Izin pulang dari rumah sakit telah di beri oleh dokter, tak banyak pesan dari dokter tersebut, beliau hanya mengingatkan agar gina beristirahat yang cukup, kurangin stress, dan yang lainnya.
Johan, salsa dan gina ngobrol ringan di dalam mobil yang melaju ke arah rumah mereka.
"Katanya udah pindah yah, tapi ada cabangnya yang lain" ucap gina melanjutkan obrolan.
"Kapan kapan ayah bawa pulang aja ya" ucap Johan di iyakan oleh gina di belakang.
"Abang kemana yah?" Tanya gina, ia kini menjadi lebih segar, dan sumringah. Bagaimana tidak sebelum ia pulang Harlan diam diam dari kejauhan melambai padanya.
Dan yang hal kecil tersebut sangat sangat bermakna bagi gina.
"Ke kantor, ada panggilan dari pak timo, ayah juga ga tau persis" sahut Johan.
"Menurut adek diantara tiga ini, yang paling bagus yang mana?" Tanya salsa, ia memperlihatkan foto kue yang akan ia tambahkan ke daftar menu."Yang macha ini deh ma, tapi yang red Velvet keliatan bagus juga" ucap gina, ia pun ikut bingung sama halnya dengan salsa.
"Mana coba ayah liat" salsa menunjukkan pada suaminya di samping.
Johan memelankan laju mobilnya.
"Vanilla aja, ayah suka vanilla" salsa malah menghela nafas, diantara kedua orang yang ia tanya tak ada yang memberi jawaban sesuai seperti yang ia inginkan."Kenapa ga tiga tiga nya aja sih ma" ucap gina dibelakang di setujui Johan.
"Mama mau nya satu aja" sahut salsa.****
Meski ia tak mendapat bagian bebersih di tempat yang sama seperti kemarin.
Harlan tetap mengunjungi Bu Safiyah, ia kali ini membawa buah tangan pemberian nyak Imah tadi pagi, semalam Harlan bercerita perihal itu dan nyak Imah tentu merasa iba.
Pemberian dari nyak Imah adalah bubur hangat, yang biasanya ia buatkan khusus untuk Harlan saat ia sakit.
Di ruangan sepi itu, Harlan membangkitkan semangat Bu Safiyah, hari ini beliau terlihat lebih baik, Harlan membuat hati Bu Safiyah lebih berwarna.
Sampai mereka juga saking menukar nomor telepon.
Sikap baik dari Harlan tentu dapat meluluhkan siapa saja, walaupun sebenarnya Bu Safiyah di kenal cuek oleh orang orang yang belum mengenalnya cukup dekat.Tapi dengan Harlan ia sangat mudah menunjukkan sikapnya yang lebih baik.
Sebelum berpamitan, Harlan menyempatkan diri mencium tangan wanita itu.
Beberapa pesan Bu Safiyah berikan dan akan Harlan ingat selalu. Pesannya sangat bermanfaat yaitu.
"Meminta maaf itu urusan kita dengan orang yang kita minta maafkan, tapi urusan memaafkan itu urusannya dengan Allah".
Bukan tanpa alasan, mereka berdua sempat bercerita cukup lama, dan di setiap cerita, mereka menemukan hikmat dan pelajaran hidup.Pertemuan hari ini pun berakhir, Harlan awalnya hendak lanjut melatih murut Jiu Jitsu nya.
Namun ia malah mendapat kabar jika ia di berhentikan, dengan alasan tempat latihan bela diri tersebut akan dipindahkan ke luar kota.
Untungnya gajinya selama dua bulan disana di beri, bahkan ditambah dengan bonus.
Harlan tak ambil pusing, hal ini sering terjadi padanya selama 7 tahun hidup di dunia yang nyata ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
langkah
De Todocerita seorang putra yang ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan keluarga yang telah lama tidak menerimanya.