46

1.5K 191 12
                                    

Johan berteriak dan terbangun dari mimpinya yang sangat menyeramkan itu, salsa pun ikut terbangun.

Melihat Johan yang menatapnya dengan penuh derai air mata.
Johan mendekap salsa, yang membalas dekapan hangat itu, ia juga mengelus punggung luas dan tegap milik johan, sebagai penenang.

Salsa tidak bertanya apa yang suaminya mimpikan, ia membiarkan Johan menenangkan dirinya, perlahan nafas memburunya kembali normal kini ia malah terisak.

"Ga papa mas, ga papa ada aku disini" salah satu kata penenang yang berhasil menenangkan sosok Johan yang sedang di Landa ketakutan.

"Di lupain aja ya mimpinya, sekarang kita lanjut istirahat" ucap salsa mengelus wajah Johan, dari matanya salsa yakin Johan benar benar takut akan sesuatu.

Johan mengangguk pelan, walaupun ia tidak lagi tertidur karna takut mimpi yang sama akan menghampirinya.

Hingga mata hari terbit, Johan tidak lagi tertidur sedikitpun.

Ia melihat salsa yang memulai harinya dengan memasak di dapur dengan para ART.

Ketakutan akan mimpi buruknya benar benar terbawa ke dunia nyata, Johan tidak pernah tenang semenjak malam itu, ia sering melamun, dan tidak fokus.
Melihat suaminya yang melamun di meja makan, salsa mengelus lengan suaminya, senyum tipis Johan terlihat.

"Mas, mau pake lauk apa?" Tanya salsa, ia berhasil menyadarkan Johan yang kini terlihat sedikit lebih baik.

"Samain aja kaya kamu" ucap Johan, salsa mengangguk.

"Hari ini ada agenda apa mas?" Tanya salsa, Johan mengangkat pandangannya dan menjawab.

"Aku hari ini ada kunjungan dari kolega bisnis yang dari Amsterdam" salsa memberi ekspresi yang membuat Johan kembali bercerita.

"Iya, yang bulan lalu kita ke sana. Kali ini mereka ke sini" ucap Johan, salsa menepuk tangan.

"Kamu hari ini di rumah aja?" Kini Johan yang bertanya.

"Iya, aku lagi ga sibuk" sahut salsa, Johan mengangguk.
"Mas ada liat asinan Bogor di kulkas ga?" Tanya salsa, Johan menggeleng.

"Ga liat, emang kemana?" Salsa malah menghela nafas.
"Bukan hilang, maksud aku. Mas tau ga ada asinan Bogor dikulkas" Johan menjawab dengan mulut membulat.

"Mas ga tau, kamu bikin? Atau beli?'' tanya Johan, salah satu makan yang menjadi pemersatu mereka adalah makanan khas Indonesia itu.

"Di kasi sama kenalan aku mas, ya udah aku bales kirimin dia satu box kue " sahut salsa.

"Adek mau ga?" Kini tatapan mereka pada gina yang masih mengantuk walau sudah berpakaian rapih.

"Apanya ma?" Johan tertawa melihat Gina yang mengantuk juga tidak fokus.

"Kamu sakit ya dek?" Salsa malah khawatir melihat Gina seperti itu, ia menepuk lengan suaminya yang tertawa.

"Begadang itu dia ma" ucapan Johan benar, ia paham betul jika gina sudah seperti itu pasti ia begadang.

"Jaga kesehatan ya dek, mama ga mau kamu sakit" ucapan salsa melunturkan senyum Johan.

"Adek ayah tunggu di mobil ya, jangan lama" Johan juga berpamitan dengan istrinya, kecupan di dahi dan pipi salsa pun tidak terlupakan.

Setelah mengantarkan gina ke sekolah, kini Johan merasa sangat sepi, jika tadi kehadiran dua wanita terbaik di hidupnya dapat menghibur Johan, tidak dengan saat ia sendiri.

Hatinya yang gelisah tak karuan, membuat ia tak bisa melanjutkan perjalanan ke kantor, ia memutar stir ke arah berlawanan.

Membutuhkan waktu cukup lama ke tempat tujuannya, ia bergumam sepanjang perjalanan, entah apa yang ia ucapkan, kegelisahan terlihat sangat kentara dari wajah nya.

langkah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang