17

2.1K 215 12
                                    

Langkah Harlan terus ia bawa berkeliling, sesekali ia bertemu dengan orang yang mengenal dirinya dan ia sapa dengan ramah.
Tentu ada pertanyaan tentang dirinya yang sakit, seperti biasa ia menjawab dengan candaan.

Sampai ia berada di lorong menuju UGD, seperti biasa diantara semua tempat dirumah sakit, UGD lah yang setiap jam nya sibuk dan sering terjadi kericuhan akibat beragam masalah.

Disana banyak dokter yang berlalu lalang, dengan gerakan cepat dan tangkas.
Perawat pun sama hal nya, mereka dengan cekatan menangani pasien pasien yang dalam keadaan darurat.

Harlan mendorong tiang infusnya pelan melewati UGD sampai teriakan membuatnya berbalik.

"Tolong, anak saya tolong" teriak seorang ibu yang panik, disaat UGD sedang sibuk dengan pasien kecelakaan, dokter yang sibuk juga sampai kelimpungan.

Harlan mempercepat langkahnya, ia segera berlari pada anak ibu yang berteriak tadi, yang telah melemah, dengan nafas yang hampir tak ada.

Seorang dokter yang sedari tadi marah marah pada juniornya menghampiri, tanpa menganggap Harlan ada.

"Emang ga becus tu bocah" musuh dokter pria tersebut untuk juniornya.

Saat dokter tersebut memeriksa, ia menganggap anak tersebut serangan jantung tanpa bertanya apa yang terjadi pada sang ibu, saat hendak melakukan CPR Harlan melarang.

"Tunggu dulu, jangan CPR" Harlan yang sedang memeriksa nadi anak itu menatap dokter yang terlihat kesal.

"Lo bukan siapa siapa ga usah ribet, emangnya lu mau ni bocah ga nafas?" Karna tak peduli akan ocehan dokter tersebut ia maju, dan dengan cekatan mendudukkan anak tersebut.

Dokter yang melihat berusaha berteriak menghentikannya. Tapi Harlan tak peduli.

Mengukur jarak dari dada anak itu dan menekannya dengan kuat pada suatu titik.
Saat yang kedua kalinya, sesuatu terbang dari mulut anak tersebut yang lansung bernafas dengan lancar.

Seketika wajahnya yang tadi kebiruan karna tak bisa bernafas, kini perlahan kembali normal.

Lalu Harlan turun dari bangkar, dan membiarkan beberapa orang perawat mengambil alih.

Dan tepukan tangan dari orang orang sekitar terdengar. Harlan hanya tersenyum dan bernafas lega.

Aksinya tadi di tonton banyak orang, dokter yang sudah jengkel hendak maju pada Harlan, tapi seorang dokter perempuan dengan nametag Mega membuat dokter itu ciut.

"Menyusahkan" ucap dokter Mega pada dokter pria yang angkuh tadi.
Lalu berbalik, melihat anak yang berhasil Harlan selamatkan.

Harlan yang melihat punggung tangannya, ia melihat sudah tak ada infus disana, benda itu terlepas saat sedang melakukan aksi heroik nya tadi.

Lalu ia berjalan pada nakas perawat, dan mengambil disinfektan membersihkan tangannya dan mengusap bagian infusnya yang terlepas dengan alkohol, lalu menempelkan plester.

Ibu dari anak yang ia bantu memegang lengannya dengan lembut, Harlan berbalik dan tersenyum lembut.

"Terimakasih banyak nak, ibu ga tau harus membalas kebaikan kamu dengan apa" ucap ibu tersebut yang terlihat lebih baik dari sebelumnya.

Harlan mengusap tangan ibu tersebut yang menggenggam tangannya.

"Sama sama Bu, saya ikhlas membantu anak ibu" sahut Harlan dengan tulus.
Ingin ibu tersebut melanjutkan namun ia dipanggil oleh seorang perawat.

"Permisi nak ya, semoga kita bertemu lagi" ucap wanita tersebut dan kembali pada putranya.

Harlan yang masih dengan senyumnya melihat bagaimana seorang ibu menyayangi anaknya sepenuh hati, dan memperhatikan sang anak.

langkah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang