan, juga menjadi...