Bab 59

13.6K 924 35
                                    

Kevan berlari dengan cepat, sesekali dia melihat kebelakang takut akan dikejar oleh Varo.

"Ke-napa badan gua tambah panas cok!"

"Sialan! Sakit banget punya gua!"

Kevan melihat kebelakang sekali lagi dan terus berlari hingga dia tidak sadar jika sudah sampai kejalan raya.

Ciiiiiiitttt

"Aaaaa!"Kevan menutup wajahnya saat ada sabuah mobil yang ingin menabraknya.

"Gua udah mati?"Kevan melihat sedikit dan menghela nafas saat dia tidak tertabrak, untung saja pengemudi mobil itu sempat mengerem jika tidak pasti dia sudah kecelakaan dan terluka parah.

Orang yang didampingi mobil keluar dan melihat Kevan

"Kevan! "

"Kak Aca?"

"Astaga! Kevan kenapa Lo ditengah jalan! Untung gua sempet ngerem kalo tabrakan gimana?"

Kevan tidak menjawab tapi dia menatap Aca dengan mata yang sayu.

Pandangannya pada Aca membuat tubuhnya semakin panas, apalagi melihat bibir Aca yang berbicara naik turun.

"Gua nggak tahan"

"Ha? Nggak tahan apa?"Bingung Aca.

"Ka-k bantuin gua, gua sa*ge"

"Ha!"

Kevan memeluk tubuh Aca membuat Aca terkejut.

"Aaaaa! Lepasin ! Lo kenapa Van?"Aca panik saat Kevan ingin menciumnya.

"Nggak mau! Van sadar!"Aca menjauhkan sedikit tubuh Kevan yang ingin mencium bibirnya.

"Ka-k"mata Kevan sudah berkaca-kaca, dia sudah tidak tahan, tapi kenapa Aca malah menolak dirinya.

"Ok ok ,lepasin dulu! Gua bantuin Lo tapi nggak disini! Lo mau diliat orang?"

Kevan menggeleng, benar jika dijalan mungkin akan dilihat sama orang.

Aca menarik tangan Kevan agar masuk kedalam mobilnya, dia memakaikan self belt pada Kevan.

"Tunggu!"

Aca berlari masuk kemobil, saat Aca masuk Kevan memegang tangan Aca dan menciumnya.

"Aaaaa! Jangan Van!"Aca menarik tangannya dengan cepat.

Kevan menutup matanya, dia tidak bisa melakukan apa apa sekarang, rasanya ingin pingsan.

"Gua harus bawa dia kerumah dulu!"Aca melajukan mobilnya, sesekali dia melihat Kevan yang sudah memejamkan matanya dengan nafas yang berat.

Aca bisa melihat tonjolan yang ada di celana Kevan.

"Gua harus nelpon Karina!"

Aca membawakan Kevan kerumahnya, dia memapah Kevan yang sudah tidak sadarkan diri.

Untung saja dirumahnya ini tidak ada orang karena ibu dan ayahnya pergi bekerja, para pekerja dirumahnya juga akan pulang setelah mengerjakan pekerjaan mereka.

Aca meletakkan Kevan ke kamar miliknya, dia bisa melihat Kevan yang tengah memejamkan mata tapi tidak dengan tubuhnya yang terus bergerak dan bibirnya yang meracau tidak jelas.

"Gua tahu! Gua harus Kasi tahu Karina supaya dia nelpon Axel  dan disuruh kesini!"

"Habis itu kita bisa liat Kevan sama Axel main berdua dan rekam lagi! "

"Aaaaa nggak sabar! "

Aca mengeluarkan handphonenya dan menelepon Karina.

"Apa ege! Gua sibuk ini! Lagi nyari Kevan! Dia hilang! Daddy gua udah mau lapor polisi tu karena Kevan nggak pulang pulang, padahal kemaren kan masih sama Kaesar iya kan?"

"Diem dulu napa! Gua mau kasi tahu Lo ini ! Penting banget!"

"Apa? Cepetan gua nggak ada waktu!"

"Kevan sama gua sekarang."

"Ha? Yang bener Lo?"

"Iya ! Makanya itu gua nelponin Lo suruh kesini! Tapi sebelum itu Lo harus nelponin Axel dulu!"

"Lah emangnya kenapa harus nelponin Axel sih?"

"Gini gua kasi tahu! Gua tadi habis....."

Aca menceritakan kejadiannya secara detail pertemuannya dengan Kevan.

Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Aca Karina memekik  senang.

"Aaaaa kita bisa nontonin Kevan lagi! Bahkan lebih deket!"

"Iya! Cepetan teleponin Axel! Suruh dia kerumah gua! Pokoknya Lo harus bisa buat Axel mau kerumah gua! Apapun caranya! Lo ngertikan?"

"Iya iya ! Gua kasi tahu dia dulu!"Karina menutup telponnya dengan cepat tak sabar akan menyaksikan untuk kedua kalinya Kevan harus dibobol sama para haremnya.

"Gua harus nyiapin kamera!" Aca bergegas menyiapkan kamera diseluruh sudut kamarnya.

(Lama nggak update 😭😭

Maafkan diriku ini karena dilanda pekerjaan.😅😅

Tapi diusahakan biar cepet selesai biar updatenya banyak banyak!

Terimakasih juga 500 ribunya 😭😭😭

Sayang kalian banyak banyak 😍😘😘😘)

Transmigrasi : Gua bukan Gay (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang