Saat dingin malam membuatnya semakin merindu sosok yang telah lama ia rindukan, gadis itu terlihat menitikkan air mata, ie menggumkan nama kakaknya berkali kali.
Gadis itu hanya bisa meracau dalam tidurnya, tanpa bisa melepas rindu pada orang yang ia sayangi.
****
Walaupun kantuk sudah menyerang tapi Dikta sekuat tenaga menahan kantuknya demi mengawasi adiknya yang kesakitan sedari tadi, hampir saja ia membuat kericuhan karna perawat yang bekerja tidak cekatan.Ia meneliti wajah adiknya dengan seksama, wajah lelah adiknya sangat kentara, ia membayangkan kehidupan keras yang telah Harlan lalui selama ini tanpa seorangpun menemani.
Tangannya meraih handphone yang sejak tidur sesaat ia abaikan, dan kemudian bangun karna ringisan Harlan, ia melihat notifikasi panggilan tak terjawab dari Adik perempuannya beberapa kali, ia hendak menelepon balik namun ia urungkan.
Karna melihat jam yang sudah larut malam, lalu jarinya menekan bagian notifikasi pesan dari gina.Gina
Abang kapan pulangLembur ya bang?
Jangan cape cape ya bang
Nanti sakit.Adek ga bisa tidur
Kangen kakak🥺
Perasaan lain hinggap di hati Dikta, di sana adiknya butuh seorang kakak, di sisi lain orang yang sangat dibutuhkan gina harus ia jaga.
Jarinya mulai mengetikkan sesuatu ia berharap adiknya akan membacanya besok.Me
Maaf dekAbang ga sempat kabarin
Besok Abang anterin adek
Ke sekolah, oke?
Setelah pesan terkirim ia kembali fokus pada harlan, lalu tanpa sadar ia tertidur.Sesuai janjinya, sesuai mengurus Harlan di pagi hari, Dikta buru buru pulang untuk mengantarkan gina ke sekolah.
"Lan, sorry gue ga bisa lama lama, kalo ada apa apa bilang sama perawat jangan diem" ucap Dikta dengan sedikit penekanan di ujung karna ia khawatir akan kemarin.
"Iya bang, ga papa, hati hati dijalan" Harlan melambaikan tangannya dengan senyum manis di bibir pucatnya, Dikta hanya tersenyum tipis sangat tipis, hampir tidak terlihat.
Untungnya ia bisa sampai dirumah di waktu yang tepat, ia segera mengantarkan adiknya setibanya disana.
"Abang pasti cape begadang semalam ya??" Ucap gina menatap wajah Dikta yang tersirat lelah dan matanya khas orang begadang.
"Ga cape kok" ucap Dikta santai, ia teringat pada kejadian semalam dimana ia terjaga lagi di tengah malam karna Harlan yang kesakitan.
"Lah kok bengong sih bang" Dikta kembali tersadar dan tersenyum pada adiknya.
"Hehehe sorry Abang masih aga ngantuk" ia terkekeh, tangannya mengelus rambut gina lembut, ia teringat pada pesan yang adiknya kirim semalam.
"Maaf ya bang, gina ngerepotin" gina sedikit menunduk ia merasa tak enak karna membuat Dikta, mengantarnya pagi pagi alih alih beristirahat setelah bekerja semalaman.
"Aduh dek, ga papa jangan sedih dong, nanti Abang tambah jajan nya deh" ucap Dikta dengan nada sedikit lebih ceria, gina tersenyum kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
langkah
Randomcerita seorang putra yang ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan keluarga yang telah lama tidak menerimanya.