Bab 8

45.6K 3.6K 33
                                    

Mereka yang ada disana heran melihat Kevan yang sedang melotot.

"Lo kenapa, kesurupan? Eh eh adek Lo kesurupan!"teriak Faris takut.

Plak

"Aduh!"

Pipi Faris ditampar Kevan dengan santainya."Gua nggak kesurupan ya! Enak aja kalo ngomong!"Marahnya pada Faris kan dia takut hantu.

"Aduh gampang bener tangan Lo nabokin orang."ujar Faris mengusap pipinya.

"Lah lagian siapa suruh ngomongin itu!"ucap Kevan tanpa rasa bersalah.

"Lagian kenapa Lo melotot gitu?"

"Bukannya dia melototin Axel ya?"ucap Denis tiba tiba.

Mereka semua melihat kearah Denis.

"Kenapa?"Tanyanya bingung.

"Udahlah, gua mau masuk kelas, capek, bang cepetan."Ucap Kevan menarik tangan Kenzi.

"Ya ya jangan ditarik gini dong!"

"Emang iya apa yang Lo ucapin?"tanya Faris pada Denis.

"Emang gua ngucapin apa?"

"Goblok! Lo kan bilang si Kevan melototin Axel."sarkas Faris.

"Ya gua liatnya gitu, dendam kali sama Lo xel, Lo kan dulu nolak ngajarin dia main basket."Ucapnya pada Axel.

Axel hanya diam, dia masih memandang Kevan yang terlihat berbeda.

"Jangan ngajak dia ngomong ,nggak akan dijawab."ucap Faris menatap sinis Axel .

"Ya udah masuk aja."Faris dan Denis merangkul satu sama lain meninggalkan Axel yang sendiri.

Beralih pada Kevan yang sudah diantar oleh Kenzo dan diikuti oleh Kenzo dari belakang.

"Ini kelas Lo."

Kevan melihat disana ada tulisan kelas sebelas IPS.

"Jadi gua IPS?"

"Lah mau pindah?"tanya Kenzo .

"Eh nggak nggak ,nanya aja"ucap sambil cengengesan.

"Ya udah jangan bolos, Lo ingetkan apa kata daddy."

"Iya iya gua inget kok, ya udah gua masuk dulu."

Kenzo dan Kenzi juga pergi dari sana menuju kekelas mereka.

Kevan masuk kekelas, tapi semua orang tidak ada yang menghiraukannya, semua sibuk dengan kesibukan masing-masing,ada yang mencatat pr, main game dan lainnya.

"Gua duduk dimana ni?"

"Ni si Kevan emang nggak ada temen atau begimana ?"

"Van!"

Kevan melihat siapa yang memanggilnya."Lo siapa?"

"Lah, Lo kenapa sakit?"

"Emang gua kenal sama Lo?"

Orang didepannya ini mengecek suhu di dahi Kevan," nggak sakit, Lo kenapa bego, amnesia lo?"

"Iya."Jawab Kevan dengan santai.

"Ha!"

Teriakan laki laki ini membuat semua mata memandang kearah mereka.

"Eh lanjut lanjut."ucapnya pada mereka.

"Gara gara Lo sih!"

"Lah kenapa gua?"

"Gua serius bego! Emangnya Lo amnesia beneran?"

"Iya keknya."

"Emangnya Lo kecelakaan? Nggak ada tuh luka di badan Lo?"

"Nggak kejedot tembok gua."

Dia hanya cengo mendegar alasan Kevan,"ya udah lah terserah Lo, kalo gitu kenalin gua Kevin."

"Lah?"Kevan sedikit terkejut mendengar orang ini bernama Kevin, ia dulu juga bernama Kevin.

"Kenapa?"tanya Kevin dengan heran.

"Nggak, jadi Lo temen gua?"

Kevin membuat wajah sedih,"Lo anggep gua apa selama ini Van ? Lo tega ngelupain gua."ucapnya dengan nada sedih.

Plak

"Aduh! Ngapa Lo nabok gue!"

"Siapa suruh lebay ,gua nanyanya beneran."Kesal Kevan.

"Iya gua temen Lo, dari TK malahan."

"Lah emang iya?"bingung Kevan pasalnya didalam novel Kevan tidak mempunyai teman.

"Ya lah masa gua bohong."

Bunyi bel membuat siswa dan siswi berjalan ketempat duduk masing masing.

"Gua duduk dengan Lo kan?"Tanya Kevan memandang tempat duduk yang sudah banyak duduki.

"Nggak Lo duduk sama dia tuh dibelakang."tunjuk Kevin kearah meja paling belakang.

Kevan bisa melihat ada seorang siswa yang mungkin sedang tidur.

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang