Satu Hari setelah Rei selesai menstruasi pertamanya. Sebuah upacara diadakan di kediaman keluarga Sim.
Suara-suara musik tradisional terdengar sampai ke tetangga. Nyanyian yang bermakna doa-doa serta mengagungkan Tuhan berkumandang tak berhenti sedari pagi.
Semua orang masih sibuk bersiap-siap. Rei di kamarnya sibuk dirias sedemikian rupa oleh para perias dari desa seberang. Hanya riasan tipis, karena Nenek mewanti-wanti untuk tidak membuat wajah Rei menjadi sangat asing nantinya.
Kulit putih Rei dipoles bedak tabur tipis, bibir tebalnya dioles lipstik warna merah muda yang sangat pas perpaduannya.
Rei dipakaikan gaun merah menyala dengan aksen emas dibeberapa bagiannya. Rei juga menggunakan aksesoris berupa anting-anting, kalung, gelang-gelang tangan, gelang-gelang kaki berwarna emas polos.
Cincin emas dengan tiga mata berlian di tengah-tengahnya. Cincin simbol bahwa Rei sudah menikah, begitupun kalung emas dengan model nyaris serupa sepanjang dada di leher Rei.
Di upacara nanti, Jake akan mengganti perhiasan emas yang dipakai Rei saat ini dengan perhiasan berlian -tidak semua kalangan melakukan upacara penggantian dengan berlian, tergantung pada status sosial keluarga jodoh lelaki-.
Selesai dengan wajah, pakaian dan perhiasan, Rei dikenakan selendang warna senada gaun untuk menutupi wajah manisnya.
Oh iya, rambut Rei di kepang sebagian dengan rapih. Diberi hiasan emas putih dengan manik-manik berwarna yang cantik.
Beralih ke Jake, remaja ini kembali meliburkan diri dari sekolah. Jake memandang dirinya yang diberi jas senada dengan gaun Rei di depan cermin. Pikirannya berkelana ke banyak percakapan akhir-akhir ini dengan Jay dan Ibunya.
Ia mendiskusikan soal akan sekamarnya dirinya dengan Rei. Ini bukan lagi soal tradisi, tetapi titah kepercayaan yang orang kota sebut dengan agama.
Jay menyarankan banyak hal aneh, yang terdengar sangat asing di telinga Jake. Sementara Ibu Park menyarankan untuk dirinya tidak melakukan hubungan itu bersama Rei. Meskipun Jake sekamar nantinya, jangan biarkan dirinya tergoda oleh gadis secantik Rei.
Ibu Park menekankan untuk tidak membuat Rei hamil diusianya. Intinya seperti itu.
Ayah di kamarnya menepuk-nepuk pundak Jake. "Ingat kata Ayah, meskipun kalian sekamar dan sudah suami-istri, jangan menyentuh Rei, ok?"
Jake mengangguk mengiyakan. Ibu dan Ayah rutin menemuinya untuk mewanti-wanti Jake untuk tidak melakukan hal yang akan memberatkan dirinya sendiri.
Jake meyakinkan dirinya sendiri, dia tidak akan seperti Heeseung yang langsung berhubungan setelah sekamar. Dan sekarang jodoh perempuan Heeseung itu sedang mengandung.
Beruntunglah Karina sudah berusia 19 tahun. Kata Dokter, diusia ini sudah lebih kuat. Fakta menarik yang tidak patut dicontoh, Heeseung tidak lulus saat Menengah Pertama beberapa kali, sehingga ketika dia berusia 20, Heeseung baru kelas 12.
Jake menarik-hembuskan nafasnya panjang. Ia dituntun untuk turun dan duduk lebih dulu dibanding Rei nantinya.
Jake sudah duduk di tempat yang ditetapkan tetua adat. Untuk beberapa saat, tetua adat sibuk membuka acara dan menjelaskan beberapa hal mengenai upacara yang akan dilangsungkan sebentar lagi.
Upacara ini dilakukan sore menjelang malam, karena akan ada prosesi 'Pengurungan' pasangan jodoh dalam satu malam yang dimulai setelah upacara berakhir.
Jake hampir saja menjatuhkan rahang sebelum sadar dan kembali menutup rasa kagumnya dengan tersenyum samar. Rei dengan gaun merah menyala yang menutup seluruh tubuh kecilnya, gaun panjang itu terlihat terseret ketika empunya menuruni tangga. Cantik, sangat cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA | Jake x Rei [✓]
FanfictionDineshcara, adalah daerah yang berada di sebuah negeri nan jauh di sana. Negeri yang nyaris tidak tersentuh dunia, Lavani. Dineshcara mencakup enam desa, tetapi desa yang paling terkenal adalah desa Alindra sebagai pusat pemerintahan, juga menjadi...