Pria dengan penampilan urakan dan lusuh, keluar dari rumah susunnya.
Ia melangkah kakinya menuju halte bus, ia bertujuan ketempat kerja pertamanya, yaitu tempat proyek pembangunan gedung, bisa dibilang ia kuli.Sesampainya ia disana atasannya lansung memberi tugas.
"Harlan, kemari" panggil atasan Harlan, Harlan segera menghampiri.
"Iya pak"sahut Harlan, pak Herman memberinya tugas, mengawasi truk truk besar yang membawa barang, Harlan segera melaksanakan tugasnya.
Setelah shif siangnya sebagai kuli selesai ia segera menuju ke tempat kerjanya yang ke 2, yaitu sebagai cleaning service di rumah sakit ternama di kotanya.
Harlan sudah sangat lama bekerja disana sebagai cleaning service, bahkan banyak dokter juga perawat di sana yang sudah akrab dengannya.
Saat sedang menyapu ruang UGD, ia melihat keadaan darurat, dimana seorang dokter magang sedang kesulitan menangani pasien lansia yang kejang.
Dokter wanita tersebut tidak cukup kuat, menahan tubuh orang berusia lanjut di ranjang yang sedang bergerak tidak menentu.
Dengan cekatan Harlan membantu dokter tersebut yang kesulitan, dengan pengetahuannya yang sangat banyak tentang dunia kesehatan ia membantu memiringkan tubuh pria itu dan melipat kemejanya sebagai bantal, ia juga serogoh asal tempat yang digunakan sebagai tempat obat dan alat alat medis.
Ia menyumpal mulut pria itu menggunakan kasa agar giginya tidak menggigit lidahnya sendiri.
Harlan juga menahan tubuh pria tua itu agar tidak terjatuh dari bangkar.Dokter tersebut sedikit tenang, sampai suara Harlan terdengar.
"Dok tolong injeksi" suara Harlan agak berteriak, karna melihat dokter muda itu tidak fokus.Karna tidak fokus ia kebingungan.
Harlan akhirnya menunjukkan ke arah obat yang ia maksud.Tangan dokter itu bergetar ia tidak berani menginjeksi, Harlan mendesaknya, karna kejang pria tua itu tidak kunjung berhenti.
"Injeksi dok, kejangnya sudah lebih dari 15 menit" Harlan memperingati dokter itu yang terlihat takut.
"Cepat, saya tidak bisa menginjeksi pasien, karna saya tidak punya lisensi ataupun wewenang" Harlan kembali menyadarkan wanita itu.
Karna UGD sedang sibuk tak ada perawat atau dokter lain yang bisa membantu, apalagi ini bagian UGD yang paling pojok.
Sampai akhirnya dokter itu memberanikan diri, dan perlahan kejang pria tua itu berhenti.
Harlan bernafas lega, ia membenarkan posisi pria itu agar lebih nyaman, dan mengeluarkan sumpalan kasa yang ia masukkan.
Ia berbalik menghadap dokter muda dengan paras cantik Yang sedang menunduk, ia tersenyum.
"Good job" puji Harlan lalu ia berlalu melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
***
Akhirnya setelah pulang dari warung Padang tempat ia bekerja sebagai pencuci piring, Harlan mengistirahatkan tubuhnya di kasur tipis miliknya.Benar harlan, Memili 3 pekerjaan sekaligus, terkadang ia kesusahan mengatur jadwal, apalagi tugasnya sebagai kuli yang terkadang masuk shift malam.
Namun mau bagaimana Harlan harus berusaha semaksimal mungkin, untuk menghidupi dirinya sendiri.
****
Selama kurang lebih 7 tahun ia hidup sendiri semenjak ia di usir dari Rumahnya tepat setelah ia lulus SMA.
Karna suatu alasan.Terkadang Harlan merasa ia kesepian, ia hidup sendiri dengan keadaan yang cukup menyedihkan.
Tak jarang Harlan kelelahan karna padatnya jadwal, bahkan ia sampai sering melewatkan jam makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
langkah
Randomcerita seorang putra yang ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan keluarga yang telah lama tidak menerimanya.